Bab -56-

34.2K 4.1K 271
                                    

"Ada atau tidak adanya ikatan darah, Anjani tetap puteriku. Tak akan aku biarkan orang lain termasuk Ayah biologisnya mengambil dia dariku."
-Faisal Khasan-

"Kau tak bisa mengambil Anjani dariku karena dia adalah Puteriku!"

"Aku akan membunuh mu jika perlu agar Puteriku tetap bersamaku!"

"Aku Ayah Anjani! Kau bukan siapa-siapa nya! Bukan kau yang ada saat kelahirannya, bukan kau yang memberi nama padanya, bukan kau yang mendengarnya pertama kali mengucap satu kata, bukan kau yang dipanggil Ayah saat dia merasa sedih, bukan kau juga yang melindungi dan merawatnya! Aku yang melakukan semua itu, dia menganggap aku Ayah!"

Di balik kemarahan dan teriakan itu, Faisal meneteskan air mata saat ingat saat puterinya masih dalam kandungan hingga tumbuh besar seperti sekarang. Semua kenangan itu membuat ia tak mampu mengendalikan dirinya saat ada pria lain yang ingin menggantikan posisinya sebagai ayah di hidup puteri kecilnya.

Levron dan Binar tahu jika Faisal sedang marah dan melampiaskan amarahnya pada Arman namun jika terus dibiarkan maka Arman bisa meninggal karena Arman pun hanya diam dan tak melawan. Levron berusaha mendorong Faisal dari Arman, sedangkan Binar menggenggam kuat tangan suaminya.

"Berhenti, Faisal. Kendalikan emosimu, semua belum terbukti kebenarannya. Aku mengerti perasaanmu saat ini, tapi sekarang bukan waktunya bertengkar, kita harus memikirkan kondisi Anjani."

Mendengar ucapan Binar membuat Faisal kembali tersadar bahwa Anjani lebih membutuhkannya dari pada bajingan ini. Ia pun langsung menarik tangan Septhi ke arah ruang donor, yang lain pun mengikuti dari belakang. Septhi yang tahu kemana Faisal akan membawanya merasa cemas namun tak bisa menolak atau Faisal akan curiga.

"Suster, cepat tes darah perempuan ini dengan Puteriku."

Panggilan Faisal untuk dirinya membuat Septhi tahu jika Faisal terpengaruh atas ucapan Arman, Faisal juga marah padanya. Ia berada dalam kondisi sulit dan terpaksa membiarkan suster menyuntiknya atau ia akan mati di tangan Faisal jika kebohongannya terbongkar. Faisal tak keluar dari ruang donor dan menunggu hasilnya langsung dengan menunggu di ruang donor, karena ia ingin tahu hasilnya secepatnya.

"Faisal, percuma kau menunggu hasilnya, itu akan memperlama waktu, hanya Arman yang memiliki darah ....

"Cukup, Levron! Kau sudah cukup membuat suasana menjadi ribut dengan membawa Bajingan itu ke sini! Aku menghargaimu karena kau adalah Ibu dari Puteriku, Liya. Namun aku tak segan-segan menyakitinya jika kau berusaha membantu Bajingan ini mengambil Puteriku yang lain dariku."

Faisal langsung memotong ucapan Levron dengan nada mengancam dan tatapan membunuh. Levron yang sebenarnya memiliki niat baik untuk memberitahukan kebenaran langsung dibuat terdiam karena tak menyangka Faisal malah salah paham pada niat baiknya. Sedangkan Binar memutuskan untuk diam dan melihat sebentar lagi kebenarannya karena ia tak tahu apapun tentang hal ini.

"Maaf, tapi darah Nyonya Septhi berbeda dengan darah Pasien."

"Tidak mungkin! Kau pasti salah melakukan tes! Lakukan tes sekali lagi, aku adalah Ibunya, mana mungkin darahku tak cocok dengan Puteriku?!"

Septhi langsung diserang kepanikan saat mendengar ucapan suster tersebut. Ia langsung berteriak dan memaksa agar suster kembali menyuntiknya namun suster itu tak menyetujuinya.

"Maaf, Nyonya Septhi, hasil tes tak mungkin salah, percuma berulang kali melakukan tes darah karena hasilnya akan tetap sama."

Untuk menelan ludah saja rasanya sangat sulit bagi Septhi ketika Faisal menatapnya dengan tatapan penuh emosi lalu menampar pipinya dengan sangat keras. Kali ini semua orang memutuskan diam karena menganggap itu adalah hukuman yang pantas untuk Septhi. Ini bukan lagi kebohongan, melainkan kejahatan dengan menipu Faisal bahwa Anjani adalah puterinya, menipu Anjani bahwa Faisal adalah Ayahnya, dan menipu semua orang akan status darah antara Anjani dan Faisal.

"Perempuan murahan! Berapa pria yang kau tiduri selama aku tidak di rumah?!"

"Dari sekian banyak benih yang kuberikan padamu, kenapa benih Bajingan itu yang menghasilkan Puteriku?!"

"Bagaimana bisa kau melakukan kelicikan seperti ini? Kau bukan saja menyakitiku, tapi menyakiti Puteriku."

"Aku akui jika awalnya aku tak terlalu mempedulikan Anjani karena dia anak perempuan, namun sekarang aku menyadari bahwa aku sangat menyayangi Anjani, tapi kenapa semua ini harus terbongkar sekarang?!"

Faisal menjambak rambut Septhi dengan sangat kuat hingga Septhi merintih kesakitan dan terus memohon maaf pada Faisal dengan berurai air mata namun Faisal yang sudah kehilangan rasa kasihan nya karena kebohongan ini, tak lagi memperdulikan permohonan maaf Septhi.

Arman yang tadinya diam karena merasa ini adalah masalah keluarga mereka, akhirnya maju untuk menolong Septhi karena merasa kasihan melihat kondisi Septhi.

"Lepaskan, Faisal! Kau telah melakukan KDRT pada Septhi, kau sendiri pun tahu ini adalah kejahatan!"

Faisal memang melepaskan Septhi setelah mendengar ucapan Arman namun ia tak berhenti sampai di situ, ia malah kembali memukuli Arman dan memperkeruh keadaan.

"Aku ikhlas jika dipenjara karena membunuh kalian berdua!"

Levron dan Binar mencoba kembali memisahkan Faisal dengan Arman namun kali ini tak berhasil karena Faisal tak mau mengerti ucapan siapa pun dan memilih mengikuti emosinya. Faisal tak mau ada ayah lain dalam hidup Anjani, hanya dia yang boleh menjadi ayah Anjani. Ia iri pada Arman yang memiliki hubungan darah dengan puterinya, ia tak suka mengetahui fakta bahwa ia tak bisa berbuat apapun untuk menolong puterinya yang sedang sakit, tapi Arman bisa menolong Anjani. Ia ingin menjadi pahlawan satu-satunya yang dibanggakan puterinya, ia ingin menjadi satu-satunya pria yang akan menjadi tempat puterinya bermain, menghabiskan masa kecilnya, masa remajanya, hingga memberikan tanggung jawab melindungi dan mencintai puterinya pada suami puterinya kelak. Ia tak mau Arman mengambil semua haknya itu.

Kondisi Arman semakin memburuk dengan wajah lebam dan berdarah, Arman hampir saja mati kalau saja dokter tak datang dan memberitahukan kondisi Anjani saat ini.

"Tuan Faisal, hentikan semua ini, kondisi Anjani semakin memburuk, tubuhnya menjadi pucat karena kekurangan darah, jika tak segera dilakukan donor darah maka nyawa Anjani taruhannya."

Sontak Faisal melepaskan Arman begitu saja dan menatap syok ke arah dokter. Tubuhnya seketika lemas dan tak berdaya, ia kembali meneteskan air mata dan menangis saat merasa putus asa pada keadaan. Arman yang sudah sekarat mencoba bicara dan membujuk Faisal.

"Berikan aku izin untuk ... mendonorkan darahku pada Anjani, aku janji aku akan pergi setelah tugasku selesai, aku hanya ingin berguna sekali saja untuk Anjani. Selamanya Anjani akan .... menjadi Puterimu karena aku tak pantas menjadi Ayahnya."

"Sekarang bukan waktunya memikirkan ego sendiri, Faisal. Jika memang ini satu-satunya jalan, kau harus menerima Arman mendonorkan darahnya kepada Anjani. Demi kebaikan Anjani."

Binar ikut mencoba meyakinkan Faisal karena mereka tak punya banyak waktu untuk pendonor lain. Faisal tampak termenung, ia sebenarnya tak mau menyetujui hal ini karena tak ingin Arman semakin dekat dengan puterinya namun ia tak punya pilihan lain dan terpaksa mengangguk, sebelum itu ia memberikan syarat.

"Kau hanya akan mendonorkan darah pada Anjani setelah aku membayarmu sehingga kau tidak lebih dari pendonor darah yang dibayar."

Air mata menetes di pipi Arman saat mendengar syarat tersebut karena ia sebenarnya tak butuh uang, ia tulus melakukannya untuk puterinya, namun ia pun terpaksa setuju agar transfusi darah bisa segera dilakukan.

"Aku setuju."

Semua orang pikir pertengkaran ini sudah selesai, namun saat melihat Faisal berjalan ke arah Septhi dengan tatapan penuh emosi dan tangan mengepal membuat suasana kembali menegang. Septhi spontan mundur karena takut disakiti oleh Faisal, namun saat punggungnya menyentuh dinding, ia tak bisa mundur lagi dan kini berhadapan dengan Faisal.

"Faisal, aku bisa jelaskan semuanya, ini ....

"Aku ceraikan kau, Septhi."

[][][][][][][][][][][][][][][][][]

Tangerang, 28 November 2021

Istri TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang