Bab -26-

47.5K 4K 183
                                    

"Ada batas untuk setiap hal, saat batas itu dilanggar, maka orang tersebut harus dihukum."
-Binar Swastika-

Hai Pembaca!

Ini pertama kalinya aku menyapa pembaca di lapak 'Istri Terakhir'

Karena banyak yang minta lanjut makanya aku update.

Aku mau tanya beberapa hal ke pembaca, tolong dijawab ya.
1. Tokoh Istri Terakhir yang paling kalian suka?
2. Tokoh Istri Terakhir yang paling kalian tidak suka?
3. Adegan dalam Istri Terakhir yang paling kalian suka?
4. Adegan dalam Istri Terakhir yang paling kalian benci?
5. Kasih kata-kata dukungan buat aku dong, aku lagi down hari ini.

ADA TARGET UNTUK UPDATE YA, 350 VOTE + 100 KOMEN, KALAU SUDAH TERPENUHI AKU LANGSUNG UPDATE.

Tolong jangan jadi silent readers karena aku lebih suka dengan pembaca yang aktif memberikan dukungan seperti vote dan komen.

Salam hangat
Ashella_123
_____________________________

Setelah pulang dari pengadilan, Faisal langsung membawa Binar masuk ke dalam kamar namun anehnya Faisal juga memanggil Elis. Sedangkan Septhi dan Shinta hanya bisa menatap kasihan pada Binar lalu masuk ke kamar masing-masing, mereka ingin membantu Binar namun mereka tak punya keberanian untuk melakukan itu.

"Hari ini kau akan mendapat hukuman yang pasti selalu ingat."

"Apa yang ingin kau lakukan, Faisal? Kenapa kau memanggil Elis?"

Bukannya membalas pertanyaan Binar, Faisal malah tertawa sambil meminum vodka langsung dari botolnya. Sedangkan Binar merasa Faisal akan melakukan sesuatu yang gila. Suara ketukan pintu membuat keduanya menoleh ke arah pintu.

"Masuk saja, Elis."

Elis masuk ke dalam kamar sesuai dengan perintah dari Faisal. Sedangkan Binar hendak menghampiri Elis namun Faisal lebih dulu menghampiri Elis. Kepala Elis menunduk ketakutan saat Faisal mengusap pipinya.

Binar melotot tak percaya pada apa yang ia lihat. Faisal mencoba menyentuh Elis padahal suaminya itu tahu jika Elis tak menginginkan sentuhan itu, terbukti dari penolakan halus dari Elis dan cara Elis menurunkan tangan Faisal dari pipinya.

"Kau cantik sekali, Elis."

"Jangan lakukan ini, Tuan."

"Kenapa? Aku bisa memberikan apapun padamu asalkan kau siap menemaniku malam ini."

"Tuan, saya tidak mau. Saya mohon jangan."

Elis mulai menangis saat Faisal mendekatkan wajahnya dan hendak mengecup leher Elis. Elis menatap ke arah Binar dengan mata berkaca-kaca, meminta bantuan lewat tatapan mata karena ia tak punya kuasa untuk menolak Faisal, terlebih ada hutang yang harus Elis bayar pada Faisal setelah meminjam uang dengan jumlah yang cukup banyak untuk operasi adiknya yang baru saja mengalami kecelakaan.

"Faisal, berhenti!"

Binar langsung menggerakkan kursi rodanya dan sekuat tenaga mendorong Faisal untuk menjauh dari tubuh Elis. Tubuh Elis bergetar hebat dan berusaha berlindung di belakang Binar. Sedangkan Faisal malah tersenyum mesum dengan tatapan menggoda ke Elis.

Binar tahu jika suaminya adalah pria yang mesum dengan nafsu tinggi tapi ia tak menyangka jika Faisal akan melakukan hal serendah ini dengan memaksa Elis berhubungan badan dengannya padahal sudah jelas Elis menolak hal itu.

"Kenapa, Binar? Kau cemburu melihat aku menyentuh Elis?"

"Aku akan jadi perempuan terbodoh di Dunia ini jika cemburu pada pria tukang selingkuh sepertimu. Kau bebas menyentuh perempuan mana pun asalkan perempuan itu bersedia disentuh. Jangan pernah memaksakan kehendakmu pada Elis."

Istri TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang