Bab -65-

37.8K 4.2K 330
                                    

"Pertama kali aku percaya pada seseorang melebihi aku percaya pada diri sendiri, tapi untuk pertama kalinya juga aku dikecewakan oleh kepercayaan tersebut."
-Faisal Khasan-

TARGET: 500 PENGIKUT INSTAGRAM!

Hai, aku buat instagram khusus wattpad, username: wattpadashella_123, follow akun IG aku agar memenuhi target.


..........................

Berlin dan Lefi sudah memutuskan untuk menginap dulu di hotel untuk malam ini. Lefi sedang sibuk menelepon layanan hotel untuk memesan makanan sedangkan Berlin sedang menatap layar ponselnya yang terus menampilkan nama Faisal yang memanggil nomornya. Ia ragu untuk menjawab namun jika tak dijawab maka Faisal akan mencarinya, sedangkan ia tak siap bertemu Faisal yang mungkin akan menanyakan apakah Septhi berkata jujur atau bohong. Alhasil, Berlin mengangkat panggilan dari suaminya.

"Halo."

"Dari tadi aku meneleponmu, namun tak kunjung kau angkat. Kau sedang dimana? Ini sudah malam namun kau belum pulang, aku menelepon orang tuamu tapi tak diangkat."

"Aku sedang bersama Lefi, kami tadi sedang jalan-jalan namun tiba-tiba hujan sehingga memutuskan menginap di hotel."

"Kenapa tidak minta izin padaku? Dimana hotel kau menginap? Aku akan menyusul ke sana."

"Jangan ke sini, Faisal."

"Kenapa?"

Berlin menjauhkan ponsel tersebut dari nya lalu menghela nafas dengan kasar, berusaha menekan rasa bersalahnya karena terus berbohong pada Faisal. Baru akhirnya ia mendekatkan lagi ponsel tersebut ke telinganya dan kembali bersuara.

"Saat ini Lefi dan aku sedang butuh waktu berdua, kami jarang sekali menghabiskan waktu berdua saja semenjak aku menikah, maka dari itu aku melarangmu datang. Aku harap kau mengerti."

"Kau yakin, Binar? Aku khawatir dengan keadaanmu. Tapi kau baik-baik saja kan?"

"Aku yakin, Faisal. Lagi pula aku sedang bersama Adikku sendiri. Apa yang perlu kau khawatirkan?"

"Baiklah, jaga dirimu baik-baik. Hubungi aku jika kau membutuhkan diriku."

"Iya, selamat malam, Faisal."

Sambungan panggilan langsung dimatikan oleh Berlin, tanpa menunggu Faisal membalas ucapan selamat malamnya. Suara ketukan pintu hotel membuat ia menoleh ke arah pintu, hendak berteriak memanggil adiknya untuk membuka pintu karena mungkin itu adalah layanan hotel namun saat mendengar suara air mengalir, ia tak jadi memanggil adiknya karena adiknya sedang mandi. Berlin akhirnya memutuskan berjalan ke arah pintu, ia tak memakai kursi roda karena merasa tak perlu bersandiwara di sini, di tempat ini tak ada yang mengenali nya kecuali Lefi.

Ia menarik knop pintu ke bawah hingga pintu terbuka, lalu pandangannya langsung tertuju pada pria yang berdiri di depan pintu. Alangkah terkejutnya ia saat melihat Faisal berdiri di hadapannya, bukan petugas hotel. Tubuhnya langsung mematu, lalu teringat bahwa ia tak memakai kursi roda, terlebih saat tatapan Faisal tertuju pada kakinya yang kini berdiri di atas lantai seakan membuktikan kebohongannya selama ini.

Istri TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang