Bab -24-

44.5K 3.4K 5
                                    

Terkadang orang yang kau anggap musuh bisa saja menjadi temanmu
Dunia ini penuh teka-teki yang sulit dimengerti
-Levronka Messya-

"Pria sialan! Kau pasti sudah dibayar oleh Faisal kan?! Berapa Faisal membayarmu sampai kau berani melakukan hal itu?!"

Levron berhasil memukul pipi Ferhat dan berakhir dengan sidang berhenti sejenak untuk istirahat agar kedua belah pihak bisa saling menenangkan diri masing-masing karena kondisi di pengadilan sudah tak terkendali. Sebelum keluar dari ruang pengadilan, Faisal memberikan senyum miring yang mengejek keadaan Levron yang sangat kacau saat ini.

Jika pihak Faisal kecuali Binar memutuskan makan siang di kantin dekat pengadilan. Maka pihak Levron tak bisa bersikap setenang itu karena pihak Levron terancam akan kalah. Binar yang masih berada di ruang sidang melihat sendiri bagaimana hancurnya Levron, perempuan itu menangis pilu karena sedih dengan apa yang terjadi, pengacara pun berusaha menenangkan Levron.

"Tenang, Levron. Saya akan berusaha sekuat mungkin untuk membuatmu mendapat hak asuh Liya. Tapi jaga sikapmu, Hakim akan menilai sikapmu di pengadilan sebelum memutuskan siapa yang mendapat hak asuh Liya."

"Bagaimana aku bisa tenang saat Faisal, Si Bajingan itu telah memutar balik semua fakta yang ada dengan uang dan kekuasaannya? Aku akan kehilangan Liya, Puteriku. Hidupku tak berguna lagi jika aku tak bisa bersama Puteriku. Faisal pasti tak akan memperbolehkan aku menemui Liya jika Faisal yang mendapat hak asuh Liya. Lebih baik aku mati saja."

"Jangan katakan itu, Levron."

Binar spontan bicara untuk menasehati Levron saat mendengar niat buruk perempuan itu. Ucapannya menarik perhatian Levron dan pengacaranya, pengacara tersebut merasa aneh karena istri keempat Faisal malah bersikap baik pada Levron. Binar menggerakkan kursi rodanya menghampiri Levron.

"Kau pun akan melakukan hal yang sama seperti Septhi kan? Kau akan membuatku menjadi pihak yang bersalah."

"Sedari kecil, aku diajarkan untuk berkata jujur, aku akan mengatakan apa yang sebenarnya terjadi antara kau dan Faisal di depan Hakim."

Seakan mendapat secercah harapan dari ucapan Binar, Levron langsung berhenti menangis dan menatap senang ke arah Binar, begitu pun pengacara Levron. Namun raut wajah senang di wajah Levron langsung berubah saat teringat satu hal.

"Lalu bagaimana dengan Faisal? Aku yakin dia akan menyakitimu saat kau mengungkap yang sebenarnya terjadi."

"Aku tidak masalah akan hal itu. Dari awal pernikahanku dan Faisal, dia memang sudah menyakitiku. Yang terpenting Liya hidup dengan bahagia bersama Ibunya."

Binar yang selama ini menjadi saksi bisu bagaimana Liya yang menangis setiap saat memanggil nama Levron karena ingin bertemu mamanya, tak mungkin bisa melakukan kejahatan dengan mengucap dusta di pengadilan dan memisahkan ibu dengan puterinya. Ia akan menjadi seorang ibu, jika ia di posisi Levron, ia pasti akan sama hancurnya dengan Levron.

"Terima kasih, Binar. Maaf atas semua perlakuan buruk ku padamu selama ini, aku tak menyangka kau akan bersikap sebaik ini padaku."

Levron langsung memeluk Binar dengan lembut dan mengucap terima kasih dengan tulus dari hatinya. Ada penyesalan dan rasa malu pada sir Levron karena Binar yang selama ini ia perlakukan dengan buruk akan membantunya. Jika bisa mengulang waktu maka Levron akan bersikap baik pada Binar untuk menebus kebaikan perempuan itu.

"Sama-sama. Tapi tolong bersikap seakan hubungan kita belum membaik saat pengadilan kembali dimulai, aku tak mau Faisal curiga dan rencana kita gagal."

"Baik, Binar."

[][][][][][][][][][][][][][][][][][][]

Tangerang, 27 September 2021

Istri TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang