Bab -47-

38.1K 4.1K 83
                                    

"Seseorang tak akan sadar dirinya jatuh cinta namun perilakunya menunjukkan demikian."
-Faisal Khasan-

TARGET: 1,5 ATAU 1500 VOTE.
....................

Entah apa yang terjadi pada Faisal hingga membangunkan Binar dengan paksa di pagi hari hanya untuk ikut ke perusahaannya. Jelas Binar menolak dan memunculkan pertengkaran di antara keduanya.

"Binar, ayo bangun. Kau harus ikut aku ke perusahaan."

"Berhenti, Faisal. Aku tidak mau."

Binar yang masih mengantuk langsung menutupi wajahnya dengan selimut dan berharap Faisal tak mengganggunya lagi. Namun pria itu tak menyerah dan menggoyangkan tubuhnya dengan pelan, hal itu mengganggu tidurnya.

"Aku ingin kau berada di dekatku selama seharian penuh."

"Jangan aneh-aneh, Faisal. Buat apa aku berada di perusahaanmu?"

Binar menurunkan selimutnya dan terpaksa membuka matanya lalu duduk dan menatap kesal ke arah Faisal. Anehnya Faisal malah tersenyum dan langsung mengambil sebuah tas belanja yang membuat Binar jadi bingung saat tas itu diberikan kepadanya.

"Apa ini?"

"Ada gaun, tas, sepatu, dan perhiasaan yang baru aku beli untukmu. Kau akan memakai itu saat ke perusahaan. Cepat bersiap-siap."

"Faisal, aku bilang aku tak mau ikut. Aku akan bingung di sana, tak tahu mau melakukan apa."

"Kenapa harus bingung? Kau akan menemani aku bekerja. Ini bukan sepenuhnya keinginanku, sepertinya anakku kembali menginginkan sesuatu yaitu aku di dekatmu."

Ingin rasanya Binar berteriak penuh emosi ke arah Faisal karena telah mengganggunya namun ia urungkan niat tersebut saat mendengar ini keinginan bayinya. Ia pun terpaksa bangun dan naik ke kursi roda lalu masuk ke kamar mandi sambil membawa tas belanja itu.

"Aku tunggu kau di meja makan."

Binar tak menjawab dan menutup pintu dengan keras. Namun bukannya tersinggung, Faisal malah tertawa lalu keluar dari kamar.

[][][][][][][][][][][][][][][]

Binar terdiam di depan cermin sambil menatap pantulan dirinya yang saat ini memakai pemberian Faisal, ia akui jika selera Faisal perlahan berubah dan mirip dengan selera nya. Dulu Faisal suka perempuan yang berpakaian glamor sehingga membelikannya barang-barang mewah. Tapi sekarang, Faisal memberikannya gaun, tas, sepatu, dan lain-lain dengan motif yang lebih sederhana dan terlihat manis, walaupun ia tahu harganya tetap mahal.

Ia pun berniat merias diri terlebih dahulu agar wajahnya tidak terlihat kusam di depan pegawai kantor Faisal, ia ingat terakhir datang ke sana beberapa bulan lalu dan semua pegawai perempuan di sana terlihat sangat cantik, berpakaian modis, merias diri dengan baik. Ia tak mau kalah dengan perempuan-perempuan itu. Suara ketukan pintu membuat ia menoleh ke pintu dan bertanya.

Tuk, tuk.

"Siapa?"

"Ini saya Elis, Nona."

"Masuk saja, Elis. Pintunya tidak aku kunci."

Setelah mendapat persetujuan, Elis masuk ke dalam kamar dan melihat majikannya sedang berdandan.

"Ada apa, Elis?"

"Tuan Faisal menyuruh saya mengambil tas kerjanya."

"Ada di meja kerjanya, ambil saja."

"Baik, Nona."

Elis berjalan ke arah meja dan mengambil tas tersebut namun ia tak langsung keluar dan malah terdiam di tempat sambil menatap majikannya. Binar yang menyadari hal itu berhenti berdandan dan balas menatap pelayannya.

"Kenapa kau menatapku seperti itu?"

"Nona Binar bisa berjalan?"

"Iya. Dengarkan aku, Elis. Hal ini hanya boleh diketahui oleh kau dan aku, tidak boleh ada yang tahu selain kita, mengerti?"

"Tapi kenapa? Bukankah ini berita yang membahagiakan bagi semua orang?"

"Tidak akan ada yang bahagia dengan berita ini. Jangan banyak bicara dan keluar dari kamarku."

"Baik, Nona."

Elis yang menyadari nada bicara majikannya berubah jadi lebih pelan dan tatapannya jadi sendu akhirnya memutuskan tak bertanya lagi lalu patuh dengan perintah majikannya. Binar menatap dirinya kembali di cermin lalu berkata pada dirinya sendiri.

"Jika saja mereka bahagia dengan kehadiran dan kehidupanku, maka aku tak akan menjadi Saudariku."

[][][][][][][][][][][][][][][][][][][]

Ada yang berbeda kali ini dengan para pegawai perempuan di perusahaan Faisal. Penampilan mereka berubah drastis, dari yang berpakaian seksi, dengan gaun ketat, pendek, dan belahan dada yang rendah, sekarang menjadi tertutup. Rata-rata memakai rok span di bawah lutut dan kemeja berlengan. Bahkan tak ada yang berdandan menor, semuanya berdandan natural seperti dirinya saat ini. Jauh dari kata glamor dan terlihat lebih sederhana.

Sepanjang jalan menuju ruangan Faisal, Binar hanya bisa dibuat melongo dengan perubahan ini. Sesampainya di dalam ruang kerja Faisal, ia langsung bertanya pada suaminya itu.

"Apa yang terjadi? Kenapa penampilan para pegawai perempuanmu berubah?"

"Karena aku membuat peraturan baru."

Faisal menunjuk ke arah dinding belakang kursi, Binar pun membaca tulisan yang ada di dinding tersebut dengan ekspresi terkejut. Isi tulisan itu adalah 'Dilarang berpakaian seksi, harus berpakaian sopan dan rapi, tidak boleh memakai riasan yang berlebihan, harus natural, dan dilarang pakai perhiasaan yang mewah. Harus sederhana.'

"Kenapa kau membuat peraturan itu?"

"Agar kau tak cemburu."

Faisal tersenyum genit ke arah Binar sedangkan Elis mencoba menahan tawa setelah mendengar jawaban Faisal. Binar yang merasa malu karena ada Elis langsung memukul lengan Faisal namun pelan.

"Jangan mengarang, aku tidak pernah cemburu padamu."

"Bilang saja kau malu mengatakannya."

"Faisal, berhenti menggodaku."

Ucapan Faisal membuat pipi Binar merona hingga ia harus mengalihkan pandangannya ke arah lain agar Faisal tak melihatnya.

"Baiklah, sekarang duduk dengan tenang di samping ku agar aku bisa menyelesaikan pekerjaanku dengan cepat dan kita bisa pulang secepat mungkin."

"Aku tidak mengganggumu, silahkan bekerja."

Faisal tak membalas ucapan Binar dan malah mencium pipi Binar di hadapan Elis yang langsung berbalik badan karena tahu itu privasi majikannya. Binar pun syok dengan hal itu namun anehnya ia hanya diam lalu memegang pipinya yang mungkin sudah semerah tomat akibat kelakuan Faisal.

[][][][][][][][][][][][][][][][][][][][]

Tangerang, 04 November 2021

Istri TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang