Seburuk apapun seorang Ibu
Namun saat ada yang hendak mengambil puterinya
Maka Ibu tersebut akan memperjuangkan puterinya walau nyawa taruhannya
-Binar Swastika-Levron tak berhenti memohon walaupun mendapat penolakan dari Faisal, ia bahkan sudah tak mempedulikan harga dirinya karena yang ada di pikirannya saat ini adalah tidak diceraikan Faisal.
Sedangkan Binar langsung terdiam mematung dengan tatapan tak percaya setelah mengetahui apa yang terjadi. Sekarang ia tahu siapa perempuan modis nan cantik di samping Faisal, pasti itu adalah calon istri Faisal yang baru, tapi entah kenapa wajah itu tidak asing baginya, seperti pernah bertemu di suatu tempat namun ia tak bisa mengingat.
"Dia Harini, sekretaris Faisal, dia sudah berulang kali menggoda Faisal dan menjadi selingkuhan nya, kandidat teratas untuk menjadi istri baru Faisal dan sekarang dia berhasil menjebak Faisal."
Binar menoleh ke arah Shinta yang berada di sampingnya, sepertinya Shinta mengetahui bahwa otaknya sedang bertanya-tanya tentang siapa perempuan di samping Faisal. Pertama kalinya ia melihat Shinta menangis, begitu pun dengan Levron dan Septhi. Ia pikir semua istri Faisal tak bisa menangis karena tak punya hati namun ia tahu sekarang bahwa dirinya salah, sejahat apapun seseorang saat disakiti pasti akan menangis.
"Ini adalah akhir dari Levron."
"Tapi bukankah kata kalian jika mempunyai anak maka posisi sebagai Istri Faisal aman?"
"Kami salah, nyatanya Faisal mematahkan pemikiran itu. Anak tidak akan mengubah sifat tak setia Faisal."
Septhi menjawab pertanyaannya lalu menatapnya dengan raut wajah malu, mungkin karena dulu mengagungkan seorang anak agar bisa tetap menjadi istri Faisal. Setelahnya kamu kembali fokus ke arah Levron.
"Faisal, ingat ada Liya, Puteri kita masih berumur empat, kasihan dia jika harus hidup dengan keluarga yang tak lengkap."
"Tolong kasihani aku, Faisal."
"Aku tak bisa hidup tanpamu."
Bukannya merasa kasihan, Faisal malah menendang Levron hingga menjauh dari kakinya lalu melempar sebuah kertas yang merupakan surat cerai ke arah Levron.
"Tanda tangan secepatnya di surat cerai kita, aku sudah bosan denganmu!"
"Kalau kau nekat menceraikanku, maka aku tak akan membiarkan kau menemui Liya!"
Setelah mengancam Faisal, Levron buru-buru berdiri dan berlari ke arah kamar. Semua orang tahu apa yang ada dalam otak Levron saat ini. Mereka pun langsung menyusul Levron dan benar saja menemukan Levron sedang mengemasi pakaiannya ke koper dengan satu tangan karena satu tangan lainnya menggendong Liya yang tampak menangis saat melihat mamanya menangis.
"Ma .... Mama."
Binar yang melihat hal ini saja sudah merasa kasihan dan sedih, bahkan tak tahan melihat kesedihan Levron dan Liya. Namun suaminya tetap berhati batu dan merebut Liya dari Levron dengan kasar tanpa peduli tangisan Liya semakin tinggi.
"Berikan Liya padaku, Levron! Hak asuh Liya akan jatuh pada tanganku!"
"Tidak akan aku berikan Puteriku pada Bajingan sepertimu! Aku Mamanya! Dia akan bersamaku apapun yang terjadi!"
Seburuk apapun seorang ibu, namun ketika puterinya hendak dijauhkan darinya, pasti ibu itu akan memperjuangkan puterinya sekuat tenaga bahkan mempertaruhkan nyawa. Itulah yang Levron lakukan saat ini. Levron tak peduli lagi pada rasa hormat dan takut pada Faisal, bahkan ia berani menghina Faisal karena percuma menghormati pria yang akan menceraikannya dan bersikap egois dengan mengambil puterinya. Jika perempuan lain di posisi Levron pasti akan melakukan hal yang sama.
"Berani sekali kau menghina ku, Levron?! Dasar perempuan murahan!"
Faisal dengan tega menendang perut Levron hingga Levron terjatuh dan pelukan pada Liya terlepas. Faisal dengan cepat menangkap Liya lalu memberikannya pada Binar.
"Jaga Liya sebentar."
Binar yang masih syok dengan apa yang terjadi langsung menerima Liya dan memeluk erat balita tersebut, berusaha menenangkannya dengan lembut dan penuh kasih sayang.
Namun saat mendengar suara rintihan kesakitan dari Levron membuat Binar sadar bahwa ia salah telah menerima Liya, saat ia menoleh ke arah Levron, perempuan itu sudah diseret oleh Faisal keluar dari rumah dengan cara tak manusiawi. Tak ada yang berani bicara untuk menghentikan Faisal karena takut pada Faisal. Di saat semua orang sedih Levron diperlakukan seperti itu, Harini malah tersenyum senang, mungkin karena berhasil menggeser posisi Levron setelah menjual tubuh pada Faisal.
Binar langsung menggerakkan kursi rodanya dengan cepat untuk menyusul Faisal, hingga akhirnya ia sampai di teras, Faisal sudah mendorong Levron ke aspal dan melempar koper yang sempat dikemasi oleh Levron.
"Faisal, kenapa kau sejahat ini padaku? Apa salahku? Aku tak pernah menyakitimu, aku selalu berusaha jadi Istri yang baik untukmu, aku pun sudah memberikan anak padamu, tapi kenapa kau tetap mencampakkanku?"
"Karena aku suka berganti perempuan, bagiku kau sudah tak berguna karena tak menarik lagi, Harini yang lebih menarik akan menggantikan posisi mu. Pergi dari rumah ini dan tunggu panggilan dari pengadilan untuk sidang cerai kita!"
"Tunggu, Levron!"
Sebelum Levron pergi dari rumah ini, Binar berteriak mencegahnya dan hendak memberikan Liya pada Levron namun Harini malah mengambil Liya dari tangannya dengan senyum licik. Levron pun semakin sedih melihat harapannya memiliki puterinya sendiri sudah pupus. Sedangkan Binar langsung mendapat tatapan tajam dari Faisal. Belum sempat Binar menjelaskan, Faisal sudah membalik kursi rodanya dan mendorong kursi rodanya dengan cukup kasar masuk ke dalam rumah.
"Tutup pintu rumah, Septhi."
"Baik."
Septhi terpaksa menutup pintu rumah tepat di depan Levron yang masih menatap berkaca-kaca ke arah rumah ini. Lalu semua orang memutuskan masuk ke kamar masing-masing, bersikap tetap tenang seakan tak ada yang terjadi.
[][][][][][][][][][][][][][][][][]
"Kau memihak Levron?! Kau berani menentang Suamimu sendiri?!"
Setelah mengunci pintu kamar, Faisal langsung membentak Binar. Namun bukannya takut, Binar malah bersikap berani dan menantang Faisal dengan cara membalas menatap tajam ke arah Faisal.
"Kenapa aku harus takut?"
"Kau melakukan kejahatan yang sangat besar, kau memisahkan seorang Ibu dari Puterinya! Pernahkah kau berpikir perjuangan Ibu tersebut mengandung, melahirkan, dan merawat anaknya? Sedangkan kau hanya mendapat hasilnya yaitu anak saja."
"Hentikan ceramahmu, itu tak akan berguna untukku. Aku sudah lelah membahas hal ini. Buka bajumu dan layani aku."
"Dasar brengsek! Setelah mengusir Levron, memisahkan Ibu dari Puterinya, dan membentak diriku, kau berpikir aku akan mau melayanimu?!"
Faisal tak mendengarkan ucapannya dan tetap pada tujuan awalnya yaitu bercinta dengan Binar. Ia bahkan langsung mencium bibir Binar walaupun Binar menolak dengan menutup bibirnya. Namun Faisal tetap memaksakan kehendak nya dengan mencubit lengan Binar hingga istrinya merintih kesakitan sehingga bibirnya terbuka. Faisal langsung memasukkan lidahnya dan permainan panas pun dimulai. Sekejam itulah seorang Faisal.
[][][][][][][][][][][][][][][][][]
Tangerang, 22 September 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Terakhir
RomanceBinar sudah terbiasa hidup bergantung pada kursi roda semenjak umur sepuluh tahun. Sejak saat itu kepribadiannya berubah, tak ada ada lagi keceriaan dan tawa, yang ada hanya kesedihan. Mimpi menjadi seorang atlet pun kandas karena satu tragedi palin...