Bab -61-

28.5K 3.2K 49
                                    

"Meremehkan lawanmu sama saja dengan bersiap menyambut kekalahan."
-Arman Erlangga-

Semudah itu membalikkan keadaan saat Arman menjadi saksi di pengadilan sekaligus gugatan hak asuh berubah menjadi atas nama Arman, dengan kata lain Arman menginginkan hak asuh Anjani dengan status ayah biologisnya.

Pihak Septhi tak menyangka jika Faisal akan rela melakukan ini karena awalnya mereka mengira jika Faisal tak akan meminta bantuan Arman. Namun pemikiran itu salah dan menyebabkan pihak Septhi terancam kalah di pengadilan hak asuh Anjani karena semua kesaksian dan bukti yang diberikan Arman.

"Sembilan tahun lalu, saat Septhi mengatakan hamil, saya mengatakan siap bertanggung jawab, saat itu saya bahkan membuat rekaman untuk mengabadikan momen tersebut namun nyatanya, bukan saya yang dijadikan Ayah dari janin tersebut, melainkan pria lain. Ini bukti dari ucapan saya."

Arman memberikan sebuah rekaman video kepada hakim yang langsung disiarkan di pengadilan agar semua orang bisa melihat bukti tersebut. Dalam video tersebut terlihat Arman dan Septhi yang sedang bertengkar karena keputusan Septhi menikah dengan Faisal dan mengakui Anjani sebagai anak Faisal. Dari pihak Septhi tak bisa memberikan pembelaan apapun karena bukti itu sudah mengunci perlawanan mereka.

"Kejadian beberapa hari lalu, saat Putri saya mengalami anemia dan butuh darah, saya yang mendonorkannya. Dalam artian, Putri saya membutuhkan saya jika dalam keadaan mendesak yang bersangkutan dengan nyawa. Berkali-kali saya berusaha menemui Putri saya namun Septhi terus menghalangi saya karena tak mau Faisal curiga bahwa Anjani adalah Putri saya. Sudah jelas bahwa bukan saya yang menolak kehadiran Anjani, namun Septhi yang menolak saya sebagai Ayah Anjani. Secara finansial, saya lebih mapan dari Septhi yang sekarang pengangguran dan hanya mengandalkan harta gono-gini saja, saya punya pekerjaan tetap dengan penghasilan yang sangat cukup untuk menafkahi Putri saya. Anjani juga tak asing dengan saya karena selama ini Anjani mengenal saya sebagai Paman nya sehingga akan mudah untuk Anjani beradaptasi dengan saya. Saya berharap hak asuh Anjani jatuh kepada saya karena saya merasa lebih pantas untuk mengasuh Putri saya dari pada Septhi."

Seperti dugaan Binar bahwa Arman bisa memenangkan hak asuh ini karena sebelumnya hakim juga sudah mendengar kesaksian dari pihak Faisal tentang sikap buruk Septhi sedangkan Arman, tak ada celah untuk melawan Arman karena selama ini Arman selalu bersikap baik.

Hakim pun mengakhiri pengadilan hak asuh ini dengan keputusan hak asuh Anjani sepenuhnya jatuh kepada Arman dan Septhi hanya diperbolehkan menemui Anjani jika mendapat izin dari Arman. Arman dan Binar tampak bahagia dengan keputusan pengadilan. Septhi yang kecewa pun langsung meninggalkan ruang pengadilan. Sedangkan Faisal masih diam dan tak bereaksi apapun.

"Selamat untukmu, Arman. Usaha kita tak sia-sia, akhirnya Anjani menjadi milikmu."

"Terima kasih, Binar. Ini semua berkat bantuanmu, Faisal, dan Levron."

"Sekarang aku lega karena Anjani berada di tangan yang benar yaitu dirimu."

Tanpa keduanya sadari, Faisal sudah meninggalkan ruang pengadilan. Arman yang hendak mengucap terima kasih pada Faisal akhirnya sadar jika Faisal tak ada di tempatnya.

"Faisal mana?"

"Faisal tadi ada di samping ku. Mungkin dia sudah keluar. Ayo kita susul."

Binar langsung diterpa rasa khawatir saat melihat suaminya menghilang. Arman membantu mendorong kursi roda Binar keluar dari ruang pengadilan. Mereka melihat Faisal sedang berdiri di samping mobilnya dan berbicara dengan Septhi.

Di sisi lain, Septhi yang masih tak terima dengan keputusan pengadilan akhirnya mencoba meracuni pikiran Faisal.

"Malang sekali nasibmu, kau tak bisa berbahagia dengan keputusan hakim walaupun bukan aku yang mendapat hak asuh Anjani, karena nyatanya kau pun tak mendapatkan hak asuh Anjani. Arman yang mendapatkannya, setelahnya kau tak berarti apa-apa di hidup Putriku. Setidaknya aku punya hubungan darah dengan Putriku dan itu tak bisa dihapus dengan apapun bahkan dengan keputusan hakim, tapi kau? Kau tak punya apapun, kasih sayang dan cintamu akan dihapus oleh Arman. Semoga kau bahagia dengan hasil dari kebodohanmu, aku pamit."

Saat Septhi pergi meninggalkan Faisal yang diam termenung, Binar dan Arman akhirnya menghampiri Faisal. Binar menggenggam tangan Faisal dan membuat pria itu sadar dari lamunannya.

"Kau baik-baik saja, Faisal?"

"Iya, ayo pulang."

Binar mengangguk lalu pamit lebih dulu pada Arman. Faisal membantu Binar masuk ke dalam mobil dan menaruh kursi roda istrinya di bagasi. Saat ia hendak membuka mobil bagian depan, Arman menahan pintu tersebut hingga ia terpaksa berbicara pada Arman.

"Saya ingin pulang, singkirkan tanganmu dari pintu mobil."

"Terima kasih untuk semua perjuanganmu, Faisal. Tanpamu, aku tak akan bisa mendapatkan hak asuh Anjani."

"Sama-sama, menyingkirlah sekarang."

"Faisal, aku tahu kau sedih karena bukan kau yang mendapat hak asuh Anjani. Tapi aku pastikan padamu, tak ada bedanya kau atau aku yang mendapat hak asuh Anjani, karena sampai kapan pun Anjani tetap menjadi Putrimu."

Perlahan-lahan hati Faisal mulai luluh dengan ketulusan Arman yang tak pernah berusaha menggeser posisinya sebagai ayah Anjani. Faisal pun mulai merasa bahwa dirinya yang egois dengan berusaha menjauhkan Anjani dari ayah biologisnya. Sebenarnya ia sadar bahwa perbuatannya salah namun karena ketakutannya jika Anjani tak akan menganggapnya sebagai ayah lagi setelah tahu kebenaran hubungan darah membuat ia melakukan hal itu dan menyakiti Arman. Ucapan Septhi barusan sebenarnya tak mempengaruhi dirinya karena ia tahu Septhi itu perempuan licik yang ucapannya beracun seperti bisa ular.

"Aku minta maaf atas sikapku padamu selama beberapa hari ini. Seharusnya aku tak berusaha memisahkanmu dari Anjani, aku juga ingin mengucap terima kasih karena kebaikanmu yang masih membiarkan aku masih bersama Anjani. Jujur, aku tak bisa hidup tanpa Anjani."

"Aku mengerti keadaanmu, sekarang kita berdamai dan akan bersama-sama mengurus Anjani, Putri kita."

Arman tampak senang karena Faisal mulai berubah dan mau menerima keadaan ini. Faisal pun setuju dengan ucapan Arman lalu keduanya berpelukan. Keduanya kembali menjadi teman baik sekaligus menjadi partner sebagai ayah Anjani yang akan memberikan kasih sayang dan cinta untuk Anjani. Binar yang melihat keduanya sudah berbaikan akhirnya merasa lega sekaligus bahagia.

[][][][][][][][][][][][][][][]

Tangerang, 22 Desember 2021

Istri TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang