Bab -23-

45.7K 3.3K 12
                                    

Saat kau terpuruk, tak ada yang bersamamu atau mendukungmu
Temanmu menjadi musuhmu
Semua orang memihak lawanmu
-Levronka Messya-

"Apa? Nona ingin pura-pura selingkuh agar diceraikan oleh Tuan Faisal?"

Saking terkejutnya mendengar ucapan Binar sebelumnya saat sedang makan siang di sebuah restoran, Elis kembali mengulang perkataan Binar untuk memastikan pendengarannya berfungsi dengan benar. Binar pun langsung mengangguk pertanda yang dikatakan Elis benar.

"Aku sudah memikirkan hal ini sejak tadi pagi saat mendengar ucapan Septhi tentang Faisal yang tak suka dengan perempuan tidak setia. Jika aku selingkuh, Faisal pasti akan menceraikan aku dan aku bisa bebas dengan anakku nanti."

"Tapi itu juga berbahaya, Nona. Ingat kata Nyonya Septhi bahwa Tuan Faisal akan langsung membunuh istrinya yang berselingkuh."

Elis merasa khawatir pada Binar yang berani memikirkan cara ekstrim seperti ini, ia tak habis pikir kenapa majikannya mau melakukan hal ini. Membayangkan emosi Faisal saja membuat Elis merinding ketakutan. Ia takut Faisal akan menyakiti Binar saat emosi.

"Faisal tak akan melakukan itu saat tahu aku sedang hamil anak selingkuhanku. Dia tidak akan membunuh janin kan?"

Setelah mendengar ucapan Elis, Binar jadi ragu pada rencananya sendiri, ia tak se percaya diri seperti tadi, ia baru ingat ucapan lain dari Septhi lewat ucapan Elis.

"Lupakan saja rencana itu, Nona. Rencana itu tidak akan berhasil dan malah membuat hidupmu terancam. Sudah selesai waktu istirahat, ayo kembali ke perpustakaan lagi, Nona."

"Baiklah."

Elis menghela nafas lega saat Binar setuju dengan ucapannya namun tanpa Elis ketahui, dalam pikiran Binar sudah bulat untuk melakukan rencana ini namun tanpa memberitahu Elis karena Binar tak mau membahayakan Elis.

[][][][][][][][][][][][][][][][][][][]

Hari ini adalah sidang pertama dari pengadilan perceraian antara Levron dan Faisal. Semua istri Faisal termasuk calon istri Faisal hadir di sidang tersebut. Mereka duduk di bagian depan barisan kedua, sedangkan Faisal duduk di barisan pertama sendirian di sisi kanan, Levron ada di sisi kiri.

Binar menyaksikan betapa liciknya seorang Faisal hari ini di pengadilan, pengacara yang dipilih Faisal bukan hanya pengacara terbaik di Negeri ini tapi sudah mendunia juga secara Internasional sehingga sangat mudah memutar balik fakta seakan memutar balik tangan. Sedari awal ia sudah kasihan pada Levron yang terlihat frustasi dan sedih, Levron terus menatap ke arah Septhi dan Shinta, berharap kedua perempuan yang menjadi teman seperjuangan selama menjadi istri Faisal mau membantu dengan angkat suara tentang apa yang sebenarnya terjadi, namun mereka malah menundukkan kepala karena tak berani melawan Faisal. Sedangkan sedari tadi Faisal dan Harini tersenyum bahagia karena kemenangan seakan ada di genggaman.

"Saat seorang istri menjalin hubungan dengan pria lain, mana mungkin klien saya sebagai suami sah Nona Levron bersedia untuk bertahan? Terlebih bukan hanya Tuan Faisal yang mengetahui perselingkuhan itu, ada Nona Septhi, Nona Shinta, Nona Harini, dan Nona Binar yang siap memberikan kesaksian mereka. Izin memberikan kesempatan pada saksi pertama saya yaitu Nona Septhi yang merupakan istri kedua Tuan Faisal, Hakim."

"Izin diberikan."

Sebelum berdiri, Septhi mengusap air mata yang menetes di pelupuk matanya karena akan mengkhianati Levron dengan kesaksian palsunya. Septhi berjalan dengan pelan lalu naik ke atas mimbar kesaksian dan tangannya gemetaran saat harus menyentuh kitab suci sebagai tanda bahwa ucapannya adalah benar.

"Saya Septhi Primitya bersumpah atas nama Tuhan dan kitab suci yang saya percaya bahwa apapun yang saya katakan di pengadilan adalah kebenaran."

Terpaksa, Septhi terpaksa melakukan hal ini karena ia tak punya pilihan lain, ada puterinya yang masih butuh sosok ayah, ia tak mungkin merenggut masa kecil puterinya dengan membela Levron karena Faisal pasti akan menceraikannya.

"Saya pernah ... melihat Levron bersama selingkuhannya di sebuah Hotel saat saya sedang menghadiri acara ulang tahun teman saya yang bernama Nadila. Saya pun memiliki bukti dan saksi, silahkan diterima, Hakim."

Septhi memberikan sebuah benda dalam plastik kepada asisten hakim lalu barang bukti berupa foto Levron sedang berjalan bersisihan masuk ke dalam hotel terlihat. Ia berusaha sekuat mungkin agar tidak menangis di depan hakim karena itu bisa mengungkap kebohongannya. Ia pun tak berani menatap ke arah Levron yang juga menatapnya.

Terlihat Levron sangat sedih dan kecewa saat mendengar kesaksian dari Septhi, ia tak menyangka Septhi akan berbohong dan mengkhianatinya padahal tadinya ia berharap pada Septhi.

"Ada yang ingin kau katakan Nona Levron?"

"Dia berbohong, Hakim! Dia pun tahu bahwa pria itu bukan selingkuhan ku melainkan temanku! Saat itu sedang ada acara bersama teman-temanku di sebuah Hotel yang sama, tapi kami tidak berdua saja, ada orang lain! Kau perempuan ular, Septhi!"

Levron yang sudah frustasi dengan apa yang terjadi menjadi tak terkendali emosinya dan hendak maju untuk menyakiti Septhi namun pengacara dan Faisal menghalanginya. Septhi hanya bisa memilin tangannya pertanda mulai cemas.

"Berhenti, Nona Levron. Kendalikan dirimu, jangan seperti ini di depan Hakim atau hak asuh Liya akan jatuh kepada suamimu."

Mendengar perkataan pengacaranya, Levron langsung terdiam, ia mulai bisa mengendalikan dirinya demi puterinya dan kembali duduk. Acara sidang pun kembali dilanjut, Septhi diperbolehkan duduk setelah memberikan kesaksian.

"Pihak Nona Levron, apakah ada bukti atau saksi yang bisa membenarkan ucapanmu tadi?"

"Tunggu, Hakim. Aku akan menelepon pria yang ada di foto itu agar datang ke sini dan ....

"Tidak perlu ditelepon, Nona Levron. Pria itu sudah datang ke pengadilan hari ini."

Ucapan pengacara dari Faisal membuat Levron berhenti berbicara dan terkejut saat melihat Ferhat ada di sini. Levron spontan berlari ke arah Ferhat untuk meminta bantuan.

"Ferhat, katakan pada setiap orang tentang apa yang terjadi sebenarnya di Hotel saat itu. Kalau kita tak melakukan apapun dan hanya menghadiri acara bersama teman-teman."

Ferhat hanya diam dan menatap datar kepada Levron lalu lanjut jalan ke atas mimbar untuk memberikan kesaksian. Melihat sikap Ferhat yang tak seperti biasanya membuat hati Levron merasa ada yang salah. Benar saja dugaan Levron setelah Ferhat angkat suara memberikan kesaksiannya.

"Di Hotel 'Meswari' saya dan Levron melakukan hubungan badan, hanya kami berdua di sana, kami datang ke sana bukan untuk menghadiri acara pertemanan tapi untuk menjalin kasih. Saya mengatakan ini karena sudah lelah terus disuruh menyembunyikan hubungan ini dari suami Levron. Saya mencintai Levron dan ingin ....

[][][][][][][][][][][][][][][][][][][]

Tangerang, 27 September 2021

Istri TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang