Bab -13-

48.4K 3.8K 27
                                    

Menangisi orang yang bahkan tak peduli padamu hanya akan membuat orang itu bahagia karena berhasil menyakitimu
-Elis-

Setelah ditangani oleh dokter dan kepala Binar diperban, akhirnya mata Binar kembali terbuka dan membuat Elis menghela nafas lega.

Binar yang baru bangun dari pingsan merasa bingung saat ia berada di ruang rawat rumah sakit, padahal seingatnya ia tadi berada di kamarnya dan bertengkar dengan Faisal. Mengingat pertengkaran dengan Faisal membuat kepala Binar menjadi sakit dan langsung merintih kesakitan sambil memegang kepalanya. Elis pun jadi khawatir pada kondisi majikannya.

"Nona, masih terasa sakit kepalanya?"

"Butuh Elis panggilkan dokter atau suster, Nona?"

"Tidak. Ini hanya sakit kepala biasa. Apa yang terjadi padaku hingga berada di sini?"

"Nona tidak ingat?"

Binar menggelengkan kepalanya sebagai jawaban, ia sudah berusaha mengingat namun tak berhasil. Sedangkan Elis tak enak hati memberitahu yang terjadi pada majikannya.

"Elis, katakan apa yang terjadi."

"Tuan Faisal dan Nona tadi bertengkar sampai Tuan Faisal menyakiti Nona."

Ucapan Elis membuat Binar mengingat segalanya, pertengkaran dari awal sampai akhir, ia yang tak terkendali menyulut api amarah dalam diri Faisal hingga sama-sama marah.

"Nona butuh sesuatu?"

"Atau mau saya panggilkan anggota keluarga yang lain?"

Elis menjadi merasa bersalah saat melihat tatapan sendu dan raut wajah sedih Binar, seharusnya ia tak menjawab jujur tadi karena hal itu pasti menyakiti hati Binar.

"Engga perlu. Lagi pula sebentar lagi aku akan pulang."

"Nona, boleh Elis katakan sesuatu?"

"Silahkan."

"Nona jangan pernah menyerah dalam hidup ini, mungkin menurut Nona tak ada orang yang peduli dan mencintai Nona, tapi tetap ada Elis yang menganggap Nona seperti Kakak sendiri. Kalau Tuan Faisal dan seluruh anggota keluarga membenci Nona, bukan berarti hidup Nona harus berakhir agar mereka tak membenci Nona. Mereka malah akan senang melihat Nona terpuruk dan menyerah. Terus semangat menjalani hidup ini, Nona. Elis selalu mendukung Nona. Maaf karena Elis terlalu banyak bicara."

Binar tak pernah menyangka ada orang yang tulus menyayangi nya, walaupun orang itu bukan keluarganya. Ia merasa terharu dengan ucapan Elis dan langsung memeluknya dengan lembut sambil menangis. Kata-kata Elis membuatnya sadar akan kebodohannya sendiri yang selama ini membiarkan orang lain menghinanya bahkan ia ingin meninggalkan dunia ini secepat mungkin.

"Makasih, Elis. Saya janji berusaha memperbaiki hidup saya."

[][][][][][][][][][][][][][][][][][][][][]

Akhirnya Binar sudah diperbolehkan pulang ke rumah setelah dicek oleh dokter kalau luka di kepalanya tidak memiliki luka dalam. Elis mendorong kursi roda Binar masuk ke dalam rumah namun rumah terasa sepi seperti tak berpenghuni.

Kening Binar mengerut bingung sambil menatap sekitar rumah, berusaha mencari anggota keluarga lain namun tak menemukannya. Saat seorang pelayan melewatinya, Binar pun langsung memanggilnya.

"Pelayan, tunggu."

"Ada apa, Nona? Ada yang bisa saya bantu?"

Pelayan tersebut berhenti berjalan dan menunduk hormat di depan majikannya.

"Dimana anggota keluarga yang lain? Rumah kok seperti sepi."

"Nona tidak tahu?"

"Tidak, memangnya ada apa?"

"Hari ini adalah ulang tahun Nona Liya, sehingga seluruh keluarga liburan ke Bali sesuai keinginan Nyonya Levron."

Tubuh Binar langsung diam mematung mendengar kabar ini, sedangkan Elis berusaha menguatkan majikannya dengan mengusap pundak majikannya. Pelayan di depan Binar pun merasa kasihan pada majikannya yang selalu tak diajak kemana pun padahal sedang sakit.

"Terima kasih atas infonya."

"Sama-sama, Nona. Saya permisi dulu, Nona."

"Iya."

Setelah kepergian pelayan itu, Binar menyuruh Elis membawanya ke dalam kamar. Saat di dalam kamar, Binar mengeluarkan sebuah kotak besi yang membuat Elis bertanya-tanya dalam hati tentang kotak besi berukuran sedang itu.

"Itu apa, Nona?"

"Tabunganku sejak kecil. Aku akan menggunakan ini untuk membuat usahaku."

Elis tersenyum senang mendengar jawaban dari majikannya, tadinya ia pikir majikannya akan kembali bersedih karena tak ikut diajak liburan. Namun ternyata majikannya tak selemah itu.

Sedangkan Binar sudah bertekad untuk mengubah hidupnya, melupakan mimpinya menjadi seorang atlet dan membuka usaha yang sesuai dengan hobi dan kesukaannya.

"Usaha apa, Nona?"

"Toko buku, kau mau kan membantuku membangun usahaku dari nol?"

"Pasti, Nona. Saya pelayan pribadi Anda, saya pasti akan membantu dan menemani Nona di setiap kondisi."

"Terima kasih, Elis."

"Sama-sama, Nona."

"Sekarang, bantu aku menghitung uangnya dulu."

"Baik, Nona."

Keduanya pun mulai menghitung setiap lembar uang dan koin yang ada dalam kotak tersebut, terdapat banyak uang lama di kotak tersebut, sehingga tercetus sebuah ide di kepala Elis.

"Uang lama ini sudah tidak bisa digunakan untuk transaksi sekarang, Nona."

"Kau benar, sayang sekali."

"Tapi kita bisa menukarnya dengan lembaran uang baru dan harganya pun lebih besar hampir lima kali lipat dari nilai aslinya. Bagaimana Nona setuju?"

"Benarkah? Tapi dimana kita bisa menukarnya?"

"Di Kampung ku banyak, Nona. Di hari sabtu dan minggu biasanya aku akan pulang ke kampung, Nona bisa ikut denganku dan menukar semua uang lama ini."

"Wah, kau pintar sekali, Elis. Aku setuju menukar uang lama ini."

Binae tak menyangka jika Elis bisa berpikir seperti ini, ia merasa kagum pada pelayannya ini dan juga sangat berterima kasih karena Elis sudah mau membantunya. Jika Elis tak ada maka modalnya akan berkurang karena tak tahu penukaran uang lama dengan uang baru.

"Baik, Nona. Jadi modal Nona semakin banyak."

"Iya, ayo kita mulai berhitung lagi dan pisahkan uang lama dari uang baru sehingga kita tahu berapa total uang lama yang aku punya."

Elis mengangguk mengerti lalu mulai menghitung tabungan majikannya. Akhirnya majikannya bisa tersenyum bahagia lagi, ia harap majikannya bisa terus maju dalam hidup dan tak lagi putus asa. Elis menjadi ikut sedih saat melihat kehidupan majikannya yang terpuruk dan ikut senang saat majikannya senang.

[][][][][][][][][][][][][][][][][][][][]

Tangerang, 15 September 2021

Istri TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang