Bab -52-

38.1K 4.2K 164
                                    

"Aku mengenalmu lebih dari kau mengenal dirimu sendiri, lawanmu adalah diriku karena kita sama-sama licik."
-Levronka Messya-

TARGET: 1,9 K ATAU 1900 VOTE.
.......................................

"Binar?"

Seseorang yang memanggil namanya dan menepuk bahunya membuat Binar tersadar dari lamunannya akan masa kecilnya bersama saudari kembarnya. Ia menoleh ke belakang dan melihat Faisal sudah pulang kerja, entah berapa lama ia melamun hingga tak menyadari keberadaan Faisal.

"Kau sedang melamun?"

"Iya, tadi aku memikirkan tentang Septhi. Kapan kau pulang?"

"Sejak lima menit lalu, kau terus diam saat aku panggil. Jangan terlalu sering melamun."

Binar mengangguk pertanda mengerti, Faisal pun membuka jas dan dasinya lalu masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri dari kuman-kuman yang menempel di tubuhnya setelah beraktivitas berjam-jam di kantor.

"Aku merindukanmu, Binar."

[][][][][][][][][][][][][][][][][][]

Suasana di meja makan berubah menjadi canggung semenjak insiden bunuh diri Septhi. Binar berusaha makan dengan cepat karena tak tahan dengan situasi ini. Sedangkan Faisal masih bisa bercanda dengan Anjani dan membahas soal kegiatan Anjani di sekolah.

Diam-diam Binar mencuri pandang pada Septhi, namun akhirnya ia tertangkap basah dan ditatap dingin oleh Septhi namun kemudian Septhi kembali makan dengan tenang. Ia ingin bicara dengan Septhi namun sepertinya Septhi sudah tak mau bicara lagi atau tak mau menatapnya lagi.

"Aku sudah selesai makan, aku pamit ke kamar."

Tanpa menunggu balasan yang lain, Binar langsung menggerakkan kursi rodanya masuk ke dalam kamarnya. Ia langsung naik ke atas kasur dan membaca buku yang sudah lama ia beli namun baru sempat ia baca. Baru lima menit membaca, ia mendengar suara pintu dibuka dan ternyata Faisal. Faisal ikut naik ke atas kasur setelah mengunci pintu.

"Seharusnya kau tidak datang ke kamarku, Faisal."

"Kenapa?"

"Karena hal itu hanya akan menambah kecemburuan dan rasa tak suka Septhi terhadapku. Bagaimana pun Septhi adalah Istrimu, kau harus menghargainya dan memberikan hak yang sama sepertiku juga."

"Tapi, Binar ...

"Aku tak mau berdebat, Faisal. Jadilah pria yang bertanggung jawab untuk kami berdua."

Tatapan tajam Binar membuat Faisal memilih mengalah karena ucapan Binar ada benarnya juga. Sebelum pergi keluar kamar, Faisal mengelus perut Binar yang membesar lalu mengecupnya.

"Selamat malam, Puteraku."

[][][][][][][][][][][][][][][][][][][]

Perempuan cantik dengan penampilan modis khas perempuan sosialita berjalan dengan anggun masuk ke sebuah restoran kecil dan tergolong sederhana bernama LeLi Food. Ia terlihat risih saat pengunjung lain memandanginya dengan tatapan aneh walaupun ia tahu kenapa mereka menatapnya seperti itu. Restoran ini tak sesuai dengan penampilan modisnya, namun ia berusaha tak peduli dan langsung menghampiri kasir.

"Aku ingin menemui pemilik restoran ini yaitu Levronka Messya."

"Tunggu sebentar, Kak. Saya akan memanggil Bos saya dulu."

"Tidak perlu, tunjukan saja ruang kerjanya karena saya sudah membuat temu janji dengannya."

Kasir itu mengangguk mengerti lalu mengantar Septhi ke belakang bangunan, ternyata ruang kerjanya terdapat di pojok ruangan.

Istri TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang