Bab -21-

48.4K 3.5K 11
                                    

Jika tak siap menjadi ayah yang baik
Jangan pisahkan puteri dari ibunya
-Binar Swastika-

Faisal adalah pria dengan sopan santun paling minim yang pernah Binar temui. Saat Binar sedang berganti pakaian, Faisal langsung masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, Binar pun langsung menurunkan sweater nya hingga menutupi perutnya dengan cepat namun sepertinya ia kalah cepat dengan penglihatan Faisal yang datang menghampirinya sambil menggendong Liya.

"Kenapa kau terlihat gugup?"

Sepertinya Faisal menyadari gerak-gerik tak biasa dari Binar yang merasa gugup karena takut Faisal melihat perutnya yang sudah mulai membesar.

Binar berusaha tetap tenang dengan memasang senyum manis dan menjawab pertanyaan suaminya dengan kebohongan.

"Aku tidak gugup, aku hanya terkejut kau datang tiba-tiba. Ada apa kau ke sini?"

Faisal masih menatap curiga ke arah Binar, tak semudah itu mengalihkan perhatian Faisal dari satu objek ke objek lain. Binar tadinya sudah pasrah saat Faisal menatap ke arah badannya dengan tatapan menyelidiki, namun untungnya Liya tiba-tiba menangis sehingga merusak konsentrasi Faisal.

"Astaga anak ini, sedari tadi terus menangis. Diam!"

"Faisal, jangan emosi seperti itu. Wajar jika Liya terus menangis, kau sudah memisahkan Liya dari Ibunya, mungkin dia merindukan Ibunya. Kau bawa kembali dan Levron ke rumah ini."

"Jangan sok pintar, Binar. Lebih baik kau ambil anak ini dan tenangkan anak ini sebelum emosiku tak terkendali."

Binar buru-buru mengambil alih Liya dan mengusap lembut punggung balita cantik itu sambil menghibur Liya dengan kata-kata lucunya hingga Liya mulai tenang dan tak lagi menangis. Binar bersyukur karena Liya cepat tenang, ia takut jika Faisal tambah emosi jika Liya tak kunjung tenang, Faisal bisa menyakiti siapa pun saat emosi bahkan anaknya sendiri.

"Sepertinya anak itu tenang bersamamu, sekarang dia tanggung jawabmu sampai ada pengasuh untuknya dan sampai perceraian ku dengan Levron selesai."

"Tapi yang Liya butuhkan bukan pengasuh, melainkan Ibunya. Jangan egois, Faisal."

"Aku sibuk dan banyak kerjaan, jadi jangan mendebatku."

Setelahnya Faisal pergi begitu saja tanpa mempedulikan ucapan Binar. Sedangkan Binar hanya bisa menahan rasa kesalnya lalu memilih menidurkan Liya karena semalaman sepertinya Liya tak tidur karena merasa sedih berpisah dari Levron.

Saat Liya sudah tertidur pulas, pintu kamarnya diketuk, Binar mempersilahkan orang di luar masuk dan ternyata Elis yang datang.

"Ada apa, Elis?"

"Saya ingin membicarakan hal penting dengan Nona Binar."

"Tentang apa? Kenapa kau terlihat begitu takut?"

Binar yang melihat raut wajah pucat pasi dari pelayannya pun merasa khawatir. Setahunya semuanya baik-baik saja kecuali masalah perceraian Levron, sedangkan Elis langsung mengunci pintu dari dalam dan menghampiri Binar.

"Saya tadi mendengar perkataan Nyonya Harini saat sedang menelepon seseorang."

Mendengar nama Harini disebut membuat suasana hati Binar langsung terjun bebas dalam artian berubah menjadi buruk. Sejak kejadian pengusiran Levron dari rumah dan tuntutan cerai dari Faisal untuk Levron hanya karena kehadiran Harini membuat Binar mulai tak suka pada perempuan itu. Hatinya mengatakan jika Harini bukan perempuan baik dan memiliki hati yang busuk, tapi ia juga penasaran dengan apa yang hendak dikatakan oleh Elis.

"Kamu mendengar apa?"

"Saya dengar Nyonya Harini ingin menguasai rumah ini dan menjadi Nyonya satu-satunya di rumah ini. Nyonya Harini akan mengusir semua istri Tuan Faisal yang lain termasuk Nona Binar. Nona Binar harus berhati-hati pada 'Ular Betina' itu."

"Bukannya berita ini malah bagus ya buat saya?"

"Tapi apa Nona siap berpisah dengan anak dalam kandungan Nona? Nona lihat sendiri apa yang terjadi pada Nyonya Levron saat Tuan Faisal menuntut cerai, bisa jadi hal itu juga terjadi pada Nona."

Binar yang awalnya senang mendengar berita ini jadi ikut takut setelah mendengar ucapan Elis yang ada benarnya. Binar spontan memeluk perutnya sebagai bentuk perlindungan untuk calon anaknya. Walaupun baru beberapa hari ini mengetahui keberadaan anaknya namun Binar sudah sangat menyayangi anaknya dan tak bisa membayangkan berpisah dengan anaknya.

"Saya engga mau hal itu terjadi, apa yang harus saya lakukan, Elis?"

"Nona harus memperkuat posisi Nona di rumah ini agar tidak bisa disingkarkan oleh Nyonya Harini."

"Tapi saya engga mau menjadi penting di hidup Faisal. Saya sudah terlanjur benci pada pria itu. Saya harus melakukan apa, Elis?"

Elis tak terkejut mendengar pernyataan Binar karena ia sudah melihat sendiri bagaimana hancurnya pernikahan Binar dan Faisal. Ia malah kasihan pada majikannya yang terhimpit antara dua masalah besar.

"Saya juga tidak tahu, Nona. Saya hanya bisa menyampaikan info ini, lebih baik Nona jaga diri baik-baik dari Nyonya Harini."

"Iya, tapi kenapa kamu panggil Harini adalah Nyonya? Dia kan belum menikah dengan Faisal."

"Semenjak masuk ke rumah ini dan berhasil mengusir Nyonya Levron, dia minta seluruh pelayan dan semua pekerja di rumah ini memanggilnya dengan sebutan Nyonya atau akan berakhir dipecat."

Padahal Harini baru tinggal beberapa hari di rumah ini namun sudah menganggap rumah ini adalah istananya sendiri. Bagaimana jika Harini menjadi istri sah Faisal? Mungkin Harini akan menyiksa setiap orang di rumah ini. Binar harus bisa menemukan cara untuk bebas dari Faisal dan Harini tanpa perlu kehilangan calon anaknya.

[][][][][][][][][][][][][][][][][][][][]

Tangerang, 27 September 2021

Istri TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang