1

11K 299 2
                                    

Happy reading








































Seorang pria kemeja hitam melangkahkan kakinya ke dalam sebuah perusahaan di kota seoul. Rahang pria itu tampak mengeras dengan kedua tangan disaku celananya.

Matanya penuh dengan kemarahan, dibelakangnya ia diikuti oleh sekretaris pribadinya dan puluhan anak buah yang tidak kalah tinggi.

"son. Apa aku langsung membunuhnya saja?" tanya nya pada sekretaris

"Menurutku, kita bisa bermain main dengannya sebentar, Tuan. Mungkin itu bisa membuat anda terhibur." jawab si sekretaris

Seringai kejam nampak memenuhi wajahnya. Ia setuju dengan saran dari Sekretaris nya

Mereka masuk ke dalam lift dan menekan tombol lantai 7

Di ruangan berbeda seorang lelaki tengah uring uringan. Ia mengacak rambutnya memijatnya frustasi.

"Arrrghhh... Sial...Sial!" Teriaknya frustasi.

BRAKK!

Suara tendangan pintu membuat pria paruh baya itu membuat tubuhnya semakin gemetar hebat. Ia segera menghampiri sosok yang sedang menatapnya tajam penuh amarah. Pria paruh baya itu langsung bersujud dan mencium kaki pria itu.

"Tuan dahyun... Maafkan saya tuan... saya salah... tolong jangan hukum saya..."

Pria yang di panggil dahyun itu menendang kakinya membuat pria itu tersungkur ke belakang. "Enyahlah dari kakiku!!"

Pria itu tidak mau menyerah ia kembali memeluk kaki dahyun, kali ini dengan terisak penuh ketakutan. "Kumohon Tuan... saya akan melakukan apapun untuk menebus kesalahan saya..."

Dahyun menghela nafas kasar tatapannya datar. "son, hukuman apa yang cocok untuk karyawan yang berkhianat dan menggelapkan uang perusahaan ini?"

"Mungkin dengan memotong satu tangannya cukup tuan. Karena saya tahu, tuan masih berbaik hati untuk tidak membiarkannya mati."

Mendengar itu tubuh pria paruh baya semakin bergetar ketakutan. Ia terus menangis memeluk kaki dahyun.

"J-jangan Tuan... A-ampun... saya... sa-saya akan memberikan Pu-putri saya untukmu Tuan sebagai gantinya."

Mendengar itu dahyun langsung berjongkok mencengkram keras dagu pria itu dan menatap tajam wajah yang sedang meminta ampun itu.

"Beraninya kau membantu M.T group untuk menjatuhkan perusahannku disaat nyawamu berada digenggamanku pak tua!! Kau yang sedang memainkan nyawamu sendiri tapi kau libatkan putrimu dalam masalah ini!!" Geram dahyun.

"Saya tidak tau harus menukar kesalahan saya dengan apa Tuan. Satu satunya yang saya punya hanya putri saya."

"Aku ingin bagian dari tubuhmu!!"

"Saya mohon Tuan... saya mohon... ampuni saya..."

Dahyun menghela nafas. "Baiklah. Biarkan aku melihat putrimu itu."

Sekertaris son yang mendengar itu langsung membulatkan mata terkejut. Benarkah? Benarkah Tuannya berani menukar sebuah pengkhianatan dengan seorang gadis?

Pak Tua itu tampak sedikit lega ia kembali menundukan diri dilantai seraya mengucapkan terimakasih berulang kali.

Dahyun pun keluar dari ruangan diikuti sekretaris dan bodyguard nya. Ia kembali masuk ke mobil setelah salah satu bodyguard membukakan pintu.

"Tuan, apa anda tidak bercanda. Dia membuat kesalahan besar dan hukuman ini terlalu ringan untuknya?" Tanya sekretaris son sangat amat penasaran.

Dahyun hanya tersenyum seringai "Aku hanya penasaran dengan putrinya. Jika aku tidak suka akan ku tukar balik dengan nyawanya."

[END] Ruthless MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang