21

2.5K 186 7
                                    

Happy reading




















Dahyun mengerjap kan mata, sebagian tubuhnya terasa sakit. Balkon mansion begitu berantakan karena kejadian dirinya yang kembali mengingat orang tuanya.

Selalu seperti itu setiap kali mengingat kedua orang tuanya, dahyun akan minum sampai tak sadarkan diri.

Tapi kali ini, ia ingat bukan alkohol yang membuatnya tak sadarkan diri. Tapi karena pelukan sana yang membuat hatinya nyaman dan akhirnya tertidur.

Dahyun mendongak melihat wajah sana yang tertidur pulas. Ia tersenyum lalu mengelus lembut pipi istrinya.

Sesekali memainkan pipi tembem istrinya itu, ia terkekeh karena sana masih saja tidur walaupun dahyun terus menoel noel pipinya.

"Tidur seperti orang mati," gumam dahyun.

Cup

Dahyun mencium kening sana, lalu menggendong tubuh istrinya ala bridal ke kamar.

Baru keluar dari balkon Sekretaris son sudah berdiri disana, entah jam berapa sekretaris nya itu bangun padahal ini masih sangat pagi.

"Selamat pagi," ucap Sekretaris son.

"Kenapa kau ada disini?"

Apa kau tidak sadar dari semalam aku disini menjadi pelampiasan otak gila mu lagi.

"Memberitahu mu kalau hari ini irene akan datang untuk membahas pernikahan mu dan dia."

Dahyun menghela nafas, sana masih di dalam gendongannya.

"Suruh tunggu dibawah."

"Baik, tuan."

Dahyun menidurkan sana di ranjang dan menyelimuti tubuh gadis itu, ia duduk di samping sana seraya menatap dalam wajah istrinya.

"Kau milikku!!" ucapnya lalu mengelus rambut sana dan pergi meninggalkan gadis itu untuk membersihkan diri.

Irene dan sekretaris son sudah berada di ruang keluarga. Irene duduk dengan menumpangkan satu kakinya dan tangan bersedekap dada.

Sekretaris son duduk dengan tenang menunggu dahyun

Tak lama kemudian dahyun pun datang, irene yang melihat dahyun langsung menghampiri pria itu.

"Morning sayang."

Ia hendak memeluk dahyun tapi dahyun segera mendorongnya menjauh dan duduk di sofa.

"Cepatlah, aku ingin semuanya cepat selesai."

Irene mendengus lalu kembali duduk.

"Aku tidak ingin cerai," ucap irene tanpa basa basi.

"Yang aku butuhkan surat perceraian, bukan omong kosong mu," pekik dahyun mendelik ke arah irene

"Kau tidak bisa seperti itu, dahyun!"

"Dari awal pernikahanmu dan tuan dahyun hanya pernikahan bisnis yang di setujui oleh dua perusahaan. Kalau kau ingin protes, protes lah kepada ayahmu sendiri." ungkap Sekretaris son

"Berani sekali kau berbicara kurang ajar terhadap istri tuanmu!"

"Berapa?" tanya dahyun melirik ke arah irene.

Irene menaikkan satu alisnya. "Apa maksudmu?"

"Berapa banyak uang yang kau mau untuk perceraian ini. Kau tidak mau bercerai karena sudah terbiasa hidup kaya, bukan."

"Kau takut hidup melarat setelah bercerai denganku, bukan?" lanjut dahyun

"Aku mencintaimu, hyun. Bukan karena itu!!"

[END] Ruthless MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang