53

1.9K 167 30
                                    

Happy reading


























Hari ini adalah hari ulang tahun Sana yang ke dua puluh tiga tahun.

Sana berjalan dengan lesu di trotoar untuk sampai ke taman. Sesekali ia menendang kerikil kecil yang menghalangi jalan nya.

Tidak ada yang spesial di hari ulang tahun nya. Tidak merayakan nya bersama keluarga, tidak juga merayakan nya bersama suaminya.

Ia pikir tahun ini, tahun yang berbeda dari sebelumnya. Sana pikir ulang tahun nya akan mengesankan bersama dahyun. Tapi nyatanya, masalah datang ke dalam pernikahan mereka yang membuat keduanya tak lagi banyak bicara.

Ah, bukan dahyun yang tak banyak bicara, tapi dirinya sendiri yang terus menjauh.

Ponselnya bergetar, ia mengambil ponsel itu dari tas dan membuka sebuah pesan dari mina

Happy birthday sahabatku yang paling cantik. Semoga kau tidak lebih cantik dariku hehehe. Aku tidak bisa merayakan ulang tahunmu yang sekarang karena aku harus pergi bersama Ibuku. Maafkan aku ya, Sana. Tapi aku sudah mengirim hadiah untukmu. Aku mengirim badut untuk menemani mu sepanjang hari.

...salam cantik dari sahabatmu ... Mina

Sana menghela nafas. Lihat, tidak ada yang spesial sekarang. Mina yang selalu merayakan ulang tahun setiap tahun dengan nya juga tidak bisa untuk tahun ini.

Sana mendengus, sekarang ia menendang kerikil dengan keras dan berjalan menghampiri kursi panjang di taman.

Tak lama kemudian sebuah badut beruang coklat menghampirinya, badut ini berjalan mengendap-ngendap dan menutup mata Sana dari belakang.

"Hei siapa kau!!" Sana terus berusaha melepaskan tangan si badut sampai akhirnya ketika ia berhasil Sana membalik.

"Kau ... badut hadiah mina?"

Si badut mengangguk seraya menggoyang-goyangkan tubuhnya. Dan itu membuat Sana tertawa seketika.

"Siapa namamu?" tanya Sana

Badut itu menggeleng dengan masih menggerakan tubuhnya ke kanan dan ke kiri, ah lucunya.

"Jadi kau tidak punya nama?" ujar Sana

Badut itu kembali menggeleng.

Sana mengangguk-ngangguk dengan tersenyum. "Oke ... aku akan memberimu nama ... Teddy, bagaimana?"

Teddy mengangguk penuh semangat. Sana tersenyum bahagia, lalu menghampiri badut itu dengan pelukan.

"Terimakasih ... karena menemani hari ulang tahunku. Aku pikir aku merayakan nya sendirian," lirih Sana

Teddy awalnya bergeming dengan pelukan dari sana karena kaget gadis ini tiba-tiba memeluknya. Sampai akhirnya perlahan ia membalas pelukan Sana seraya mengusap kepalanya.

"Kemari lah ... aku ingin cerita." Sana menarik tangan Teddy untuk duduk di kursi panjang.

"Kau mau mendengarkan ceritaku?"

Teddy mengangguk.

"Kau tahu namaku?" tanya Sana

Teddy mengelengkan kepala

Sana terkekeh. " namaku sana."

"Kau tahu tidak, langit tidak akan indah tanpa bintang. Tapi bintang selalu ada bersama bulan ..." Sana menjeda ucapan nya, ia menghela nafas berat.

"Tapi sekarang bintang dan bulan itu sedang bermusuhan ..." Ia berbicara dengan nada lemah, seakan sakit dan juga rindu terhadap si bulan yang tak lain suaminya sendiri.

[END] Ruthless MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang