52

1.8K 160 41
                                    

Happy reading























Keesokan paginya dahyun menunggu sana di meja makan. Pandangan nya terus menatap pintu kamar yang masi saja belum terbuka.

Dahyun menghela nafas, membereskan beberapa hidangan di meja. Harus terlihat rapi untuk istrinya.

Sampai tak lama kemudian pintu kamar terbuka. Sana berjalan menuruni anak tangga.

Dahyun segera beranjak menyambut istrinya di tangga.

"Sayang ... sarapan dulu."

Tak di sangka istrinya malah melengos begitu saja mengacuhkan dahyun

Dahyun berlari mengejar sana dan menahan tangan nya.

"Mau kemana sayang?"

Sana menepis kasar tangan dahyun. "Bukan urusanmu!!"

"Sayang ... kau tidak boleh keluar dari sini. Di luar bahaya," hardik dahyun yang mengingat Drakness masih mengincar sana.

"Apa bahayanya?" tanya Sana ketus

"Kau tidak akan mengerti, tapi tolong menurut lah. Aku tidak bercanda ..." Dahyun begitu memohon.

"Kalau begitu bilang, apa bahayanya? bukankah hal yang paling berbahaya itu ketika aku berada di dekatmu ..."

Dahyun bergeming, tak mampu lagi bersuara. Nafasnya terasa tercekat, apa istrinya sekarang takut dengan dirinya sendiri. Apa setelah ini Sana akan menjauh karena berfikir dahyun akan menyakitinya.

"S-sayang ..."

"Tidak usah memanggilku sayang lagi ... aku di sini karena menggantikan hukuman Ayahku," ujar Sana dengan ketus lalu melengos meninggalkan dahyun

Dahyun sempat beberapa kali memanggil istrinya tapi sana  mengacuhkan nya.

Dan lagi, Sana berpapasan dengan momo yang sudah pagi-pagi datang ke mansion.

Momo sempat memandang bingung sana yang cuek dengan kehadiran dirinya. Bahkan gadis kecil itu tidak menatap nya sama sekali.

Momo menghampiri dahyun. "Ada apa dengan dia? apa dia sudah menyerah dan memberikan mu kepadaku lagi?" tanya momo dengan tersenyum.

Dahyun tidak bersuara, tidak juga menanggapi perkataan momo. Ia hanya memandang sendu kepergian istrinya.

Sebelumnya dahyun sudah meminta bangchan dan felix untuk mengikuti sana jika gadis itu berani keluar dari mansion.

Dahyun menaiki tangga dan memilih menenangkan diri di balkon. Dan momo pun mengikuti langkah dahyun

Pria itu duduk di sofa menengadah ke atap balkon dengan menutup mata berusaha menenangkan dirinya. Pak lee dan jeongyeon belum mendapatkan data para pelayan wanita yang di pecat dari mansion ini, mereka kesulitan karena data itu data lama yang sudah puluhan tahun yang lalu.

"Hyun ... kau baik-baik saja?" tanya momo yang duduk di samping dahyun

"hyun ... kalau kau sedang ada masalah bagaimana kita pergi ke taman green untuk menenangkan dirimu, kau suka sekali taman itu, bukan. Itu tempat favoritmu kau ingat?"

Momo menguncang-guncangkan lengan dahyun

"Dahyun... ayolah," rengek momo

Dahyun menepis kasar tangan perempuan itu. Pria itu berdecak kesal. "Pergilah!! aku tidak suka lagi taman itu ... saking tidak sukanya aku tidak pernah membawa istriku ke taman itu!!"

[END] Ruthless MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang