56

2K 174 19
                                        

Happy reading






















Setelah semuanya selesai dahyun kembali ke mobil.

"Honey..."

"Sayang tidak apa-apa?" tanya nya kemudian meraup wajah istrinya dengan panik.

Ia menggerakan wajah Sana mencoba mencari mungkin saja ada luka di wajah istrinya.

"Apa ada yang sakit?" tanya dahyun, ia menekan-nekan tubuh Sana yang masih di baluti kostum badut, bisa saja ada lebam di tubuhnya.

Dan ternyata istrinya tidak merasa kesakitan.

"Aku baik-baik saja, Honey," sahut Sana

Dahyun mengangguk lega, lalu menarik sitbealt ke tubuh istrinya dan melajukan mobil dengan kecepatan tinggi, ia marah dengan orang yang berani menyentuh istrinya. Walaupun preman itu sudah mati, tetap saja kekesalan nya belum hilang.

Sana hanya diam, apalagi melihat raut wajah suaminya. Kenapa menyeramkan sekali, sudahlah dia diam saja.

Dahyun membawa Sana kembali ke mansion. Ketika sampai di depan, Pak Lee dan yang lain menyambutnya di depan.

Pria itu membuka pintu mobil dengan kasar dan menutupnya dengan keras membuat tubuh Sana terhentak kaget. Apa suaminya marah dengan nya sekarang.

Dahyun mengitari mobil membuka pintu dan menggendong tubuh Sana

Pak Lee dan yang lain membungkukan badan tapi seketika mereka bingung melihat raut wajah dahyun yang terlihat begitu marah dan lagi, kenapa Nyonya nya memakai kostum badut, mereka pun semakin bingung.

Dahyun membawa Sana ke kamar mandi. Sebelumnya ia sudah menyuruh Pak Lee untuk menyiapkan perlengkapan mandi di kamarnya.

Pria itu membantu Sana membuka kostum badutnya dan juga membuka bajunya di kamar mandi.

"Masuk." pinta dahyun agar Sana masuk ke bath up.

Sana menurut saja apalagi ekspresi dahyun masih datar.

Pria itu memandikan istrinya dalam hening, menyabuni Sana, menggosok setiap inci tubuh istrinya, mengeramasi dan membantunya membasuh wajah sana dengan sabun muka, bagian ini ia gosok lembut tapi agak sedikit lama karena ia melihat para pria itu memegang pipi istrinya.

Tidak ada yang boleh memegang pipi tembem Sana selain dirinya. Dan sekarang ia harus membersihkan jejak tangan para preman sialan itu.

Setelah selesai dahyun memakaikan bath robe ke tubuh istrinya dan kembali menggendongnya lalu mendudukan Sana di meja rias.

Sekarang ia sedang mengeringkan rambut Sana lalu menyatok rambut panjang istrinya.

"Selesai," ucap dahyun

Ia pun memeluk tubuh Sana dari belakang. "Kau baik-baik saja hm?" tanya nya, padahal di mobil tadi ia sudah menanyakan hal itu.

Sana mengangguk. "Aku baik-baik saja, Honey... tapi kenapa aku harus mandi."

"Tangan mereka kotor, aku tidak suka mereka menyentuh mu."

Sana tersenyum tipis. "Maaf aku tidak bilang dulu tadi."

"Lain kali kau harus izin, jangan pergi sembarangan seperti itu lagi," sahut dahyun

Sana mengangguk. "Iya, Honey..."

Dahyun mempererat pelukan nya. Sekarang sana bisa melihat dari cermin di depan raut wajah suaminya berubah menjadi tenang seperti biasa lagi. Beda dengan tadi yang seperti kerasukan setan.

[END] Ruthless MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang