10

3K 201 2
                                    

Happy reading































Tok... tok... tokk...

"Nona ini makan siang anda," ucap Pak Lee sedikit berteriak kepada sana yang mengurung diri di kamar.

"Nona anda belum makan dari tadi pagi," teriaknya kembali.

Pintu pun terbuka memperlihatkan sana yang memakai dress putih.

"Aku tidak lapar. Bisakah aku pergi ke cafe tempatku bekerja?"

"Maaf nona, Tuan dahyun melarang anda keluar dari mansion."

"B-benarkah? om tua sialan itu melarangku? memangnya aku ini hewan dikurung seperti ini!"

Pak Lee menatap dalam sana, sekarang ia mengerti orang seperti apa istri kedua tuannya ini. Pantas saja ia berani menendang burung dahyun, mengumpat kasar untuk tuannya saja ia tidak takut.

"Kenapa melihatku?" tanya sana

"T-tidak Nona."

Sana menghembuskan nafas. "Aku bosan."

"Apa anda mau berkeliling dimanson ini nona?"

Sana menaikkan satu alisnya. "Berkeliling?"

Itu ide bagus Mansion ini sangat luas, Sana penasaran dengan isinya. Ia hanya bangun dipagi hari tanpa melihat isi mansion si om tua nya itu, bahkan bagian depan mansion saja ia tidak tahu karena ketika terbangun bukan hotel tempatnya menikah yang ia dapati tapi mansion ini.

Ia yakin akan kelicikan dahyun, pria itu pasti membuatnya tak sadarkan diri dan membawanya ke mansion ini.

Ah sana akan bertanya apa yang sebenarnya terjadi kemarin malam kepada sekretaris son ketika pulang nanti.

Pak Lee membawa sana menuruni anak tangga, Sana turun perlahan ia takut tersandung karena bukannya melihat anak tangga untuk turun matanya malah sibuk mengelilingi kemewahan mansion dahyun

Mansion yang begitu luas di desain dengan warna gold membuatnya begitu terlihat mewah.

Langkahnya terhenti di ruang keluarga yang menyatu dengan dapur. Permukaan lantai dilapisi karpet agar siapapun yang datang merasa nyaman.

Langit langit yang menjulang tinggi terlihat indah oleh lampu gantung yang besar dan juga disamping televisi ada lemari yang tak kalah tinggi, lemari itu penuh dengan buku, entah memang untuk dibaca atau hanya pajangan saja.

"Mari nona," ajak Pak Lee

Pak Lee mengajaknya ke ruang tamu, ruang olahraga, kolam berenang dan masih banyak ruangan yang lain tentunya.

Mata sana sampai tak berkedip ketika melakukan roomtour bersama Pak Lee. Gila sekaya apa lelaki yang disebut suaminya itu.

"Apa anda ingin melihat ruang bawah tanah mansion ini nona?"

"Hah?R-ruang-" sana tidak mampu melanjutkan lagi karena yang ada dipikirannya ruang bawah tanah adalah tempat yang sepi, gelap dan menyeramkan.

Pak Lee tersenyum dan mengangguk.

"Lewat sini nona," Pak Lee mengulurkan tangannya ke salah satu pintu kayu disana.

Sana mengikuti Pak Lee dari belakang dengan pelan, kalau ruangan itu benar benar gelap sana akan lebih mudah kabur dari ruangan itu. Sungguh kegelapan adalah hal yang paling menakutkan untuk sana karena trauma kecil gadis itu.

Sana menghela nafas, dia pun masuk ke sebuah lorong sempit di sana. Memang ada cahaya dari lampu lampu yang menempel di dinding tapi lorong itu di desain dengan warna gelap. Dinding dan lantainya berwarna hitam.

[END] Ruthless MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang