25

2.6K 186 37
                                    

Happy reading



























Sana tiduran di samping dahyun dengan satu tangan dahyun di jadikan bantal dan satu tangan laki laki itu sibuk memainkan jari jemari istrinya.

Setelah ciuman panjang itu suasana kembali hening, mereka larut dengan pikirannya masing-masing.

Dahyun baru mendapatkan informasi kalau pak Lee sudah berada di rooftop hotel dengan membawa enam helikopter dan puluhan anak buah dahyun yang lain.

Dahyun merasa tenang, biar lah pria asing itu berkelahi dengan woojin, sekretaris son dan yang lain nya. Karena dahyun yakin pria asing itu pasti kalah jumlah dengan anak buah yang di bawa Pak lee

Dan sekarang, biarlah dirinya santai bersama sana di kamar.

"Dahyun," panggil sana seraya mendongak ke arah suaminya.

"Hm?"

"Kenapa mereka menyerang kita?"

"Aku belum tau, aku akan mencari tau setelah kita pulang nanti."

Sana mengigit bibir bawahnya ada pertanyaan lain tapi ia sedikit tidak enak menanyakan hal itu.

"Ada apa? Kau boleh tanya apapun." Dahyun tau ada banyak hal di kepala istrinya yang ingin gadis itu tanyakan.

"Eumm... sejak kapan kau... pernah membunuh seseorang?"

"Saat itu umurku dua puluh tahun. Aku dan sekretaris son bertengkar dengan preman jalanan."

"Kenapa?"

"Karena aku berusaha menyelamatkan ayah babi."

"Ayah babi?" sana mengerutkan dahinya tidak mengerti.

"sinb." Jawab dahyun membuat sana spontan tertawa.

Dan dahyun tersenyum melihat istrinya tertawa.

Jadi yang dimaksud ayah babi itu, sinb. Memang benar bukan, sinb itu ayah loli. Si anak babi yang selalu bersuara tanpa tau tempat.

"Seandainya aku tau yang aku selamatkan itu orang gila seperti sinb, aku akan membiarkannya mati saja. Dia selalu membuat ku sakit kepala."

"Bagaimana dengan jeongyeon?

"Aku bertemu dengan jeongyeon karena Pak Lee. Saat itu kami butuh hacker yang hebat, Pak Lee membawa jeongyeon dan akhirnya kami berteman."

"Sekretaris son?" tanya sana kembali.

Dahyun tersenyum, mengapa sana begitu penasaran dengan hidupnya sekarang.

"Dia teman kecilku nama dia Son Chaeyoung tapi karena dia sekretaris ku jadi aku memanggil nya son, kami tumbuh bersama karena son yatim piatu. Sebenarnya son punya adik perempuan. Dia dan adiknya tinggal di rumahku, tapi saat umur adiknya tujuh belas tahun dia kecelakaan dan meninggal."

Sana tidak tau kalau hidup Sekretaris son sesedih itu. Di tinggalkan kedua orang tua dan adik satu satunya.

"Kau melihatku membunuh seseorang, bagaimana perasaanmu?" Kini giliran dahyun yang bertanya.

"Dari awal kau hampir membunuh ayahku, aku tidak terlalu terkejut melihatmu membunuh pria asing itu."

"Karena aku tau kau kejam!," lanjut sana sedikit menyolot.

Dahyun terkekeh. "Kalau aku tidak kejam, aku tidak akan bisa mendapatkan mu."

"Lalu irene?" tanya sana

[END] Ruthless MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang