5

3.2K 207 5
                                    

Happy reading


























Sana berjalan berpuluh puluh kilo meter untuk sampai ke rumahnya. Ia tidak memesan taxi atau kendaraan umum lainnya, karena ia ingin memperlambat waktu. Jika dengan menggunakan taxi mungkin satu jam sudah sampai dirumah lalu ia akan masuk ke kamar dan bangun di keesokan harinya.

Sungguh, Sana tidak mau waktu berjalan terlalu cepat. Sana tidak siap dengan hari hari selanjutnya, apakah besok dia akan menerima masalah yang lebih berat dari sekarang?

Sekarang saja ia sudah sangat lelah dengan artikel mengenai cafe moon, kemarahan kedua orang tuanya sampai ia harus dihukum digudang, lalu bertemu dengan pria menyebalkan itu direstaurant yoo. Dan lagi, ia harus kecewa mendengar ayahnya menikahkan dirinya supaya ia selamat dari hukuman dahyun.

Sana menghembuskan nafas berat, dia berjalan gontai di trotoar jalan. Pandangannya kosong, tangannya menenteng sepatu karena sepatunya sudah rusak dan alhasil kakinya lecet dengan luka dimana mana.

Tapi sakit itu tidak di rasakan, karena nyatanya hatinya jauh lebih sakit. Kenapa rasanya tak ada kebahagiaan dalam hidupnya. Ia hanya merasa sedikit bahagia ketika bersama mina saja, hal hal kecil sering mereka bicarakan dengan penuh tawa, dari mulai siapa aktor paling tampan korea, membahas lelaki tampan yang makan di cafe moon, membuat ulah untuk mengerjai Pak minho dan banyak hal lagi, tapi itu juga hanya ketika mereka bertemu di cafe moon untuk bekerja.

Karena selain itu mereka tidak pernah main bersama, bukan sana tidak menginginkannya. Tapi jika libur kerja sekalipun jieun selalu menyiksa dirinya dengan pekerjaan rumah sampai sana tidak bisa bermain seperti gadis seusianya.

Setelah tiga jam lebih berjalan sana akhirnya sampai di rumahnya. Ketika melangkah menuju pintu dia mendengar suara gaduh di dalam rumah, suara kemarahan joongi yang mencari dirinya. Ya, ketika pergi sana melewati pintu belakang tanpa pamit kepada Ayahnya itu.

Sana menghela nafas seraya memejamkan mata. Mungkin pertengkaran baru sudah menunggu di dalam rumahnya.

Dia pun membuka pintu masuk.

"Sana."

"Sana."

Ucap joongi dan jieun bersamaan. Mereka tampak terkejut dengan kedatangan sana. Sementara yeji hanya menatap tajam dengan duduk di kursi. Dan hyunjin, adik bungsunya itu memperhatikan penampilan sana dari atas sampai bawah. Dia melihat luka di kaki sana, tapi akhirnya ia kembali acuh dan kembali main game di ponsel.

Sana hendak berjalan ke kamarnya tetapi.

"DARI MANA SAJA KAU ANAK SIALAN!!" Teriak joongi

Sana berbalik dan tersenyum getir ke arah joongi. "ayahh..."

"AKU TANYA DARI MANA KAU ?! KAU SEHARUSNYA BERTEMU DENGAN TUAN DAHYUN HARI INI!!"

"Aku sudah menemuinya."

joongi dan jieun pun terkejut dengan pernyataan sana. Yeji masih menjadi penonton perdebatan sengit ini. Dan hyunjin masih sibuk dengan game nya.

Joongi melirik penampilan anaknya. "Jangan bilang kalau kau bertemu dengannya dengan penampilan seperti ini."

"Memangnya kenapa?"

"Apa kau masih belum tau siapa tuan dahyun, sana?" Tanya jieun sedikit membentak.

Sana menghela nafas. "Awalnya aku tidak tahu. Tapi aku tahu orang seperti apa dia sekarang."

"Kau seharusnya di dandani dulu oleh ibumu agar dahyun bisa menerimamu!!" Bentak joongi

[END] Ruthless MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang