75

2.2K 164 48
                                    

Happy reading

































Sana berada di ruang persalinan. Di samping kanan ada dahyun yang menemani nya dan di samping kiri ada jisub

Sementara felix and the geng dan yang lain menunggu di luar ruangan. Mereka semua terlihat sangat panik juga, mereka hanya bisa duduk dengan wajah cemas menunggu kelahiran Sana

Semuanya hening, tidak ada candaan lagi, tidak ada teriakan, tidak ada obrolan. Semua orang hanya duduk dengan sesekali menghela nafas.

Pandangan mereka tidak berpindah dari pintu ruang bersalin. Sedang apa Sana sekarang, apa gadis itu baik-baik saja. Hanya itu di pikiran mereka.

Sampai moonbyul datang pun mereka tidak sadar, moonbyul mengerutkan dahi nya bingung melihat si pembully nostra tampak diam. Tapi ia pun ikut duduk tak jauh dari mereka.

Sementara itu di dalam Ruang bersalin.

"Aakkkhhh ... auuuww ... sa-sakit ..." Sana memekik kesakitan memegang perutnya.

"DOKTER CEPAT DOKTER!!" teriak dahyun.

"Daddy yakin kau pasti bisaa ..." jisub berusaha menyemangati dengan tenang, padahal jantungnya seakan ingin keluar dari tubuhnya sendiri saking paniknya melihat putri kesayangan nya ini.

"Hufftt ... huuftt ..." Sana berusaha mengatur nafasnya.

Dokter acha pun akhirnya datang.

"Lama sekali kau ini!!" geram dahyun kepada Dokter acha

"Astagaa ... sabarlah sedikit, aku harus menyiapkan peralatan nya dulu."

"Nyonyaa ... sekarang buka kaki mu."

Sana pun menurut, sementara itu Ayah dan Suaminya terlihat sangat panik sampai beberapa kali menghela nafas.

Dokter acha mencoba melihat jalan lahir, sudah pembukaan sepuluh.

"Aku akan menggunting va***a nya dulu, karena ukuran bayi sangat besar." Dokter acha pun membawa gunting khusus.

Dahyun dan jisub membulatkan mata tak percaya.

"Jangan bercanda kau ini!!" ucap jisub.

"Tahan nyonya ..."

"Arrkkkhhhh ..." Sana menjerit kesakitan saat Va***a nya di gunting. Dahyun menelan ludah nya susah payah, keringat dingin memenuhi tubuhnya. Di pandang lah wajah istrinya dengan tertegun, tiba-tiba sekelebat ingatan tentang sana kedinginan di bawah derasnya air hujan kembali muncul.

Lihat, jahat sekali dia. Menyakiti istrinya begitu dalam, tapi ketika Sana melahirkan ia tidak bisa apa-apa. Istrinya rela kesakitan di depan matanya demi melahirkan darah dagingnya sendiri.

Tiba-tiba ia menangis penuh penyesalan. "S-sayang ... maafkan aku ..." lirihnya dengan gemetar.

"Oke, dorong nyonya ..."

"Errrrgghhh ..." Sana mengejan sekuat yang ia bisa.

Wajahnya basah dengan keringat, dahyun gemetar melihat istrinya seperti itu.

"Lagi nyonyaa ..."

"Errrggghh ..."

"Nak ... kau hebat, anak Daddy pasti bisa." jisub mencoba menyemangati.

"S-sayanggg ... sayang ... kau kuat ... kau hebat ..."

"Hufft ... hufftt ..." Sana mencoba mengatur nafasnya dulu.

[END] Ruthless MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang