38

2.2K 206 23
                                    

Happy reading






















Dahyun keluar dari kamar mandi sementara sana masih saja duduk menonton televisi.

"Kau masih menonton kartun itu hm?" Ia mencium pipi sana dengan tubuh polos tanpa baju. Dahyun hanya mengenakan bawahan saja.

Sana hanya tersenyum tipis ke arah dahyun. Dahyun mencium lagi pipinya. Menghujani wajah sana dengan ciuman nya.

Sana bergerak berusaha mendorong dahyun. "Da-Dahyun."

"Kenapa hm?" Dahyun menaikkan satu alisnya bingung.

"Tidak. Aku hanya lelah." sana menjawab dengan pandangan masih mengarah ke televisi.

"Sana ..." panggil dahyun

Dahyun merasa ada yang tidak beres dengan sana, istrinya itu tiba-tiba sangat dingin sekarang.

Sana menoleh.

"Ada apa?" tanya dahyun

Sana menggeleng. "Tidak. Aku hanya lelah." Sana beranjak tapi dahyun menahan tangan nya.

"Duduklah kita bicara."

"Aku lelah ..." Sana melepaskan tangan dahyun tapi dahyun tidak menyerah. Ia beranjak dan memeluk sana dari belakang agar istrinya itu tidak bisa pergi.

"Kenapa hm? bicara saja."

"Aku bilang aku lelah, lepaskan aku." Sana bergerak memberontak.

"Tidak. Sebelum kau bicara!"

"Dahyun!!" Sana berbicara setengah membentak.

Dahyun segera memutar tubuh sana menghadap nya.

"Ada apa? kau kenapa tiba-tiba marah seperti ini?" Dahyun masih berbicara lembut bahkan pria itu mengelus pipi sana.

Sana menepisnya. "Aku ingin tidur siang."

Sana berjalan mendekati ranjang tapi dahyun menarik tangan sana

"Ada apa, sana? tolong jangan membuatku bingung seperti ini."

"Berapa kali aku harus bilang aku lelah, dahyun!!" Sana berteriak membuat dahyun terdiam seketika.

Gadis itu masuk ke dalam selimut. Nafas dahyun naik turun melihat sikap sana, tangan nya mengepal tapi ia memejamkan mata berusaha tidak terpancing dengan emosi sana yang entah karena apa.

Dahyun menghela nafas membuka selimut yang menutupi tubuh istrinya pelan tapi sana justru menarik kembali selimutnya dengan kasar.

Alhasil emosi dahyun mulai terpancing sekarang. Ia menarik lagi selimut itu tak kalah kasarnya.

"Bangun!!" perintah dahyun

Sana masih diam.

"Sana!!"

Tidak ada jawaban.

Dahyun mendengus dan menarik tangan Sana dengan kasar. Sana meringis.

"Sakitt!!" Ia memegang lengan nya.

"Sakit?" tanya dahyun

"Kau pikir sikapmu yang seperti ini tidak membuatku sakit?!"

"Kau ini kenapa?!!" tanya Sana

"Aku yang harusnya bertanya seperti itu, Sana!!" Dahyun membentak sana

Gadis itu terhentak kaget tapi emosinya juga malah terpancing.

"Berhentilah bersikap kasar denganku, dahyun!! Kau selalu bersikap semaumu!!"

"ADA APA DENGANMU?!!" Emosi dahyun sudah di puncak kemarahan nya. Ia menatap tajam sana dengan rahangnya yang mengeras.

[END] Ruthless MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang