12

2.6K 195 12
                                    

Happy reading






















Sana duduk di ranjang tempat tidur, Bibi yana membantunya untuk minum.

"Nyonya baik baik saja?"

"Iya, aku baik baik saja bibi yana. Hanya ada sedikit masalah dengan paru paru ku."

"Saya akan meminta dokter untuk memeriksa anda nyonya."

Sana segera menahan tangan bibi yana agar tidak pergi.
"Tidak perlu aku hanya butuh istirahat."

Bibi yana menatap Pak lee yang sedari tadi hanya berdiri di depan mereka. Pak lee mengangguk dengan maksud membiarkan sana untuk beristirahat.

"Baiklah, nyonya. Selamat istirahat."

Pak lee dan Bibi yana pun pergi dari kamar. Sana menghela nafas sesaat lalu mengambil ponsel di nakas, ada 10 panggilan tak terjawab dari mina

Sana menelpon mina.

"Sana!!" teriak mina dari seberang sana.

Sana sedikit menjauhkan ponselnya kala mina berteriak keras. Ah untung saja telinganya tidak pecah.

"Kau dimana sana?" teriak mina parau karena ia sedang berhenti di pinggir jalan. Dan sana pun bisa mendengar suara motor dan mobil berlalu lalang di jalanan.

"Kau tahu aku sedang menuju ke rumahmu. Pak minho terus mencarimu."

"A-apa? Kau sedang menuju ke rumahku min? Kau tahu aku sedang tidak dirumah."

"Lalu kau dimana?"

"Eumm... A-aku... Aku... Di..."

"Dimana san?"

"Ah sudahlah, kau tidak perlu tahu sekarang. Aku ingin menanyakan sesuatu."

"Apa?"

"Eum... Ciri ciri perempuan yang sudah tidak virgin itu bag-"

"Apaaaa?!" mina kembali teriak dengan pertanyaan sana. Sana hanya menghembuskan nafas. Temannya ini pasti sedang berpikir buruk.

"Sana kau baik baik saja kan?"

"Kau dimana?"

"mina aku-"

"Dengarkan aku, aku temanmu oke. Kalau memang ini terjadi aku akan menjaga rahasia ini. Sekarang kau dimana aku akan melaporkan lelaki yang sudah memperkosamu ke polisi. Jangan takut, kita akan menuntut keadilan."

"minari aku tidak di perkosa!" ucap sana tak kalah teriak mendengar kepanikan temannya diseberang sana.

"Lalu kenapa kau bertanya tentang hal itu."

"Aku hanya ingin tahu saja."

"Setauku kalau masih virgin akan mengeluarkan darah. Kalau sudah tidak mungkin tidak ada darah lagi ketika berhubungan yang kedua kalinya."

"Lalu apa yang harus dilakukan?"

"Kau bertanya seperti itu untuk siapa kalau untuk temanmu suruh dia melakukannya yang kedua kali."

Sana terkejut dengan pernyataan dari mina, dia ini pintar atau bodoh bisa bisanya menyuruh melakukan hal seperti itu untuk kedua kalinya.

"Sudahlah tak ada gunanya bertanya kepadamu mina. Jangan ke rumahku, pulang saja ke cafe moon" Geram sana

Sana segera mematikan ponselnya ia pun memilih berbaring menatap atap atap langit kamarnya.

"Aku harus pergi dari sini."

[END] Ruthless MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang