29

2.2K 183 12
                                    

Happy reading






















Sana berjalan ke taman bermain sendirian. Hari ini seharusnya ia pergi ke cafe moon untuk mengundurkan diri.

Dahyun memaksa nya tadi malam tanpa sebab apapun. Sana sebenarnya masih ingin bekerja karena di sana ada sahabatnya mina, apalagi sudah beberapa hari ini sana tidak masuk kerja. Ia sangat merindukan mina, sahabatnya.

Tapi bertemu untuk berpisah dengan mina cukup berat bagi sana. Apalagi semalam dahyun bilang kalau dirinya harus lebih sering berada di mansion.

Ini hari terakhir sana bisa pergi sendirian karena dahyun meminta felix dan yang lain untuk menemani sana ketika keluar dari Mansion. Entah apa alasan nya, sana pun tidak tahu.

Sana menghela nafas, taman bermain sangat ramai hari ini. Banyak orang yang menaiki wahana menyenangkan.

Sana hanya duduk di kursi menikmati pemandangan di depannya. Keluarga kecil yang sibuk berfoto, orang pacaran dan juga mereka yang bermain bersama sahabatnya.

Ah, ingin sekali sana datang kesini bersama mina, setidaknya untuk hari perpisahan mereka.

Apa aku suruh mina datang kesini saja ya.

Sana pun akhirnya menelpon mina

"SANA!!!" teriak mina dari seberang telpon. Sana sedikit menjauhkan ponselnya dengan suara cempreng itu.

"Kenapa kau tidak menelponku!! Kau juga tidak membalas pesanku, Sana!! kau melupakanku setelah menikah dengan om tampan itu!"

"Tidak, mina sayang ... Aku sibuk."

"Sibuk membuat anak ya?"

"Husshh ... kau ini!" mina tertawa di seberang sana.

"Aku sedang di taman bermain, bagaimana kalau kau datang kesini ..."

"Kau mau Pak minho memecatku?!"

"Bilang saja kau sakit, apa susahnya."

"Huhh ... padahal kau sendiri yang selalu mengajari ku jangan berbohong. Tapi lihatlah sekarang ..."

Sana cekikikan. "Ayolah ... Sekali tidak apa apa."

"Hmm ... oke deh. Aku kesitu sekarang, tunggu ya."

"Oke, Bye. Hati-hati ya."

"Perhatian sekali sana ku ini seperti pacar hehehe."

"Cepat mina!"

"Oke ... oke."

Panggilan pun dimatikan. Sana menunggu mina dengan mengedarkan pandangannya tidak bosan melihat mereka yang menikmati waktu bersama keluarga dan sahabatnya.

Seseorang tiba-tiba menepuk pundaknya dari belakang. Ia membalik.

"Udah sampai aja, mi ... loh, irene!" Sana membulatkan mata sementara irene tersenyum ke arahnya.

"Hallo, pelakor." irene melambaikan tangan seraya tersenyum. Senyuman itu seperti senyuman meledek.

"Kenapa kau disini?" tanya sana

"Sekaya apapun suamimu ... tapi ini bukan Taman bermain milik dahyun. Jadi aku berhak ada dimana saja!"

Sana menghembuskan nafas hendak pergi karena malas berdebat dengan irene tapi tangan nya tiba-tiba di tarik.

"Eh ... tunggu-tunggu."

Sana melepaskan cengkraman tangan irene dengan kasar.

"Begini pelakor ... bagaimana kalau kau temani aku masuk ke rumah hantu itu." irene menunjuk rumah hantu yang tidak jauh dari tempat mereka berdiri.

[END] Ruthless MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang