11

2.6K 205 2
                                    

Happy reading




















Sana membuntuti Pak Lee yang hendak membawanya ke dapur. Dapur itu sangat luas dan bersih, baru kali ini ia melihat dapur seluas ini. Bahkan luasnya tidak seperti dapur tapi seperti aula besar. Desainnya putih dan bersih. Sepertinya ruangan bawah tanah ini memang di desain putih dan ruangan diatas di desain warna gold.

Semua orang yang ada di dapur sibuk dengan kegiatannya masing masing, Sana melihat ada empat chef laki laki yang menyuruh para pelayan disana untuk membantunya.

"Hei tambahkan madunya sedikit lagi."

"Bawakan tepung gandum lebih banyak."

"Kau aduk adonan itu sampai sedikit mengembang."

"Tambahkan sayuran ke dalam mie itu."

"Tolong bawaan cherry kesini."

"Ayamnya jangan di masukan dulu, minyaknya belum panas."

Semua yang memerintah itu chef yang mengurus masakannya masing masing. Ketika sana dan Pak lee masuk tiba tiba semuanya mematung, hening dan menatap sana. Beberapa bahkan sampai membulatkan mata kaget dengan kedatangan sana

Sedetik kemudian mereka membungkukan badan bersamaan dan menyambut kedatangan sana

"Selamat siang nyonya." ucap puluhan orang di depan sana

Sana tersenyum. "Selamat siang," jawabnya.
Pak lee mengajak sana untuk mendekati salah satu chef disana.

"Kau masak apa?" tanya sana

"Roti gandum nyonya."

"Roti gandum?"

Chef itu mengangguk.

"Tuan dahyun tidak bisa makan makanan dari luar nona," jelas Pak lee

Sana mengangguk ngangguk tetapi dalam hatinya.

"Cih, apa dia takut makanan dari luar tidak higenis."

"Siapa namamu?"

"S-saya nyonya?" ucap Chef itu menunjuk dirinya sendiri. Heran, mengapa istri tuannya ini ingin tahu namanya.

Sana mengangguk.

"Nama saya alex nyonya."

"Baiklah Chef alex mari kita berteman." sana mengulurkan tangan.

Semua yang tadinya hanya menunduk mendongak menatap sana kaget

Chef alex masih mematung berusaha mencerna dengan baik ucapan nyonya nya itu. Ia masih diam menatap sana

"Eum... apa kau tidak mau berteman denganku?"

"T-tidak nyonya... saya mau... mau nyonya." Chef alex segera mengambil uluran tangan sana dengan kedua tangannya, ia lakukan itu karena takut dikira tidak sopan bersalaman dengan nyonya sana

Sana menatap tangannya lalu melepaskan satu tangan Chef alex. "Salaman itu seperti ini tau," ucap sana tersenyum seraya menggoyangkan tangannya.

Chef alex ikut tersenyum, walaupun sedikit canggung.

"Apa aku boleh mencoba roti gandum itu?"

"Tentu saja nyonya."

Chef alex memberikan selembar roti diatas piring kecil lalu memberikannya kepada sana

Di saat ia hendak memberikan pisau dan garpuh untuk sana, gadis itu sudah melahap roti gandum dengan tangannya sendiri.

Chef alex terkesiap. Sana tak kalah malu kala melihat Chef alex mengulurkan tangan memberikan pisau dan garpuh.

[END] Ruthless MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang