54

2.3K 161 13
                                    

Happy reading



Ada bagian dewasanya jadi mohon bagi yang masih di bawah umur bisa di skip bagian buat baby serangga hehe

Semoga kalian suka



























Dahyun sedang sibuk dengan laptop di atas meja. Setelah makan malam Sana kembali ke kamar, hanya untuk bermalas-malasan dan main hp saja.

Sementara dahyun sedang mencari data Seo Jin di laptop milik wilson dulu. Dahyun menemukan data Seo Jin tapi tidak dengan tempat terakhir dia keluar dari mansion. Entah dimana dia tinggal sekarang.

Dahyun menghela nafas kasar, sulit sekali mencari data pelayan wanita itu.

"Honey..." panggil Sana

Dahyun menoleh dengan tersenyum. "Kemari sayang ..."

Sana mendekati dahyun dan pria itu segera meraih tangan Sana lalu menarik Sana untuk duduk di pangkuan nya.

"Sedang apa?" tanya Sana

"Mencari kemungkinan pelayan wanita yang hampir membunuhmu," sahut dahyun

Sana mengangguk-ngangguk. "Ohh ..."

"Kau masih berfikir Ayahku yang hampir membunuhmu hm?"

"Aku tidak tahu, Hon ..."

Dahyun tersenyum lalu menggendong tubuh Sana

"Mau kemana?" tanya Sana

"Diamlah ... aku mau mengajakmu ke tempat favoritku dan Ayahku dulu."

Mereka menuruni anak tangga, dahyun berjalan ke salah satu pintu kulkas yang sekalipun Sana tidak pernah melihat pintu kulkas itu terbuka.

"Kenapa membawaku ke depan kulkas?"

Dahyun tersenyum mencium kening sana. "Lihat ini ..."

Pria itu menempelkan telapak tangan nya sebagai sidik jari, terdengar suara tanda pintu kulkas bisa di buka.

Dan ketika pintu kulkas itu di buka oleh dahyun, bukan kulkas biasa tempat penyimpanan makanan. Sana melebarkan mata tidak percaya dengan apa yang ia lihat.

Ada sebuah ruangan besar di dalam sana, di desain dengan warna coklat tua dan beberapa rak buku menjulang tinggi dengan banyaknya buku di sana. Entah memang buku untuk pajangan atau memang wilson suka membaca.

Di dalam sana juga lebih banyak barang-barang antik, berbeda dengan ruangan yang lain, yang terkesan modern.

Dahyun membawa Sana masuk dalam gendongan nya, ketika mereka sudah masuk pintu kulkas itu otomatis tertutup dan terkunci lagi.

Dahyun menurunkan Sana yang masih terpesona dengan ruangan ini.

"Jadi pintu tadi bukan pintu kulkas?" tanya sana

"Bukan," sahut dahyun

"Sengaja Ayahku dulu membuat pintu itu berbeda dari pintu biasanya agar orang-orang berfikir itu hanya lah kulkas biasa dan tidak penasaran untuk membukanya."

Sana mengangguk-ngangguk. "Ohh ... siapa saja yang tahu soal ruangan ini?"

"Aku, Chaeyoung dan Ayahku saja," sahut dahyun

Sana berjalan melihat-lihat beberapa barang antik yang terpajang di sana.

Sementara dahyun perlahan mundur dan mundur sampai berhenti di saklar lampu. Ia menatap sebentar istrinya yang masih berkeliling memandang hiasan antik di sana.

[END] Ruthless MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang