26

2.4K 205 17
                                    

Happy reading
























.
.





























Mereka sudah sampai di mansion, irene sudah tidak bersama mereka lagi karena hubungannya dengan dahyun sudah selesai. Jeongyeon dan sinb menyambut mereka di depan mansion karena mereka pulang lebih dulu.

"Pergilah ke kamar, aku akan bicara dulu dengan Pak lee dan yang lain," ucap dahyun seraya mengelus pipi istrinya.

"Aku ingin bicara dulu dengan felix dan yang lain, " jawab sana

Dahyun mendelik ke arah mereka. Mereka yang tadinya sibuk memandang dahyun dan sana kini mengalihkan pandangan mereka kemana saja, yang penting jangan sampai dahyun tau mereka memperhatikan dahyun dan sana

Asal kalian tahu, sesampai nya di mansion mereka masih menggunakan pakaian aneh mereka. Satpam, wanita hamil, tukang hot dog, OB, koki dan pria kecil memakai bathrobe.

"Baiklah, jangan lama." Sana mengangguk. Dahyun masuk diikuti Pak lee dan sekretaris son

"Hei." Sana tersenyum menghampiri mereka.

Mereka membungkukan badan. "Hallo nyonya."

"Ah, jangan terlalu sopan!" Sana menepuk bahu jeongin. Lelaki itu terbelalak seketika.

Nyonya nya ini bertingkah seperti teman dekat saja.

"Panggil aku sana saja," lanjut sana membujuk mereka.

"Tidak, nyonya. Kami masih ingin hidup," jawab jisung

"Kalian memanggilku sana ketika dahyun tidak disampingku saja, bagaimana?"

Mereka melirik satu sama lain, seakan akan berunding dengan perkataan sana. Sampai akhirnya.

"Baik, nyonya. Eh sana," ujar jeongin. Sana tersenyum.

"Hallo sana hehehe." felix memanggil sana seraya melambaikan tangan.

Ini pertama kalinya ia memanggil sana tanpa sebutan nyonya. Ia cengengesan, rasanya begitu lucu memanggil nyonya nya ini seperti teman dekat.

"Hallo sana hehehe." jisung melakukan hal yang sama.

"Namamu bagus sana hehehe." Kini changbin yang bersuara.

Mereka cengengesan satu sama lain, Sana pun ikut tertawa melihatnya. Tapi tiba tiba pandangan bangchan terhenti tepat di leher putih sana

"Itu apa sana?" bangchan menunjuk leher sana seraya melirik ke arah teman temannya.

Woojin dan yang lain pun memicingkan matanya ke leher sana berusaha melihatnya dengan jelas.

"I-itu..."

"Apa? Dimana?" tanya sana seraya meraba raba lehernya bingung.

Mereka melihat satu sama lain. Mereka tau tanda merah di leher sana itu, tapi kenapa sana terlihat bingung. Apa gadis itu tidak menyadarinya? atau memang sepolos itu.

"I-itu tanda merah di lehermu, sana. Mungkin bekas gigitan serangga," ucap woojin berbohong.

"Serangga? Benarkah?"

"Sepertinya serangga nya buas sekali, sana," ujar jisung menahan senyumnya.

"Iya, sampai bekasnya sangat merah," timpal bangchan yang sama sama menahan senyumnya.

[END] Ruthless MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang