67

1.7K 171 36
                                    

Happy reading


























Mereka saling melambaikan tangan satu sama lain dengan tersenyum. jisub merangkul putrinya, yang lain hampir menangis melihat kepergian Sana.

Mereka buru-buru menghapus air mata yang hampir jatuh, memalukan jika mereka menangis di depan orang-orang.

Chaeyoung menghela nafas. "Semoga dia bahagia dengan Ayah kandungnya."

"Ya, disini hanya luka yang dia punya. Semoga setelah ini tidak akan ada yang menyakiti Sana lagi," sahut changbin

"Aku penasaran, apa dahyun sudah tahu kalau Sana hamil," ucap jeongyeon

"Biarkan saja dia menderita aku muak dengan nya," sahut Chaeyoung

Mereka semua pun berbalik hendak pulang setelah Sana hilang dari pandangan mereka. Gadis itu sudah naik pesawat bersama jisub.

"Dahyun ..." ucap sinb yang melihat dahyun berlari dengan penampilan acak-acakan. Keningnya terlihat berdarah.

Wajahnya basah antara peluh keringat dan juga tangisan. Ia terlihat kebingungan melirik ke sana kemari.

Dahyun mendapati Chaeyoung dan yang lain. Ia mempercepat langkahnya menghampiri mereka.

"Dimana istriku?" tanya nya dengan panik takut Sana sudah pergi.

"Dimana?!!" tanya nya lagi karena tidak ada yang menjawab satu pun.

"chaeng dimana dia?"

"jeongyeon dimana dia?!! apa dia sudah berangkat, dia sudah pergi?" tanya nya menahan isak tangisnya.

"Dia sudah pergi, kau terlambat," sahut jeongyeon

Ia menggaruk kepalanya frustasi. "Sana ..." lirihnya.

Dahyun menabrak mereka semua berlari sekencang mungkin, semoga saja ia masih punya waktu untuk bertemu Sana

Dahyun sempat di hadang oleh beberapa petugas bandara tapi ia memukul mereka hingga membuat kericuhan pun terjadi.

Chaeyoung dan yang lain hanya bisa menghela nafas dan menggelengkan kepala melihat tingkah dahyun

Dahyun berlari masuk ke landasan pacu di ikuti beberapa petugas berlari di belakangnya.

"SANA ..."

"SANA JANGAN SANA ... JANGAN PERGI ..." teriaknya.

Sana sudah di dalam pesawat bersama jisub. Gadis itu duduk di dekat jendela pesawat.

Dahyun masih berlari untuk mendekati pesawat yang bertuliskan nama jisub di sana. Ia tahu Sana ada di dalam pesawat itu, tapi ia masih harus berlari karena pesawat itu jauh dari jangkauan nya.

Sementara itu di dalam pesawat Sana terlihat termenung, ia tidak mendengar teriakan dahyun. Sana hanya melamun dengan tangan mengelus perutnya.

Dahyun sangat ingin merasakan menjadi sosok seorang Ayah.

Tiba-tiba perkataan dahyun melintas begitu saja di ingatan nya.

Satu atau dua anak cukup untukku.

Dan itu adalah kalimat dari dahyun sendiri. Pria itu menginginkan satu atau dua anak dan sekarang keinginan nya terkabul, Sana mengandung dua anak sekaligus tapi pria itu sudah tidak bersamanya lagi.

"Takdir begitu lucu ya, dahyun," batin Sana.

"Kenapa keinginan mu harus tercapai setelah kita tidak bersama ..."

[END] Ruthless MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang