46

1.9K 156 23
                                    

Happy reading


























"Sayang masuk," perintah dahyun lagi.

"Aku mau ikut konvoi juga, Honey. Kenapa aku tidak di bawa?"ucap sana dengan eyes puppy nya

Dahyun menghela nafas. "Ini khusus laki-laki. Nanti aku membawamu konvoi lagi aku janji, oke."

Tidak mungkin kan dahyun bilang kalau mereka hendak menyerang dan membunuh.

"Huhh ..." Sana menekuk wajahnya.

Dahyun terkekeh gemas dan memainkan kedua pipi istrinya.

Sementara itu di atas motor felix berbicara kepada jeongin

"Seandai nya aku dan rara seperti Tuan dahyun dan sana pasti aku sebahagia mereka," ucap felix dengan wajah sendu.

"rara lagi rara lagi ... Move sialan!! seperti tidak ada perempuan lain lagi di dunia ini!!" hardik jeongin

"Aku bosan di mansion terus," ucap sana

"Kalau begitu buatlah pesta untuk kepulangan kami," jawab dahyun

"Benarkah?" Mata sana berbinar senang. "Kita membuat pesta seperti hari itu di taman? bersama mereka?" Sana menunjuk mereka yang duduk di atas motor.

Dahyun mengangguk. Sementara yang lain saling melirik bingung kenapa tiba-tiba nyonya nya menunjuk ke arah mereka.

"Aku boleh tidak mengajak Chef vano dan Chef alex memasak di taman?"

Dahyun menghela nafas berusaha sabar padahal ia buru-buru harus pergi.

"Terserah kau saja, sayang. Mau ajak para pelayan yang lain juga."

Sana makin senang mendengarnya. "Bagaimana dengan Hyunjin, boleh?"

Dahyun mendengus, kapan dia bisa berangkat kalau sana masih berbicara.

"Boleh sayang, boleh. Sekalian ajak semuanya saja," jawab dahyun dengan menahan frustasinya.

"Oke."

Dahyun pun mencium sana sebentar lalu kembali ke motor dan memakai helm. Ia menghidupkan mesin, memainkan gas motor sampai berderum beberapa kali lalu menoleh ke belakang dan menganggukan kepala.

Mereka semua pun menganggu kan kepala juga dengan artian mereka sudah siap.

Lima puluh motor keluar dari mansion, Sana melambaikan tangan di teras mansion kala melihat mereka semua keluar.

"Bye ... Hati-Hati ...," Teriaknya.

Mereka semua pun ikut melambaikan tangan ke arah sana

Di bawah bulan purnama rombongan motor Nostra berhamburan di jalanan dengan pemimpin nya Dahyun Leonardo Damon berada di barisan paling depan. Deruman motor saling bersahutan dan beberapa dari mereka juga memainkan klakson.

Pengendara yang ada di depan mereka memilih menyisi karena bergidik ngeri kala mendengar deruman motor yang tak henti-henti.

Mereka yang berada di samping kiri dan kanan mengulurkan tangan nya dengan maksud pengendara umum yang berada di belakang mereka tidak boleh menyalip motor mereka.

Beberapa ada yang menurut dan membiarkan jalanan raya di kuasai lima puluh pengendara motor berjaket kulit hitam. Tapi tak sedikit yang mendumel kesal.

Sampai-sampai ada seorang lelaki yang berniat menghadang mereka berjalan ke tengah, hendak melakukan pemberontakan karena mereka di anggap menganggu. Tapi tiba-tiba.

[END] Ruthless MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang