13

2.5K 186 16
                                    

Happy reading




















Dahyun menarik sudut bibirnya tersenyum kala gadis di depannya ini ketakutan. Oh tak pernah ia melihat sana ketakutan seperti ini, biasanya gadis itu keras kepala dan sering melawan.

Dahyun membuka bajunya sampai tubuhnya hanya di baluti celana panjang hitam. Ia melempar kemejanya ke sembarang arah.

Sana membulat tak percaya dengan pandangan di depannya, ia segera menutup wajah dengan kedua tangannya. Dahyun kembali tersenyum.

"Lihat aku sayang..."

"T-tidak."

"Lihat aku!!"

Sana menggeleng.

Dahyun mendengus kasar, akhirnya ia menarik tangan sana kasar, menindih kedua tangan sana di samping kepala gadis itu.

Dahyun menyeringai sementara sana berusaha memberontak dan sedetik kemudian ia mencium bibir sana dengan ganas. Bibir yang ia rindukan, bibir ini yang selalu menggoda pikiran dahyun untuk bertindak lebih jauh terhadap tubuh sana

"Eummp... Mmmmph... Si-sialan... Da...dahyun..."

Sana berusaha melawan dan memberontak tapi tubuh besar dahyun berhasil mengunci tubuh kecil sana membuat gadis itu kewalahan.

Dahyun melepas ciumannya memberikan akses untuk sana kembali bernafas, nafas sana terlihat terengah engah sementara dahyun sibuk menghujani leher sana dengan ciuman. "ahh.. Dahyunnn.." sesekali sana mendesah kala dahyun mengigit lehernya dan berhasil meninggalkan bekas merah disana.

"Masukkan saja ke lubang di bawah sana,"

Dahyun menghentikan ciumannya, ia mendengar suara seseorang sedang berbisik.

"Kita tidak punya waktu lagi. Cepat masukan!"

Dahyun mengerutkan dahinya, ia sedikit mendongak untuk melihat ke arah pintu.

"Cepat keparat!"

Dan ya, ia benar. Suara itu dari arah pintu kamarnya. Ia segera beranjak dari ranjang untuk mengetahui siapa yang berani menganggu malam pertamanya ini.

Ia menarik knop pintu dengan keras sampai mengeluarkan suara.

BRAKH!

Suara pintu begitu keras membanting dinding kamarnya.

Dan disaat bersamaan enam orang lelaki begitu terkejut kala ia mendapati tuannya di kamar.

Jantungnya seakan terpompa lebih cepat di ikuti loncatan kedua bahu mereka karena terkejut. Dan jangan lupakan mata mereka membulat bersamaan karena rasa panik dan takut yang datang tiba tiba.

Woojin, jisung, changbin, jeongin, bangchan dan felix mematung memandang tuannya.

"Apa yang kalian lakukan disini!!" nada dahyun begitu santai tapi terdengar menusuk dan menyeramkan ditelinga mereka. Mereka sudah berhasil membangunkan singa yang sedang kawin.

Tidak ada yang berani menjawab. Felix memandang dahyun dari atas sampai bawah, tuannya ini tidak pakai baju, ia menggerakkan kepalanya ke kiri dan alangkah terkejutnya felix kala melihat kemeja putih dan tali pinggang berserakan disana dan lebih terkejut lagi ia melihat seorang gadis muda sedang duduk sembari menepuk nepuk dadanya.

Dahyun mengikuti arah pandang felix, ketika tau felix memperhatikan sana ia segera memblokir akses pintu, menarik knop pintu untuk menutupnya sedikit.

"Sedang apa kalian?!" tanya dahyun sedikit membentak membuat bahu mereka meloncat kaget untuk kedua kalinya.

Bangchan menelan salivanya susah payah, ah aura tuannya ini begitu menyeramkan.

[END] Ruthless MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang