20

2.6K 203 10
                                    

Happy reading























Malam hari dahyun duduk di sofa yang berada di balkon mansion nya, ia menyesap sebatang rokok di tangannya dengan pandangan menengadah menatap langit malam.

Di depannya sebuah meja bulat di penuhi bekas kulit kacang, beberapa botol minuman keras.

Tidak lama kemudian sekretaris son datang dan berdiri di samping dahyun

Ia melihat penampilan tuannya yang begitu kusut, rambutnya berantakan, bau alkohol begitu menyengat.

Kau kenapa tuan.

"Bagaimana?" tanya dahyun

Sekretaris son berdehem sesaat memudarkan lamunan nya terhadap penampilan tuannya ini.

"Nyonya sana terlihat bahagia hari ini karena adik laki lakinya bersikap baik kepadanya bahkan membela nyonya sana ketika ibu tirinya hendak menamparnya."

Dahyun melotot ke arah Sekretaris son. "Apa?! Jadi perempuan tua itu hendak menampar istriku?!!"

Dahyun mematikan rokoknya dengan kasar. "Kurang ajar!!"

"Itu tidak penting sekarang, tuan. Karena hyunjin adik laki lakinya berhasil menepis tangan ibunya. Sekarang apa tugasku sudah selesai? jujur saja aku ngantuk, tuan... Hoaaamm!" Sekretaris son menguap di depan dahyun. Dan tentu saja itu hanya pura pura, melihat kekacauan tuannya sekarang membuat Sekretaris son ingin menjauh saja.

"Cih, jam segini kau sudah mengantuk saja. Lebih baik temani aku minum." Dahyun mengangkat botol minumannya lalu meneguknya kasar.

"Maaf, tuan. Ini pukul 02.00 pagi dan anda masih saja duduk disini dengan rokok dan alkohol ini. Tidak kah anda takut ada orang lain yang memeluk nyonya sana tengah malam." Sekretaris son berusaha menyadarkan tuan nya agar kembali ke kamar dan berhenti meneguk alkohol yang sudah terlalu banyak.

Dahyun menghela nafas dengan berat, sekretaris son menatap tuannya dengan dahi mengkerut.

"Apa ada masalah tuan?" tanya Sekretaris son

Semoga saja tidak ada.

"Apa kau tidak menemukan tanda-tanda dimana mommyku sekarang, son?"

"Semenjak kematian, Dad. Mom pergi entah kemana. Aku masih ingat Pak lee bilang Mom pergi karena depresi kehilangan, Dad. Tapi... tidakkah ibuku berpikir aku juga bisa depresi karena kehilangan mereka? Dad meninggal, mom entah dimana. Dan lagi... si tua bangka itu juga belum tertangkap sampai sekarang." Ia berkata dengan suara lemah seakan tak punya semangat hidup.

Dahyun kembali menghela nafas dengan dada yang terasa sesak. Ia menopang kepala dengan kedua tangannya, sesekali memijit kepalanya yang tiba tiba terasa sakit.

Sekretaris son merasa iba setiap kali melihat tuannya dalam kondisi lemah karena mengingat kedua orang tuanya. Tapi disisi lain sekretaris yang selalu menemani dahyun ini tidak bisa melakukan apapun. Bahkan memeluk dahyun untuk membantu menenangkan nya saja tidak bisa. Jelas saja, kalau sampai dia berani satu peluru sudah pasti bersarang di kepalanya.

Bagaimana ceritanya pisang memeluk pisang.

"Tuan... aku tidak pernah mencari seseorang sesulit aku mencari nyonya besar. Maaf... sampai detik ini tidak ada tanda tanda dimana keberadaan nyonya besar."

Dahyun menatap Sekretaris son dengan sendu dan wajah yang merah karena terlalu banyak minum alkohol. "Menurutmu, apa mom ku masih hidup?"

"T-tentu saja tuan. Aku yakin... nyonya besar masih hidup dan akan kembali setelah sembuh dari depresi nya." Sekretaris son berbohong untuk tidak membuat suasana hati dahyun semakin kacau.

[END] Ruthless MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang