39

2.5K 215 27
                                    

Happy reading

































Pagi pun tiba. Seperti biasa ketika membuka mata dahyun tidak ada di sampingnya. Sana menghela nafas berat, mau bagaimana lagi ini salahnya.

Hanya karena meragukan perasaan dahyun mereka bertengkar dan berakhir seperti sekarang.

Sana tidak beranjak dari ranjangnya karena merasa tubuhnya begitu lemas. Ia tidak makan seharian dari kemarin bahkan menyentuh makanan juga tidak mau.

Bibi yana mengetuk pintu kamar sana dan memanggilnya. Karena tidak ada jawaban akhirnya Bibi yana membuka pintu kamar.

"Astagaa Nyonya!!"

Bibi yana berteriak kala melihat sana mengigil, ia memegang keningnya. Dan Sana demam tinggi pagi ini.

Bibi yana menyuruh pelayan untuk membawa kompresan. Sementara dirinya menelpon dahyun menggunakan telpon rumah yang terhubung dengan telpon kantor.

Sana masih mengigil, memeluk tubuhnya sendiri dengan mata tertutup

"Tuan ... nyonya sakit."

Dahyun pulang membawa Dokter zayn setelah menerima kabar dari Bibi yana. Ia masuk ke kamarnya, Bibi yana masih duduk menjaga sana

Gadis itu masih mengigil dengan mata tertutup. Bibi yana beranjak dan membiarkan Dokter zayn dan juga dahyun di kamar.

Dahyun terlihat sangat khawatir dengan keadaan istrinya.

Dokter zayn segera memasang stetoskop dan memeriksa gadis itu.

Ia menghela nafas. "Istrimu telat makan dan sepertinya dia sedang stress juga."

"Aku menyimpan obatnya di sini." Dokter zayn menyimpan obat di nakas.

"Apa ada hal lain?" tanya Dokter zayn

"Tidak. Pulang lah."

"Huh ... tadi memaksaku cepat datang seperti ada orang sekarat saja di mansion ini sekarang malah mengusirku," gumam Dokter zayn

"Walaupun hanya memeriksa lima menit aku tetap memberimu gaji!"

Dokter zayn mendengus, untung saja Tuan nya ini kaya dan memberi gaji lebih besar dari gaji Dokter pada umumnya.

Dahyun hendak pergi keluar berniat mengambil makanan untuk sana tapi gadis itu memanggil namanya.

"Dahyun..."

Dahyun melangkah mendekati sana. "sana..." Ia menggenggam tangan istrinya lalu mengelus kening sana yang basah karena keringat dingin.

Tapi tidak lama kemudian sana kembali tertidur, ia tidak tau dengan kehadiran suaminya sekarang.

Dahyun menghembuskan nafas, ia tersenyum tipis mengusap pipi sana dan pergi membersihkan diri di kamar mandi.

Selepas mandi dahyun merebahkan dirinya di samping Sana yang masih tertidur. Tak ada yang ia lakukan, ia hanya memandangi wajah istrinya.

Sampai akhirnya sana membuka mata perlahan, ia meringis memegang kepalanya yang terasa berdenyut kemudian menoleh ke sampingnya dan.

"Da-Dahyun ..."

Dahyun tersenyum.

Mereka saling berhadapan sekarang, dahyun masih diam memandang istrinya.

"Dahyun... maaf," lirih sana

Dahyun tersenyum lagi mengelus wajah istrinya. "Kau tidak salah sayang. Aku yang meminta maaf karena membentakmu kemarin."

"Lalu kenapa kau pergi dan tidak pulang lagi?"

[END] Ruthless MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang