57

3.2K 428 29
                                    

Dengan ekspresi yang senang karena memikirkan bahwa beberapa waktu ini akhirnya ia bisa kembali bercanda dengan adiknya, Reno mengemudikan motor matic nya dengan perlahan. Memberi waktu lebih lama untuk adiknya yang mungkin saat ini sedang bersih bersih di rumah. Sekaligus Reno ingin menikmati pemandangan dan sensasi yang ia rasakan kala berkeliling kota.

Ia merasa sangat tenang saat merasakan semilir angin yang menerpa wajahnya dengan rasa bahagia yang membucah karena bisa bersama adiknya setidaknya sampai ayah mereka kembali dari urusannya. Bahkan Reno sudah merencanakan membujuk dan membawa Ara untuk tinggal serumah dengan keluarganya, agar tak lagi tinggal sendirian. Karena ia merasa sedikit bersalah karena adik kecilnya itu malah hidup sendiri sedangkan keluarganya tinggal jauh darinya. Lagipula mereka sudah cukup dekat di bandingkan dulu, jadi Reno sangat percaya diri kalau ia bisa membujuk Ara, membawa adik kecilnya itu untuk tinggal dengan nya. Mama dan ayahnya.

Sesampainya ia didekat dengan rumah adiknya, alisnya menukik kala ia melihat banyaknya mobil yang terparkir sembarangan di sekitar sana. Kenapa ada orang yang memarkirkan mobilnya dengan sangat ceroboh seperti ini?

Apa mereka orang-orang sombong karena punya mobil bagus dan jadi bersikap seenaknya seperti ini? Bagaimana jika ada yang celaka karena hal ini? Siapa sih yang punya mobil mobil laknat ini?

Ia melihat gerbang rumah adiknya yang masih tertutup rapat, tapi saat ia turun dari motornya dan melongok ke dalam lewat celah pagar, pintu rumah tampak terbuka. Adiknya pasti ada di dalam, meskipun ia tidak yakin karena Ara jarang sekali membuka pintu rumah seperti itu.

Ia merogoh saku jaketnya dan mengeluarkan kunci gembok yang sebelumnya memang Ara berikan padanya. Ara cenderung mengunci gerbang rumahnya ada ataupun tidak ada dirinya. Perintah terhormat dari ayahnya tentu saja. Ayah bilang lebih aman untuk menggembok gerbang rumah selalu, agar menghindari bahaya, apalagi Ara itu gadis muda dan tinggal sendirian.

Rasa heran semakin membumbung saat melihat dengan jelas kalau pintu rumah tidak dibuka dengan benar, karena handle pintu tampak jebol. Itu artinya pintu ini di buka dengan paksa.

Khawatir, Reno langsung berjalan cepat untuk memastikan bahwa adiknya baik baik saja. Tapi yang ia lihat adalah empat laki laki tinggi ada di dalam rumah Ara. Mereka pencuri?

Tapi tidak ada dari mereka yang bergerak mengepak barang barang yang ada di dalam rumah seperti pencuri pada umumnya kecuali seorang pemuda yang tampak kesal dan bahkan menggebrak meja. Apa yang mereka lakukan?

"Kalian siapa?"

Keempat lelaki yang ada di dalam rumah, kompak menoleh ke arah pintu pada Reno yang sedang berdiri dengan menautkan alis. Siapa manusia manusia kurang ajar ini? Apa yang mereka lakukan di rumah adiknya?

****

"Jadi adek gue di culik, itu maksud lo?" Tanya Reno pada Terra yang sedang menyetir mobil dengan wajah yang tegang fokus pada jalanan. Ia mendapatkan penjelasan setidaknya sedikit tentang orang orang yang ada di rumah adiknya dari lelaki bermata bulat ini.

"Siapa yang berani nyulik adek gue!?" Tanya Reno lagi mulai banyak bicara. Ia sebenarnya tidak mengerti dengan kenapa adiknya di culik oleh seseorang? Apa alasannya? Dan siapa mereka semua?

Terra yang merasa jengah dengan semua pertanyaan dari Reno hanya menghela nafas. "Tolong diem, gue lagi nyetir." Ujarnya lalu menambahkan kecepatan laju mobilnya mengejar mobil Daniel yang tampak mulai menjauh. Daniel sedang menggila saat ini.

"Tapi gue perlu tau kenapa adek gue diculik? Dan kalian ini siapa? Apa hubungan kalian sama adek gue?" Masih dengan kecerewetan yang mendadak menyebalkan di telinga Terra, lelaki itu akhirnya kembali menambah laju mobil agar dia diam karena ketakutan. Harapannya.

DANIELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang