69

2.5K 266 15
                                    

Dua orang lelaki yang menggendong seorang gadis di pangkuan masing masing yangtampak tidak sadarkan diri masuk ke dalam mansion dengan langkah cepat tergopoh gopoh berharap segera sampai ke dalam dan memastikan kalau gadis mereka baik baik saja.

Seorang gadis lainnya yang memang sedang menunggu kedatangan seseorang di ruang tamu langsung bergerak menghampiri kedua lelaki yang masuk dengan tergesa itu. "Cepet obati dia!" Ujar Terra dengan nafas yang terengah mungkin karena berlari, wajahnya berubah pucat dengan bajunya yang berlumuran darah. Ayolah penampilan nya tidak seperti Terra yang biasanya.

"Adikku pingsan, apa dia baik baik aja?" Tanya Reno pada gadis berjas putih yang berdiri di hadapan lelaki yang tadi memarahi nya. Sejujurnya Reno sangat khawatir tadi, ditambah saat mobil berhenti Ara tak kunjung membuka matanya atupun menjawab panggilannya.

Rina menatap bergantian pada dua gadis yang tidak sadarkan diri di depannya. Ia bingung harus memilih mana yang lebih dulu ia tangani. Gadis yang merupakan pacar atasannya atau gadis yang sedang berdarah darah di sana.

"Ayo cepet!" Bentak Terra karena Rina hanya diam saja seperti orang bego.

"Lo bawa dia ke kamar lo, gue obatin dia abis gue obatin pacar Daniel." Ujarnya memberi keputusan. Yang malah membuat Terra berteriak keras.

"Tapi dia sekarat bego! Dia berdarah dari setengah jam lalu, lo mau dia mati di kamar gue?!" Ujarnya dengan wajah yang tampak sekali sangat murka itu. Bahkan matanya yang bulat semakin membola menatap tajam pada Rina yang terkejut dengan teriakkan lelaki yang ia kenal cukup tenang ini.

"Lo juga mau gue mati di tangan Daniel kalo pacarnya kenapa napa?!" Ujarnya tak kalah keras dengan suara Terra sebelumnya, ia juga memelototi lelaki yang dua tahun lebih muda darinya itu tak kalah tajam. Terjadilah aksi saling pelotot itu di hadapan Reno yang mendadak merasa ingin melarikan diri dari sini dan membawa adiknya ke rumah sakit saja.

Dengan bibir yang terus mencibir, Terra berjalan menjauh pergi ke kamarnya seperti perintah Rina barusan. Kalau Rina tidak bisa, Terra bisa mengobati gadis ini sendiri. Lagipula ia tidak sebodoh itu untuk sekedar hal kecil mengobati seseorang. Ia juga sering terluka jadi hal mengobati tidak terlalu asing baginya. Huh dasar gadis caper penggila pujian dari atasan.

Rina menggiring Reno yang tampak tidak senang dengan tempatnya berada sekarang menuju kamar Daniel. "Baringkan dia di sana." Ujar Rina menunjuk pada ranjang berlapis sprai abu milik Daniel di tengah kamar. Ia bergerak cepat berniat keluar kamar untuk mengambil peralatan medisnya.

Ketahuilah, kalau Rina itu merupakan sarjana kedokteran muda jenius yang lulus tiga tahun yang lalu padahal usianya baru 19 tahun. Ia sudah bekerja menjadi bagian dari keluarga Barack sejak usianya 17 tahun karena Daniel yang menggeledah sebuah rumah penjualan manusia dan menyelamatkan Rina dari aksi penjualan manusia. Sejak saat itu ia yang terpesona dengan wajah dan karisma Daniel berakhir mengabdikan dirinya untuk menjadi bagian dari keluarga Barack.

Dan kejadian tragis lainnya adalah Daniel tidak tergoda olehnya apapun yang sudah coba ia lakukan untuk menarik perhatian lelaki itu. Sehebat apapun Rina, tetap saja Daniel hanya menganggapnya sebagai orang hebat yang patut di puji, bukan dicintai. Sialnya lagi, malah Farrel lah yang menyukainya. Dan kemirisan cintanya di tambah oleh kisah cinta Daniel dengan gadis bernama Yuna membuatnya sedikit pilu. Rina agaknya tidak lagi betah bekerja untuk Daniel tapi janjinya dulu menahan gadis itu untuk tetap disini dan membantu orang yang dulu pernah membantu nya juga.

"Tunggu." Cegah Reno kala Rina melangkah pergi. Gadis itu kembali memutar tubuhnya menghadap Reno dan menatap bingung pada lelaki yang mencegahnya pergi.

"Apa?" Tanya Rina.

"Kamu bisa obati gadis tadi dulu. Ara gak terluka lebih parah dari dia, jadi gak apa apa. Aku bisa jaga Ara sebentar, sebelum kamu balik lagi." Sepersekian detik Rina terperangah dengan tutur kata lelaki di depannya. Sopan dan sangat lembut.

DANIELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang