36

10.3K 1K 29
                                    

Ara berdiri di ambang pintu, dan melihat Daniel yang sedang tidur di ranjangnya, berbaring membelakangi pintu dan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut. Ara memutar bola matanya jengah. Daniel benar benar merajuk?

Ia mendekati Daniel yang berbaring. "Kok kamu yang ngambek sih. Kan harusnya aku." Ujar Ara.

Diabaikan Daniel membuat Ara ikut kesal. Ia menarik selimut yang menutupi tubuh besar Daniel tapi di tahan olehnya. Terjadilah aksi tarik menarik selimut antara Daniel dana Ara.

Ara tentu kalah adu tenaga dengan Daniel. Akhirnya ia melepaskan tarikannya dan menyerah. "Ish nyebelin banget sih." Ujarnya. Ia menghela nafas berat lalu duduk saja di pinggir ranjang sambil memandangi Daniel yang lagi terbalut selimut dan membelakanginya.

"Daniel, maaf. Udah dong jangan ngambek lagi. Aku gak sengaja tadi, beneran." Bujuk Ara. Tapi Daniel tetap bergeming.

"Daniel." Panggil Ara, ia menggoyang goyangkan tubuh Daniel berharap Daniel memaafkannya dan berhenti merajuk. Tapi nyatanya tidak, Daniel tidak merespon sama sekali.

Akhirnya Ara menyerah dan kemudian menghela nafas. Ia duduk dan menunggui Daniel sampai ia berhenti merajuk. Matanya tidak lepas dari Daniel.

Sampai, ponsel Daniel berdering di atas nakas. "Daniel ada telepon." Ujar Ara. Daniel tetap diam. Membuat Ara berdecak kesal.

Ia melirik nama penelpon, nama Farrel tertera di layar. Itu teman Daniel kan? Ara tau, Daniel, Farrel dan Terra terkenal di sekolah karena ketiganya tampan. Belum lagi Daniel yang beberapa kali membawa mobil mewah ke sekolah. Siapa yang tidak tergoda untuk mengosipi dan menyukai mereka.

"Daniel, kak Farrel nelpon. Siapa tau penting." Daniel tetap diam. "Daniiiel."

Dengan sebongkah keberanian yang entah datang dari mana, Ara meraih ponsel hitam Daniel dan mengangkat panggilan itu.

"SETAN LO DI MANA? KENAPA BARU DI ANGKAT!" Ara menjauhkan ponsel itu dari telinganya karena seniornya berteriak di sana sampai ia merasa telinganya sakit.

"Ha..halo." Ujar Ara pelan.

"Kok suara lo berubah Niel? Lo sakit? Dimana lo?" Ujar Farrel khawatir.

"Halo kak Farrel. I..ini Ara." Ujar Ara gugup. Bukankah Ara bersikap tidak sopan sekarang mengangkat telepon seseorang?

"Ara?" Farrel tampak terdiam sebentar. "Ah Ara, cewek yang tadi pagi di kantin. Kok hp Daniel ada di lo? Daniel nya kemana?" Suara Farrel berubah melembut. Membuat Ara tidak bisa menahan senyuman. Suaranya bagus dan merdu, padahal hanya bicara.

"Daniel? Di..dia di sini." Ujar Ara. "Lagi ngambek." Kali ini dengan berbisik agar Daniel tidak bisa mendengarnya.

Farrel hampir tergelak mendengar kalau Daniel sedang merajuk. "Dia ada di rumah lo Ra?" Tanya Farrel.

Ara merasa tidak enak. "I..iya." Jawab Ara gugup.

Farrel tertawa mendengar suara Ara yang melemah. "Syukur kalo Daniel ada sama lo. Gue takut dia pergi ke tempat gak jelas. Daniel aman sama lo kan?"

Meskipun Ara merasa ada hal aneh dari kalimat Farrel barusan. Ara mengangguk dan menjawab iya.

"Coba, mana Daniel?" Dengan segera ia mengalihkan panggilan suara ke panggilan video. Ara terkejut dengan itu, lalu dengan segera ia mengarahkan ponsel itu ke Daniel yang terbalut selimut. Dan menyalakan speakers.

"Ngapain lo sapi?! Sok sok ngambek. Geli anjir." Ujar Farrel mengejek. Di balik selimut Daniel sudah menggertak giginya kesal. Farrel mengganggunya.

DANIELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang