60

3.6K 452 25
                                    

"Daniel membunuh siapa?" Tidak bisa di pungkiri kalau Ara begitu terkejut saat mendengar penuturan lelaki yang masih setia tersenyum di depannya ini. Senyum mengerikan yang mengartikan banyak hal, intinya bukan senyum yang membuat Ara ingin membalasnya, justru kabur melarikan diri dari nya.

Ara bisa lihat orang itu kembali meletakkan tangannya di kepala Ara lalu mengelusnya perlahan. "Kamu tidak tau?" Mata Ara memicing. Tidak tau apa?

Tangan orang itu berhenti mengelus kepalanya, tapi digantikan oleh tatapan yang sangat menyebalkan. "Dua tahun lalu Daniel bertemu gadis cantik di Amerika. Dia, gadis korea yang Daniel temui di sebuah bar, gadis pelayan bar yang cantik dan berani."

Da..daniel apa? Bertemu siapa? "Sejujurnya aku yang lebih dulu bertemu gadis itu di bandingkan Daniel. Tapi sialnya, Daniel merebutnya dariku." Air wajah orang ini kembali kusut. Lihat, ekspresi nya cepat sekali berubah, salah satu indikasi kegilaan bukan?

"Dan kamu sangat mirip dengannya." Ujar orang itu mengagetkan Ara. Sangat mirip dengannya? Mantan Daniel?

"Bahkan awalnya aku kira, dia hidup kembali di negara ini. Tapi ternyata kalian orang yang berbeda." Orang itu berjalan mengitari tubuh Ara yang tetap duduk di kursi dengan isi kepalanya yang tidak mau diajak berfikir hal baik.

"Aku berbohong pada Daniel, kalau dia pernah bercinta dengan seseorang dan bodohnya Daniel percaya lalu mengusir dia. Padahal itulah yang aku inginkan." Lantas lelaki itu tertawa senang setelah mengatakan hal itu.

Di sisi tubuhnya, Ara menggenggam erat jari tangannya sampai buku buku jarinya memutih merasa marah, kesal, dan muak dengan semua ucapan orang ini yang sangat busuk. "Tapi sayangnya dia harus mati tertabrak oleh pesuruh si tua bangka busuk ayahku." Bisa Ara dengar orang ini menghela nafas panjang.

"Kalau saja dia memilihku, dia tidak akan mati begitu saja. Andai dia tidak bertahan untuk Daniel, dia pasti masih hidup saat ini." Raut wajahnya berubah total, raut itu menunjukkan kalau ia punya perasaan mendalam untuk gadis itu. Seolah cintanya memang sangat besar sampai rasa sakit itu masih ia rasakan sampai hari ini.

"Aku marah, sangat marah saat tau kalau gadis kesukaan ku harus mati terbunuh. Aku hancur sekali."

Mata lelaki itu yang tadi menatap tajam berubah teduh dan menoleh ke arah Ara yang masih diam tanpa reaksi apapun. "Tapi, jika aku tidak bisa memiliki dia. Maka Daniel juga tidak boleh bisa. Ada bagusnya dia mati, dengan begitu Daniel tidak bisa memiliki nya."

Hampir saja tawa miris Ara pecah, mendengar semua kalimat gila dari lelaki ini. Bagiamana bisa? Bagaimana bisa dia memilih orang yang ia cintai mati daripada dimiliki orang lain. Bagaimana mungkin kepalanya bisa memikirkan hal itu? Dia bahkan lebih gila dari Daniel.

"Kali ini aku tidak akan gagal lagi. Kamu akan jadi milik ku. Aku mencintaimu." Ujar lelaki itu yang membuat Ara merasa jijik sekaligus kasihan. Dia berbohong pada dirinya sendiri soal perasaan yang dia rasakan. Miris sekali.

Dia tidak mencintai ku, dia hanya mencintai gadis yang sudah mati itu.

"Bagaimana bisa aku jadi milikmu? Bagaimana kalau aku tidak mau?!" Ara menatap berani ke arah lelaki yang masih menatapnya penuh puja. Ara tidak merasa senang sama sekali dengan tatapan itu, ia malah merasa risi dan sangat tidak nyaman.

"Maka Daniel juga tidak boleh memilikimu. Siapapun tidak boleh memilikimu!" Ujarnya tegas meskipun dengan nada bicara yang masih lembut. Tapi dari tegasnya tatapan matanya, Ara bisa paham. Ah Ara benci sekali dengan senyuman itu.

"Dengan membunuhku?"

Ara menautkan alis saat lelaki itu tertawa kencang karena pertanyaan nya. Apa itu sangat lucu? Bagian mana yang lucu.

DANIELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang