Entah setan darimana yang berhasil mengubah pendirian Farrel menjadi berani memberontak seperti ini, tapi meskipun sedikitnya ia menyesal melukai bawahannya namun tetap saja Farrel sangat penasaran dengan cerita kedua orang tuanya di masa lalu. Karena dalam ingatannya tidak pernah ia melihat apalagi memiliki momen berharga layaknya seorang anak dengan kedua orang tua kandungnya.
Kecuali posisi itu tergantikan oleh kedua orang tua Daniel. Sebenarnya kenapa Caisar tidak mengatakan apapun soal kedua orang tuanya? Kenapa tidak ada satupun cerita tentang mereka yang berhasil Farrel kulik selama ini? Memangnya kenapa jika Farrel saat ini ingin mengetahui sesuatu yang selama ini tidak pernah ia ketahui? Seorang anak mana yang tidak penasaran jika semua itu berhubungan dengan orang tua yang tidak pernah ia temui. Farrel hanya ingin tau setidaknya sedikit saja hal yang berhubungan dengan orang yang sudah membuatnya lahir ke dunia ini.
Meskipun harus dengan mengkhianati keluarga nya sendiri.
Ha keluarga? Keluarga yang mana sebenarnya yang sedang Farrel bicarakan?
Ia mengangkat wajahnya yang semula tertunduk untuk beradu tatap dengan Jerome yang duduk tak jauh darinya. Wajahnya lebih datar dari ekspresi apapun yang pernah ia tunjukan sebelumnya. Perasaan nya campur aduk yang membuatnya bingung harus memberi ekspresi apa. Haruskah ia tertawa sekarang?
Farrel kemari untuk menangkap lelaki yang selalu menjadi musuh keluarga nya, tapi yang ada malah ia duduk berdua saja dengan lelaki yang coba ia tangkap, bahkan sekarang bersekutu, tidakkah itu sangat lucu?
"Apa rencana lo?" Tanya Farrel dengan penuh penekanan pada Jerome yang masih santai memakan biskuit yang di sediakan bawahannya.
Jerome tidak langsung menjawab, melainkan tetap mengunyah biskuit yang ia pegang. Farrel yang merasa menunggu terlalu lama, menghela nafas frustasi dengan sikap orang ini. Apa ia salah memilih keputusan?
"Gak ada. Tapi lo pasti punya ide bagus kasih kejutan buat sepupu lo kan?" Ujar Jerome setelah ia menelan semua makanannya. Ia menyilangkan kaki tinggi tinggi lalu menyandarkan tubuhnya pada sandaran sofa mencoba bersikap santai dengan lelaki yang tadinya menodongkan senjata padanya. Membuat kesepakatan tidaklah sulit, iyakan?
Farrel diam sejenak untuk berpikir. Kasih kejutan? Daniel bukan orang yang mudah terkejut akan sesuatu, lagipula lelaki itu tidak cukup senang jika di beri kejutan. Dia lebih suka keterbukaan. Dan tidak mungkin ia lakukan itu. Atau memang itu yang perlu Farrel lakukan sebagai kejutan untuk Daniel. Terbuka, kejujuran soal dirinya yang sekarang.
Ia kembali menatap Jerome yang masih melirik padanya dengan penuh senyuman. "Gue bakal bikin Daniel datang ke sini."
"Dan ngumumin kalau lo bukan lagi bagian dari Barack. Iya kan?"
Farrel tidak menjawab apapun, kecuali menatap lurus tanpa ekspresi apapun pada Jerome yang sangat bahagia karena merasa Farrel benar benar ada di pihaknya. Iyakan? Hanya Tuhan dan isi kepala Farrel saja yang tau dengan rencana bagus yang ia buat diam diam.
****
Di luar sana, Jordan terus melirik tanpa henti pada rumah yang tadi coba di geledah oleh bos nya. Ini sudah terlalu lama dan belum ada interupsi apapun yang ia terima dari Farrel di dalam sana. Ia sangat penasaran dan khawatir dalam satu waktu, karena bisa saja mereka sedang dalam kesulitan dan tidak bisa memberi sinyal perintah apapun. Tapi jika ia bertindak sekarang tanpa perintah sebelum nya, bisa saja mereka semua kena masalah bahkan kemungkinan terburuk. Terluka ataupun terbunuh. Jordan tidak bisa gegabah.
Seakan menjawab semua kekhawatiran Jordan, sebuah pesan rahasia masuk dalam sinyal komunikasi. Segera ia memerintahkan rekannya untuk membuka pesan itu. Tapi bukannya rasa senang ataupun membara untuk membantu, dahi lelaki muda itu berkerut karena isi pesannya yang sangat aneh.
KAMU SEDANG MEMBACA
DANIEL
FanfictionBerniat keluar rumah untuk membeli mi instan di minimarket, Ara malah menemukan seorang lelaki terbaring di halaman rumahnya dengan wajah babak belur dan bajunya yang penuh darah. Meski awalnya ragu untuk menolong tapi Ara akhirnya membawa lelaki ya...