35

10.4K 1K 12
                                    

Seketika, tubuh Daniel ambruk ke kasur milik Ara begitu ia memasuki kamar gadis itu. Ara yang beberapa langkah dibelakang Daniel tersenyum gemas dengan tingkah lelaki dewasa ini.

Keduanya sudah selesai melakukan date bersama yang mendadak tanpa rencana itu, dengan mengelilingi pusat perbelanjaan dan bermain banyak permainan. Begitu banyak momen terjadi hari ini, begitu banyak senyuman dan tawa untuk bisa dilupakan.

Ara duduk di pinggir ranjang memperhatikan Daniel yang tampak lelah, lelaki itu menutup matanya dengan sebelah tangan. Tentu saja ia lelah, berkeliling tanpa henti dari pagi sampai malam begini. Tadi saat masih di luar, mereka tidak merasa lelah sama sekali tapi setelah sampai rumah, keduanya baru merasa lelah. Ini aneh.

Ara meraih charger ponselnya, karena sejak tadi siang ponselnya sudah mati kehabisan baterai. Saat di hidupkan, notifikasi pesan dan panggilan dari Riska langsung berbaris di layar. Gadis itu pasti menghawatirkan Ara.

Riska
Sumpah lo pergi kemana? (137)

Ara membuka kotak percakapan itu selama ia membaca pesan dari Riska yang sangat banyak itu, ia terus tersenyum membaca banyaknya pertanyaan yang di lontarkan Riska, temannya. Kalau gadis itu ada di depan Ara, dia pasti sudah banyak berceloteh histeris.

Di dekat Ara, Daniel yang melihat senyuman Ara mendadak curiga. Gadis itu jarang tersenyum seperti itu biasanya, tapi hanya dengan layar ponsel dia bisa begitu em bahagia. Daniel jadi penasaran.

"Ra." Panggilnya.

Gadis itu hanya berdehem singkat, tapi matanya masih fokus pada layar ponsel. Ia sedang sibuk mengetik di sana. Merasa di abaikan, Daniel bangkit dari posisinya lalu berdiri di hadapan Ara.

"Ngapain?" Tanya Daniel yang berdiri di hadapan Ara. Gadis itu masih menunduk fokus pada ponselnya. Ternyata sedang berkirim pesan singkat di sana.

"Gak ngapa ngapain." Jawab Ara. Daniel berdecak pelan tidak puas dengan jawaban itu. Daniel benar benar penasaran dengan siapa gadis ini berkirim pesan malam hari.

Karena diabaikan cukup lama, Daniel merampas ponsel Ara dan mengangkat nya tinggi tinggi. Kemudian memasang wajah sombong yang menyebalkan.

"Daniel, kenapa di ambil?" Tanya Ara kesal. Alis gadis itu sudah menaut dan memasang wajah cemberut.

"Hp mulu. Mandi dulu sana!" Perintah Daniel. Dengan memasang wajah yang tidak ingin dibantah, Daniel menatap Ara yang sudah merengut ditempatnya.

"Iya sebentar. Aku mau bales chat dulu." Ara terus berusaha meraih ponselnya yang berada di genggaman Daniel. Lelaki itu sangat tinggi jadi Ara sampai harus melompat lompat untuk meraihnya. Tapi tetap tidak bisa. Akhirnya Ara menghentakkan kakinya, kesal.

"Sekarang!" Ujar Daniel final.

"Ish!" Sekali lagi Ara menghentakkan kakinya. Dan menatap tak suka ke arah Daniel, lalu pergi dari sana dengan perasaan dongkol.

Mata Daniel mengikuti ke arah gadisnya pergi. Senyum di wajahnya bersemi melihat betapa menggemaskan nya Ara saat merajuk. Setelah Ara keluar, Daniel mengalihkan perhatian pada ponsel Ara yang berbunyi. Sebuah pesan masuk.

Riska
Lo ada di mana sekarang?

Di rumah

Lo beneran pergi sama kak Dani? Lo bener pacarnya kak Dani?

Iya

Iya apa?! Lo beneran pacarnya kak Dani? SUMPAH!?

Iya sumpah

DANIELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang