"Tepat sasaran." Gumam Farrel dengan tersenyum bangga.
Satu anak buah Jerome yang tersisa diam terkejut dengan aksi mendadak dari Farrel yang membuat rekannya mati seketika. Begitu pun dengan Jordan yang melongo heran dengan apa yang di lakukan Farrel. Hah? Ini maksudnya gimana?
Dengan gerakan cepat, Farrel mengunci leher satu lagi anak buah Jerome dan mematahkan nya dengan mudah. Ia lantas melempar tatapan sombong pada Daniel yang berdecik melihatnya.
Jordan masih diam bingung melihat apa yang ada di depannya. Jadi Farrel sebenarnya ada di pihak mana?
Farrel mencabut belati yang menancap di bola mata lelaki yang sudah mati itu dengan laga yang benar benar sombong, kemudian mengarahkan bagian tajam belati itu pada tali yang mengikat Daniel. Daniel langsung meregangkan tubuhnya saat ikatan itu terlepas, ia nampak santai dengan apa yang ia lihat. Karena memang ia sudah tau kalau Farrel tidak benar benar berkhianat.
Bagiamana Daniel tau? Oh ayolah, Daniel dan Farrel tumbuh bersama. Bahkan tanpa bicara menggunakan kata kata saja mereka sudah bisa berkomunikasi. Istilahnya telepati. Dan itulah yang terjadi. Mereka hanya bertukar tatap dan akan langsung paham apa yang dibicarakan lawannya. Ikatan mereka tidak selemah itu untuk di patahkan hanya karena cerita karangan.
Jordan masih diam bingung meskipun Farrel kini sedang memotong tali yang mengikatnya menggunakan belati yang masih berlumuran darah itu. "Jadi, Farrel di pihak kita, Daniel?"
Lelaki itu tertawa geli karena anak bocah itu bertanya hal konyol padahal ia melihat semuanya barusan. "Lo serius gak sadar?"
"Hah?" Jordan memasang wajah polos yang benar kebingungan. Melihat itu baik Daniel ataupun Farrel hanya tersenyum geli, iya mereka lupa kalau Jordan masih anak berusia 17 tahun yang dipaksa dewasa.
Alih alih menjelaskan kebingungan Jordan, Daniel merapikan pakaian nya dan bertanya pada Farrel. "Jadi apa rencana orang sialan itu? Dan siapa dia?"
"Dia anak James Park, selama dua tahun dia sembunyi di balik nama James dan karna itu.."
"Gue gak pernah nemuin James." Sambung Daniel menebak apa yang akan Farrel katakan.
"Dan lo tau apa yang gila? Dia yang bunuh bokapnya sendiri." Daniel tersenyum kagum mendengarnya. Membunuh ayahnya sendiri? "Dia sengaja nutup fakta kalau bokapnya udah mati, biar dia bisa nipu musuh musuhnya."
"Pinter." Puji Daniel dengan nada mengejek. "Terus?"
"Hari ini dia bakal berangkat ke Australia dan mulai bisnis barunya." Baru saja Daniel akan bertanya soal bisnis baru Jerome. "Bahan peledak, mesiu. Dan satu lagi yang lebih gila, penjualan organ manusia." Sambung Farrel menjawab pertanyaan Daniel. Orang gila itu sedang meniru bisnis keluarga Barack yang terdahulu ternyata.
Daniel tersenyum miring mendengar nya. Pantas saja banyak gudang penyimpanan mereka yang di rampok habis habisan, dan bisnis mereka bermasalah, ternyata dimulai olehnya. Perlu diketahui kalau keluarga Park memiliki bisnis di sektor obat obatan haram, selama bertahun tahun. Lain dengan keluarga Barack yang menguasai pasar penjualan senjata api dan bahan peledak.
Dan sekarang mereka ingin menyaingi bisnis keluarga nya? Pasti kalian paham kalau dalam sebuah bisnis apalagi kalangan mafia, yang memiliki bisnis serupa akan saling menguasai. Bahkan membantai kelompok lain yang berani bersaing agar bisnisnya tetap aman.
Dan itu yang harus Daniel lakukan sekarang.
Daniel menggeretak giginya kesal, lelaki itu bermain cukup baik ternyata. "Dan satu lagi. Lo inget Sam?" Tanya Farrel.
"Sam?"
"Orang yang bilang kalo dia liat Yuna..." Farrel tidak mau melanjutkan kalimatnya, ia cukup sakit hati mengingat hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DANIEL
FanfictionBerniat keluar rumah untuk membeli mi instan di minimarket, Ara malah menemukan seorang lelaki terbaring di halaman rumahnya dengan wajah babak belur dan bajunya yang penuh darah. Meski awalnya ragu untuk menolong tapi Ara akhirnya membawa lelaki ya...