75

1.7K 220 32
                                    

Setelah di rawat singkat oleh Rina di rumah sakit, dan juga aksi debat yang terjadi antara keduanya perihal kepulangan Daniel segera karena ia tidak mau bertahan lebih lama di rumah sakit, akhirnya Daniel di izinkan oleh dokter muda itu untuk pulang ke mansion setelah perawatan yang ia terima atas luka yang ia punya.

Tujuan utama nya saat masuk mansion adalah kamarnya. Karena Ara pasti ada di sana. Anak buahnya membantu Daniel untuk keluar dari mobil meskipun Daniel menolak, sebenarnya kondisi Daniel tidak seburuk itu, tapi entahlah mereka sangat protektif terhadap nya saat ini.

Saat masuk ke dalam mansion, suasana sepi sangat terasa meskipun ada beberapa anak buahnya yang berjaga di beberapa titik. Mungkin karena ini sudah lewat tengah malam dan semuanya tengah beristirahat atau mungkin masih sibuk bekerja.

Saat kesenangan hatinya memuncak kala ia sudah dekat dengan kamarnya, bahkan tangannya sudah meraih handle pintu tapi suara seseorang terdengar jelas di sunyi nya suasana.

"Lo Daniel?"

Daniel langsung menoleh dan menemukan seorang lelaki berdiri di belakangnya diantara kesunyian mansion. Sesaat ia berusaha mengenalinya, lalu ia ingat soal kakak tiri Ara yang juga ada di mansion.

"Bisa kita bicara sebentar?"

Sebenarnya itu bukan pertanyaan yang bisa di jawab tidak oleh Daniel karena lelaki itu sudah lebih dulu berbalik dan meninggalkan Daniel seolah tidak memberinya pilihan. Dengan berat hati Daniel berjalan menjauh dari kamarnya dan mengikuti kemana lelaki itu ingin bicara dengannya.

Tujuan Reno adalah ruang samping mansion yang menghadap pada kolam renang luas yang ada di sana. Beberapa saat setelahnya Daniel muncul di sampingnya dan menatap padanya seolah bertanya.

"Tinggalin Ara!"

Alis Daniel langsung menukik tajam kala mendengar kalimat perintah tiba tiba yang di ucapkan oleh kakak tiri Ara. "Gue gak bisa ninggalin Ara." Tolak Daniel dengan keras.

Reno memasang wajah datar kala ia menghadapkan tubuhnya pada Daniel. "Gue gak ngasih lo pilihan. Tinggalin Ara!" Ulang Reno tak kalah keras.

Rahang Daniel mengeras marah dengan apa yang di katakan Reno padanya. Suasana hatinya tidak sebaik itu untuk bersabar dengan sikap Reno yang seolah berhak sepenuhnya atas Ara. Dia bahkan bukan keluarga kandung nya!

"Gue yang bahkan cuma keluarga sambung Ara, gak akan rela biarin Ara sama lo. Gimana pendapat ayah Ara kalo tau apa yang Ara alami karna lo."

"Ara berhak dapetin cowok yang lebih baik dari lo." Sambung Reno.

Jemari Daniel sudah mengepal kuat di kedua sisi tubuhnya. Mata kelamnya menatap tajam pada Reno yang memasang wajah datar. Setelah apa yang sudah ia lakukan untuk memperjuangkan Ara, seenaknya saja dia menyuruh Daniel meninggalkan Ara. Apa hak nya?

"Tapi gue cinta sama Ara, Ara juga." Geram Daniel. Ia tidak terima bahkan sudah tersulut emosi tapi sebisa mungkin tetap ia tahan. Reno adalah keluarga Ara, dan ia tidak mau bersikap kurang ajar lebih jauh.

Reno menarik nafas sekali. "Lo yakin cinta aja cukup?"

"Gue bisa lakuin apa aja buat Ara." Sanggah Daniel.

"Kalo gitu, tinggalin dia."

Daniel berdecak keras lalu memutar tubuhnya menghadap ke arah kolam renang dan menggeretak gigi menahan diri agar tidak memukul wajah Reno karena kesal. "Kalo lo bisa lakuin apa aja demi Ara, tinggalin dia. Dan biarin Ara buat hidup normal."

Masih dengan mengepalkan tangan Daniel enggan menjawab. "Kejadian tadi siang, pasti akan terulang lagi kalo dia tetap sama lo. Ara bisa aja celaka kalo tetep berhubungan sama lo. Kalo lo emang cinta sama Ara, lo harusnya bisa relain dia."

DANIELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang