7

216 9 0
                                    

Dira pun akhirnya terpaksa menuruti perkataan Deon untuk bersembunyi bersama dengan yang lainnya.
Walau pun sebenarnya Dira sangat khawatir dengan Deon.

Akhirnya Dira diam diam mengintip untuk melihat keadaan jika memungkinkan Dira terpaksa tidak bisa merahasiakan nya lagi dari Deon.

"Sepertinya Deon pria yang tangguh. Aku rasa sebaiknya aku tidak perlu khawatir" Batin Dira saat melihat bagaimana cara Deon bertarung.

Namun saat Dira akan mengalihkan pandangannya. Tiba tiba saja Dira melihat jika anda yang ingin menembak Deon dari luar, jika di lihat dari jarak yang cukup jauh Dira yakin kalau orang itu adalah penembak jitu.
Dira pun berusaha untuk memberi tahu Deon dan meminta Deon untuk berpindah tempat sekarang juga.

"Deon pergi dari situ!."Teriak Dira.

"Diam dan tenang lah di sana Dira."Ucap Deon karena Deon tidak sepenuhnya mendengar ucapan
Dira.

"Aku akan tenang kalau kamu tidak berada di sana."Teriak Dira kembali.

"Aku tidak bisa mendengar mu dengan jelas."Saut Deon karena memang sulit mendengar suara yang cukup jauh darinya terlebih lagi dengan Suara tembakan yang ada dan Deon pun harus berkonsentrasi.

Dira yang tahu kalau penembak jitu itu sudah menembakan peluru ke arah Deon pun langsung berlari. Dira berlari dengan sangat cepat lalu Dira langsung menarik Deon hingga akhirnya mereka terjatuh bersama.

Awalnya Deon bingung kenapa Dira menarik nya hingga terjatuh, namun saat kaca kantor Deon hancur berkeping keping dan anak buah Rio yang tadi berdiri di samping Deon tiba tiba saja terkena tembakan tepat di jantungnya membaut Deon sangat terkejut.

"Bagaimana kamu bisa sangat ceroboh Deon."Ucap Dira yang memarahi Deon.

Deon dan Dira yang tadi terjatuh pun langsung bangkit. Deon kembali menghajar perusuh itu, sedangkan Dira berjalan kearah jendela. Dira menatap tajam kearah penembak jitu yang sedang berusaha untuk menembak Deon lagi. Namun niatnya langsung dia batalkan saat melihat Dira yang menatap tajam kearahnya.

"Sial bagaimana bisa wanita itu ada di sana. Tidak lebih baik aku pergi secepatnya dari sini dari pada aku harus mati."Ucap penembak itu.

Dengan secepat kilat penembak jitu itu pergi dari sana dan tidak meneruskan niatannya.

"Sayang nyawa juga ternyata dia."Ucap Dira.

"Dira jangan berdiri diam di sana nanti kamu bisa terluka."Ucap Deon.

Mendengar ucapan Deon, Dira pun baru tersadar kalau saat ini ada Deon. Dira pun langsung berteriak seakan ketakutan. Deon yang melihat itu langsung menarik Dira agar bersembunyi di belakangnya.

Tak lama orang itu pun pergi bersama dengan anak buahnya yang tersisa. Setelah itu Deon memeluk
Dira dan mencium kening Dira.

"Kamu tidak papa kan?."Tanya Deon.

"Aku tidak papa kok."Jawab Dira.
Namun saat Deon menggenggam tangan Dira Deon melihat kalau tangan Dira terluka.

"Tangan kamu kenapa?."Tanya Deon.

"Hah tangan aku?."Ucap Dira yang kemudian langsung melihat ke arah tangannya. Saat itu Dira melihat tangannya yang terluka. Awalnya Dira tidak menyadari kalau tangannya terluka.

"Hmm sepertinya ini gara gara terkena pecahan kaca tadi saat kita jatuh."Sambung Dira.

"Rio kamu urus semuanya yang ada di sini. Minta seseorang untuk mengganti kacanya dan pastikan kaca anti peluru."Ucap Deon pada Rio.

"Baik Tuan."Jawab Rio.

"Dan kalau bisa kamu ganti semuanya kaca yang ada di gedung ini dengan kaca anti peluru. Ya sudah kamu kerjakan tugas mu, saya akan mengobati tangan Dira di ruangan saya."Ucap Deon yang kemudian langsung pergi ke ruangannya bersama dengan Dira.

Setelah Deon pergi, Rio langsung meminta orang untuk membersihkan kekacauan ini. Saat Rio melihat pecah kaca, Rio baru saja teringat kalau kaca yang ada di gedung ini semuanya adalah kaca anti peluru.

"Tunggu mana orang yang terkena tembakan dari luar?."Tanya Rio.

"Kami tidak tahu yang mana pastinya Tuan Rio. Tapi orang yang terkena tembak sudah berada di ruang khusus dan mereka sedang di obati. Dan sepertinya ada yang meninggal satu anak buah kita Tuan."Jawab tangan kanan Rio.

"Bawa saya ke sana! Dan pastikan lawan kita yang tertinggal di sini mau hidup atau mati bawa dan lepaskan peluru yang ada dalam tubuh mereka."Ucap Rio.

"Baik Tuan."Saut tangan kanan Rio.

Mereka berjalan menuju ruangan khusus itu. Banyak yang terluka namun tidak ada yang meninggal hanya satu orang saja yang meninggal. Rio mendekat pada jasat anak buahnya itu. Saat melihat wajahnya Rio teringat kalau dia adalah orang yang Rio minta untuk di sisi Deon.

"Kalau tidak salah pasti dia yang terkena peluru dari luar. Karena Tuan Deon terjatuh bersama Nona Dira jadi perlu itu mengenai dia." Batin Rio

"Keluarkan perlu yang ada padanya!."Ucap Rio.

Baik Tuan Rio."Jawab anak buah Rio.

Rio pun pergi melihat ke adaan yang lainnya. Sedangkan kini di ruangan Deon. Dira tengah di obati oleh Deon. Deon mengobati Dira dengan sangat hati hati karena Deon takut kalau Dira akan kesakitan.

"Pasti ini sakitkan?."Tanya Deon.

"lya, tapi sudah tidak terlalu." Jawab Dira.

"Sebenarnya ini tidak sakit sama sekali. Bahkan aku tidak merasakan apa apa, kalau Deon tidak melihatnya pasti aku tidak akan sadar kalau tangan ku terluka." Batin Dira.

Setelah Deon selesai mengobati tangan Dira, Deon pun mencium tangan Dira yang terluka.

"Cepatlah sembuh."Ucap Deon setelah mengecup tangan Dira.

Dira hanya tersenyum melihat apa yang di lakukan Deon padanya. Dira sangat senang karena dirinya bisa menikah dengan pria seperti Deon.

"Deon bagaimana perasaan mu pada ku sekarang?."Tanya Dira.

"Kamu tahu, sejak pertama kali aku melihat mu aku sudah menyukaimu. Mungkin kalau bukan karena kejadian malam itu aku harus mengejar mu terlebih dahulu agar bisa menikahi kamu."Ucap Deon.

"Jadi maksud kamu, kamu senang karena malam itu kamu di beri obat?."Tanya Dira pada Deon.

"Awalnya tidak. Tapi setelah bertemu dengan kamu, ya aku rasa aku senang" Jawab Deon sambil tersenyum manis pada Dira.

"Deon bisakah aku mempercayai kamu untuk menjaga hati ku?."Tanya Dira sambil menatap mata Deon.

"Aku memang sudah mulai menyukai kamu. Tapi aku masih ada rasa takut untuk sepenuhnya memberikan hati ku pada mu."Sambung Dira.

Mendengar hal itu Deon membelai rambut Dira. Deon tahu kalau pasti sebelumnya Dira pernah di kecewakan oleh seseorang sehingga Dira takut semuanya akan terulang kembali dan dia kembali merasakan kekecewaan itu.

"Aku tahu kamu pasti pernah kecewa pada seseorang bukan. Karena itu kamu jadi sedikit berhati hati. Aku tidak akan memaksa mu untuk menyukai atau pun mencintai aku, aku hanya meminta kamu untuk selalu di sisiku karena aku yang akan menyukai, mencintai dan menyayangi kamu Dira."Ucap Deon.

Deon langsung memeluk Dira dengan erat dan Dira pun membalas pelukan Deon.

CINTA YANG SESUNGGUHNYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang