19

98 8 0
                                        

Deon dan Dira masuk ke salah satu restoran mewah yang biasa Deon kunjungi. Deon dan Dira duduk di meja yang ada di ujung agar lebih tenang.

"Kamu sering datang ke sini?."Tanya Dira.

"lya, kenapa?"Jawab Deon yang bertanya kembali pada Dira.

"Tidak papa."Ucap Dira.

Setelah itu mereka pun memesan beberapa makanan. Saat mereka menunggu pesanan mereka datang Dira izin untuk pergi ke toilet sebentar.
Saat Dira pergi ke toilet ada seseorang yang mengikuti Dira dari belakang, namun Dira tidak menyadarinya karena itu memang tempat umum.

Dira masuk ke dalam toilet. Saat Dira sudah masuk ke dalam orang itu meminta semua orang untuk pergi dari sana dengan alasan akan di bersihkan.
Setelah selesai Dira keluar dan saat itu Dira merasa kalau hanya dirinya yang ada di toilet. Namun Dira tidak memperdulikannya.

"Mati kamu."Ucap seseorang dari belakang Dira sambil mengarahkan pisau pada Dira.

Dira yang memiliki gerakan cepat pun langsung menghindari pisau itu lalu menendang perut orang yang ingin membunuhnya.
"Aagghh."Erang orang itu yang merasa kesakitan.

"Siapa kamu?."Tanya Dira.

"Kamu tidak mengenali aku? Atau kamu sudah melupakan apa yang telah kamu perbuat terhadap keluarga ku?"Ucap orang itu yang bertanya pada
Dira. Dira mengerenyitkan keningnya sambil berpikir apa yang orang itu maksud.

"Aku tidak tahu kamu siapa dan aku tidak tahu apa yang kamu maksud."Saut Dira.

"Baiklah biar aku ingatkan kamu kembali."Ucap orang itu.

"Aku adalah anak yang orang tuanya telah kamu habisi dengan sangat keji tiga tahun yang lalu. Dan gara gara kamu hidup aku sekarang menjadi seperti ini, menderita dan serba kekurangan. Kamu harus mati sekarang juga di tangan ku."'Sambung orang itu.

"Aku adalah anak yang orang tuanya telah kamu habisi dengan sangat keji tiga tahun yang lalu. Dan gara gara kamu hidup aku sekarang menjadi seperti ini, menderita dan serba kekurangan. Kamu harus mati sekarang juga di tangan ku."Sambung orang itu.

"Ya.., sekarang aku ingat kamu siapa."Ucap Dira.

"Bagus kalau kamu sudah ingat aku siapa, sekarang saatnya aku balas dendam pada kamu wanita iblis."Ucap orang itu.

"Tidak tidak tidak. Kalau kamu ingin balas dendam pada ku itu salah. Karena apa yang aku lakukan bukan karena keinginan diriku sendiri. Aku hanya orang yang di bayar mahal untuk menghabisi orang tua mu karena itu dulu aku tidak menghabisi kamu, karena kamu tidak ada harganya."Ucap Dira.

"Dan kalau kamu ingin balas dendam. Maka balas dendam lah pada orang yang membayar ku,mengerti."Sambung Dira.

"Jadi maksud kamu kamu hanyalah seorang pembunuh yang di bayar untuk menghabisi orang tua ku?."Tanya orang itu.

"Benar."Jawab Dira.

"Satu hal yang harus kamu tahu, orang tua kamu pasti tahu kalau semua itu pasti akan terjadi suatu saat nanti sejak mereka mulai menginjakkan kaki di dunia bawah tanah. Itu berarti orang tua mu sudah siap untuk mati, jadi kamu tidak perlu berlebih."Sambung Dira.

Setelah itu Dira merapihkan dirinya lalu berjalan untuk kembali pada Deon. Namun langkah kakinya terhenti karena orang itu berlari dan menghalangi langkah Dira.

"Habisi orang yang sudah membayar mu untuk menghabisi orang tua ku dan nanti aku akan membayar harganya."Ucap orang itu.

"Dari pada kamu habiskan uang kamu untuk membayar ku, lebih baik kamu kumpulan uang itu untuk masa depan kamu. Lagi pula bayaran ku sangat mahal dan kamu tidak akan pernah sanggup untuk membayarnya."Ucap Dira.

"Berapa pun itu aku pasti akan membayar nya, kamu katakan saja berapa yang amu mau."Ucap orang itu.

"Baik jika kamu memaksa, tapi bayarnya adalah nyawa kamu. Jadi bagaimana apa kamu mau?."Ucap Dira sambil tersenyum.

Orang itu hanya diam tak bersuara. Mendengar ucapan Dira membuat orang itu merasa takut karena bayangan dulu saat Dira menghabisi orang tuanya masih terngiang ngiang.
Dira pun pergi meninggalkan orang itu. Dira tahu kalau dia masih takut akan kematian dan itu memang yang Dira harapkan dengan begitu dia tidak akan mengikuti langkah orang tuanya dengan masuk ke dunia bawah tanah yang pastinya sangat berbahaya bagi dia yang masih tidak tahu apa apa.

"Gadis yang malang."Ucap Dira sambil tersenyum.

Dira duduk kembali di tempatnya. Deon yang melihat Dira datang langsung bertanya pada Dira mengapa Dira pergi sangat lama.

"Kenapa lama sekali? Apa ada masalah?."Tanya Deon yang mengkhawatirkan Dira.

"Maaf tadi banyak orang di sana jadi lama."Jawab Dira berbohong karena Dira tidak ingin membuat Deon khawatir padanya kalau Dira katakan tadi ada yang berusaha untuk membunuhnya di toilet.

"Ya sudah kalau begitu, ayo kita makan."Ucap Deon.

Mereka pun akhirnya menikmati makanan yang mereka pesan tadi sambil mengobrol. Setelah selesai mereka langsung pergi jalan jalan untuk menikmati suasana malam di luar berdua.

Karena malam yang semakin dingin mereka pun memutuskan untuk pulang. Saat mereka sampai, mereka melihat sebuah mobil terparkir di depan. Deon tahu betul mobil siapa itu.
Mereka masuk ke dalam rumah dan benar saja saat mereka masuk mereka melihat Jhon dan Syasa sedang berbincang dengan Erina dan llona.

"Deon akhirnya kamu datang juga."Ucap Erina.

"Ayo duduk dulu kita bicarakan tentang hubungan Ilona dan Felix."Sambung Erina.

"Baiklah."Ucap Deon.

"Ayo sayang kita duduk dulu.'Sambung Deon pada Dira.

Saat Dira akan duduk Ilona langsung melarangnya dan meminta Dira untuk pergi dari sana. Karena llona takut kalau Dira tahu apa yang akan mereka bicarakan. Dan llona khawatir semuanya akan gagal karena Dira.

"Jangan! Kamu jangan duduk di sini. Sebaliknya kamu pergi saja dari sini lagi pula ini tidak ada hubungannya dengan kamu."Ucap llona.

Mendengar hal itu Dira hanya tersenyum. Lalu Dira pun pamit pada Deon untuk pergi ke kamar lebih dulu. Saat Dira berjalan Dira menatap llona dengan tatapan mengejek, llona benar benar kesal namun Ilona berusaha untuk tetap tenang.

Sebelum Dira pergi ke kamar, Dira pergi ke dapur terlebih dahulu untuk mengambil air minum dan beberapa makanan ringan. Saat di dapur Dira bertemu dengan Gaby yang sedang mengambil makanan ringan milik Dira.

"Wah ternyata ada maling di rumah ini."Ucap Dira.

Gaby yang tidak menyadari kedatangan Dira pun sangat terkejut. Gaby langsung melihat ke arah Dira yang kini sedang melihat ke arahnya.

"Hai"Ucap Gaby.

"'Sedang apa kamu?."Tanya Dira.

"Ambil makanan."Jawab Gaby.

"Sudah baca tulisan yang ada di pintu lemari pendingin bukan."Ucap Dira dan Gaby pun mengangguk.

"Jadi kenapa kamu tetap mengambil tanpa seizin dari aku?."Tanya Dira.

"Aku kan hanya mengambil sedikit kenapa di |perbesar sih. Lagi pula ini di beli oleh Kak Deon bukan kamu."Ucap Gaby.

'Dan Deon membeli itu semua untuk aku. Aku tidak akan keberatan kalau kamu memintanya dengan baik biak dan bukan dengan cara mencuri seperti itu."Ucap Dira.

'Dan bukankah jika salah harus meminta maaf."Sambung Dira.

'lya maaf, aku salah."Ucap Gaby.

"Aku minta makanannya ya."Sambung Gaby.

"Bagus. Pergi sana."Ucap Dira.

Gaby pun pergi dengan membawa makanan ringan yang tadi ambilnya tentu saja dengan izin dari Dira sendiri.

CINTA YANG SESUNGGUHNYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang