82

68 2 0
                                    

Keesokan harinya, karena terlalu lelah menangis Gaby bangun terlambat. Dan saat Gaby terbangun Gaby terkejut saat tidak melihat Pangeran di tempat nya.

"Pangeran kemana?."Tanya Gaby pada dirinya sendiri.

Gaby pun keluar dari kamar dan mencari keberadaan Raw atau pun Lusi. Saat Gaby keluar dari rumah,
Gaby melihat Raw yang sedang duduk di depan rumah sambil menggendong Pangeran.

"Pangeran."Ucap Gaby.

Raw yang mendengar suara Gaby pun langsung menengok ke arah Gaby lalu tersenyum.

"Kamu sudah bangun?."Tanya Raw.

"lya."Jawab Gaby yang kini mengambil alih Pangeran dari RaW.

"Kenapa kamu tidak membangunkan aku?."Sambung Gaby yang bertanya pada Raw.

"Maaf Gaby, aku hanya tidak tega untuk membangunkan kamu. Karena aku melihat kamu sangat kelelahan sampai sampai saat Pangeran menangis kamu tidak mendengar nya."Jawab Raw.

"Benarkah? Ah, aku minta maaf karena menyusahkan mu."Ucap Gaby.

"Kemari dan duduklah."Ucap Raw yang bangkit dari duduknya lalu menuntun Gaby untuk duduk.

Raw pun berjongkok di hadapan Gaby sambil tersenyum.

"Gaby, aku harap kamu jangan pernah merasa kalau kamu menyusahkan diriku. Karena kamu tidak pernah menyusahkan aku, justru aku senang melakukan semuanya bersama dengan mu."Ucap Raw sambil membelai pipi Gaby.

"Raw, aku merasa sepertinya kamu terlalu berlebihan padaku."Ucap Gaby.

"Benarkah? Apa kamu merasa tidak nyaman dengan apa yang aku lakukan?." Tanya Raw.

"Bukannya aku tidak nyaman atau tidak suka. Aku hanya mulai khawatir kalau nantinya aku., aku tidak bisa jauh darimu."Ucap Gaby.

Raw tersenyum saat mendengar ucapan Gaby. Raw merasa sangat senang saat itu. Apakah Gaby mulai memiliki perasaan padanya?.

"Gaby kalau pun memang begitu kamu tidak perlu khawati, aku pasti akan selalu ada untuk kamu. Aku akan selalu siap saat kamu butuh sandaran, aku juga bersedia menampung semua air matamu, aku siap untuk selalu menopang kamu di saat kamu akan terjatuh."Ucap Raw yang kemudian mencium kening Gaby.

"Tapi bagaimana kalau ternyata perasaan ku masih saja untuk Ardian? Kamu akan terluka Raw."Ucap Gaby.
Raw menggelengkan kepalanya.

"Tidak Gaby, jika bersama dengan Ardian kamu jauh lebih bahagia aku tidak akan terluka. Karena kebahagiaan kamu adalah kebahagiaan ku."Ucap Raw.

"Sejak aku menyadari tentang perasaan ini, saat itu aku pun sudah mempersiapkan diri kalau pada akhirnya aku tidak bisa memilikimu."'Sambung Raw.

"Terimakasih Raw."Ucap Gaby.

Raw pun mengangguk lalu pergi meninggalkan Gaby dan Pangeran.
Gaby terdiam dan memikirkan tentang perasaannya.

Apakah dia egois karena ingin memiliki Ardian dan juga Raw? Atau memang Gaby harus melepaskan salah satu dari mereka. Tapi itu sangat sulit, jujur saja perasaannya pada Ardian masih sama tapi sekarang Gaby pun memiliki perasaan yang sama terhadap Raw.

"Apa yang harus aku lakukan?." Batin Gaby.

✨✨✨

Di lain tempat Dira kini tengah bersiap untuk pergi. Deon yang melihat Dira yang sudah sangat cantik langsung memeluk Dira dari belakang.

"'Sayang kenapa kamu harus berdandan secantik ini?"Tanya Deon.

"Aku tidak berdandan yang berlebihan kok, aku berdandan seperti biasanya."Ucap Dira yang melihat dirinya di cermin dan memperhatikan dandanannya.

"Tidak, kamu berdandan sangat cantik hari ini. Rasanya aku ingin mengurung kamu di sini."Ucap Deon.

Dira melepas pelukan Deon lalu berbalik menghadap Deon.

"Sayang, kamu bisa saja mengurung i sini saat malam hari. Tapi kamu tidak akan pernah bisa mengurungku saat siang hari."Ucap Dira.

"Baiklah aku mengerti."Ucap Deon.

Deon pun mengambil jasnya yang berada di atas tempat tidur. Setelah itu mereka pun pergi dari hotel untuk menjalankan rencana mereka kembali.
Saat Deon dan Dira pergi. Rio dan Ziko sudah pergi saat pagi hari tadi untuk menjalankan misi mereka.

Deon dan Dira langsung berpisah saat di lobi agar tidak adanya yang melihat atau pun curiga. Dira pun pergi ke cafe yang kemarin dia datangi, karena Dira yakin kalau saat ini Mario sudah ada di sekitar sana menunggunya datang.
Dan benar saja, setelah Dira duduk lima menit di sana Mario masuk ke dalam cafe dan duduk di hadapan Dira.

"Hai.'Sapa Mario sambil tersenyum.

"Hai."'Saut Dira yang juga tersenyum.

"Aku tidak menyangka kalau ternyata takdir benar benar mendukung ku."Ucap Mario.

"Aku pikir kita tidak akan bertemu dalam jangka waktu yang cukup lama, tapi ternyata sekarang kita sudah di pertemukan kembali secepat ini."'Sambung Mario.

"Mungkin hanya sebuah kebetulan saja."Ucap Dira.

"Kebetulan atau tidak tetap saja kamu harus menepati ucapan kamu."Ucap Mario.

Mario pun langsung memberikan handphone nya pada Dira. Dira pun mengambil handphone Mario lalu memasukkan nomor telponnya.
Mario sangat senang bisa mendapatkan nomor Dira.

"Oh iya Silfi apakah kamu sudah punya kekasih?."Tanya Mario.

"Aku tidak punya kekasih."Jawab Dira.

"Aku hanya punya suami" Batin Dira.

"Bagus kalau begitu."Ucap Mario.

Mario dan Dira pun mengobrol cukup lama. Dari pembicaraan mereka Mario benar benar tertarik pada Dira. Karena terlalu lama Dira pun pergi meninggalkan Mario di cafe.

"Baru kali ini aku bertemu dengan wanita seperti dia. Cantik dan menarik."Ucap Mario.

"Ok aku akan berusaha untuk menaklukkan dia."'Sambung Mario yang kemudian pergi dari cafe.

✨✨✨

Waktu terus berjalan hari demi hari telah berlalu. Dan kini Dira sudah sangat dekat dengan Mario, bahkan Mario pun sudah menyatakan perasaannya pada Dira.

Dan bahkan Mario mengundang Dira untuk datang ke perusahaannya. Dan hal itu tentu saja tidak akan di lewatkan oleh Dira begitu saja. Bahkan dengan bodohnya Mario membiarkan Dira menunggu di ruangannya tanpa ada siapa pun mengawasinya.

Saat itu tentu saja mencari berkas berkas penting yang akan di butuhkan nya nanti. Meskipun di ruangan itu terdapat cctv tapi itu bukan hal yang sulit untuk Dira.

Dan sebelum Mario datang Dira sudah mendapatkan dokumen dokumen penting yang ada di tangan Mario. Rio pun sudah mendapatkan dokumen penting yang di pegang oleh Hardi dan untuk sisanya akan menjadi urusan Deon.

"Oh iya Silfi kamu tinggal di mana?."Tanya Mario saat tengah makan siang bersama.

"Kenapa kamu menanyakan nya?"Ucap Dira yang bertanya kembali pada Mario.

"Tidak papa, hanya saja aku penasaran. Karena selama ini kamu tidak pernah mau jika aku mengantar ataupun menjemput mu.'"Ucap Mario.

"Hmm."

"Aku tinggal di hotel."Ucap Dira.

"Di hotel?."Tanya Mario untuk memastikan.

"lya."Jawab Dira.

"Memang kamu tidak punya keluarga di sini?."Tanya Mario.

"Tentu saja punya."Ucap Dira.

"Kenapa kamu tidak tinggal bersama mereka, itu jauh lebih bagus bukan dari pada kamu tinggal seorang diri di hotel."Ucap Mario.

"lya memang benar. Tapi tidak perlu khawatir karena sebentar lagi aku akan tinggal bersama dengan keluarga ku kembali."Ucap Dira.

"Bagus kalau begitu. Nanti jangan lupa mengenalkan aku pada mereka, dan setelah itu aku akan melamar kamu."Ucap Mario.

Dira tidak menjawab ucapan Mario, Dira hanya tersenyum mendengar setiap kata yang di ucapkan oleh Mario.

CINTA YANG SESUNGGUHNYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang