Setelah itu Dira pun kembali ke hotel. Dira kembali lebih dulu dari pada yang lainnya. Dan saat itu Dira pun mulai menyusun rencana cadangan melalui
Mario.Sampai akhirnya hari mulai gelap. Deon dan yang lainnya baru saja kembali. Mereka berkumpul untuk memberikan informasi tentang misi mereka hari ini.
Pertama Deon dan Ziko sudah berhasil menguasai dua kelompok yang berada di pihak Hardi. Kedua Rio pun berhasil menjadi sekertaris Hardi, karena memang kemampuan Rio di atas rata rata.
"Semuanya perlahan berjalan dengan baik."Ucap Deon.
"lya kamu benar."Ucap Dira.
"Dan aku juga punya kabar bagus yang lainnya lagi."Sambung Dira.
"Apa itu?."Tanya Deon.
"Aku tadi melihat Hardi keluar dari perusahaan dengan seorang pria muda. Dan ternyata dia adalah anak pertama tadi Hardi"Ucap Dira.
"Aku sudah berhasil mencuri perhatiannya. Dan karena itu aku akan mendekati dia dan menjadikan dia sebagai tamengku."Sambung Dira.
"'Apa kamu yakin? Memangnya dia tidak mengenali kamu?."Tanya Deon.
"Ya, aku yakin kalau dia tidak mengenali ku."Jawab Dira.
"Bagaimana kalau ternyata dia diam diam mengenalimu?."Tanya Deon kembali.
"Tidak mungkin. Bahkan Hardi saja mungkin tidak akan langsung mengenali diriku saat bertemu dengan ku."Ucap Dira.
"Kami tahu sendiri bukan, Alex yang pernah melihat ku dulu saja tidak mengenali ku apa apa lagi dia."Sambung Dira.
"Baiklah kalau kamu memang yakin dengan rencana kamu itu, aku tidak keberatan. Tapi ingat kamu harus tetap berhati hati. Dan jangan terlalu berlebihan."Ucap Deon.
"Ingat kamu itu sudah punya diriku."'Sambung Deon.
Mendengar ucapan Deon Dira pun hanya tersenyum. Dira tahu mungkin Deon cemburu kalau nantinya dia harus dekat dekat dengan Mario.
"Kamu tenang saja, karena aku juga tidak pernah mau itu. Tapi apa boleh buat keadaan yang memaksa."Ucap Dira dan Deon pun hanya mengangguk.
"Ya sudah kalian pergi ke kamar kalian untuk istirahat."Ucap Dira pada Ziko dan Rio.
Setelah Itu Ziko dan Rio pun langsung keluar dari kamar Deon dan Dira. Dan setelah mereka pergi Dira langsung mengunci pintu kamarnya.
Dira berjalan mendekat pada Deon sambil tersenyum, lalu Dira pun membuka baju atasannya.
Deon yang melihat itu hanya terdiam dengan matanya yang tak berkedip melihat Dira. Hingga akhirnya Dira kini sudah duduk di pangkuan Deon. Dira pun membelai wajah Deon dengan sangat lembut.
"Apakah kamu cemburu?."Tanya Dira.
"Cemburu?."Tanya Deon dan Dira pun mengangguk. Lalu Deon menarik tengkuk leher Dira agar wajah Dira lebih dekat lagi dengan wajahnya, sampai hidung mereka pun dapat bersentuhan.
"Apa perlu kamu tanyakan itu padaku? Kamu tahu bagaimana aku mencintaimu, kamu tahu kalau kamu adalah candu ku. Dan kamu juga tahu kalau kamu adalah dunia ku."Ucap Deon.
"Kamu juga tahu kalau aku tidak suka jika kamu berdekatan apalagi di sentuh pria lain."Sambung Deon.
"Kamu juga tahu kalau aku hanya mencintai kamu, dan aku hanya tunduk padamu. Kamu kini sudah menjadi bagian dari diriku yang tidak akan pernah aku lepaskan sampai kapan pun itu."Ucap Dira.
"Kamu tidak perlu takut kalau aku akan berpaling darimu, karena hanya kamu yang pantas dan sebanding untuk bersanding dengan ku."Sambung Dira.
Cup.
Dira mencium bibir Deon sekilas. Tapi setelah itu Deon langsung menarik tengkuk leher Dira lalu Deon pun mencium dan ******* bibir Dira.
Mereka pun akhirnya menghabiskan malam mereka dengan saling bercumbu dan memadu cinta.
✨✨✨
Sedangkan kini di lain tempat, tepatnya di rumah Raw. Gaby sedang menggendong Pangeran yang sedang menangis dan Raw sedang membuat susu untuk Pangeran.
"Ini susunya."Ucap Raw sambil memberikan susu buatannya.
"Terimakasih."Ucap yang kemudian mengambil susu itu dan memberikannya pada Pangeran.
Saat di berikan susu Pangeran pun terdiam sambil meminum susunya. Gaby terus menimang Pangeran sampai Pangeran kembali tidur."Gaby kalau kamu lelah biar aku saja yang menggendongnya."Ucap Raw.
"Kamu pergilah tidur kembali, lagi pula ini masih jam satu malam."Sambung Raw.
"Tidak papa Raw. Lagipula Pangeran sudah tidur kembali."Ucap Gaby sambil tersenyum.
"Sebaiknya kamu saja yang tidur."Sambung Gaby.
"Tidak, aku akan menemani kamu."Ucap Raw.
"Baiklah."Ucap Gaby.
Gaby terus menimang Pangeran sampai Pangeran benar benar tertidur pulas. Raw kini hanya diam memperhatikan Gaby yang sedang menimang Pangeran. Saat itu Raw begitu terpesona pada Gaby. Wanita yang cantik dengan hati yang baik dan penuh kasih sayang.
"Gaby adalah wanita yang begitu sempurna. Tapi kenapa Tuan muda Ardian tidak menginginkan nya. Apalagi yang kurang dari dia? Seandainya aku adalah Tuan muda Ardian, aku pasti tidak akan menolak dan tidak akan pernah melepaskan dia seumur hidup ku" Batin Raw.
"Raw Pangeran sudah tidur nyenyak, aku juga akan kembali tidur. Sebaiknya kamu juga tidur sekarang."Ucap Gaby.
"Baiklah."Saut Raw.
Gaby masuk kembali ke dalam kamar. Gaby pun meletakan Pangeran di ranjang bayi. Dan Gaby kembali berbaring di samping Lusi.
Gaby tidak langsung tertidur. Gaby menatap langit langit kamar sambil berpikir. Gaby baru saja teringat dengan apa yang di katakan Dira sebelum pergi.
Gaby pun menjadi sedikit khawatir dan Gaby kembali teringat pada Ardian yang memang ada di sana.
"Apa yang sebenarnya terjadi di sana? Dan apakah dia baik baik saja?. Aku selalu berharap dan berdoa untuk kebaikan dan keselamatannya meski aku tidak akan dapat memilikinya. Lagi pula saat ini hatiku sedang tidak baik baik saja, dan semua ini karena
Raw' Batin Gaby."Aku pasrahkan takdir hidup ku padaMu. Aku akan menerima semua yang Kau berikan untuk ku, karena aku tahu itu yang terbaik untuk ku." Batin Gaby yang kemudian memejamkan mata dan saat itu air mata Gaby pun menetes.
Tapi tidak hanya Gaby seorang yang saat itu meneteskan air mata. Raw dan Ardian pun sama sama meneteskan air mata.
Raw meneteskan air matanya mungkin tentang perasaannya pada Gaby. Tapi Ardian yang yang saat ini tengah terbaring kaku entah apa yang membuat air matanya menetes.
✨✨✨
Hal yang paling membahagiakan di dunia adalah cinta. Dan hal yang paling menyakitkan di dunia itu juga cinta.
Sekuat apa pun dan setangguh apa pun jika sudah menyangkut hati dan cinta semua akan menjadi lemah pada masanya.Cinta akan sangat membahagiakan jika cinta itu bersambut, tapi akan sangat menyakitkan jika tak bersambut.
Dan cinta akan membingungkan jika kita di paksa untuk memilih, memilih sesuatu yang tak ingin kita lepas. Dan yang paling menyakitkan saat semuanya berakhir dengan sebuah kekecewaan.