49

50 4 0
                                    

Saat jam makan siang Deon dan Dira pergi untuk makan siang di luar, tapi Dira pergi keluar dari ruangan Deon lebih dulu. Dan saat itu Dira mendengar pembicaraan antara Yasmin dan Putri.

"Ibu kita pergi makan siang sama Ayah yuk, kan kita nggak pernah makan bareng Ayah."Ucap Putri.

"Padahal kan teman teman Putri sering makan sama Ibu dan Ayahnya."'Sambung Putri.

"Nggak bisa sayang."Ucap Yasmin.

"Kenapa sih memangnya?."Tanya Putri dengan nada sedikit kesal.

Putri melihat Dira yang sedang berdiri di depan ruangan Deon. Putri pun berlari ke arah Dira dan Putri langsung memukul perut Dira. Yasmin yang melihat itu langsung meraih anaknya dan meminta maaf pada Dira.

"Maafkan anak saya Nona."Ucap Yasmin.

"Untuk apa lbu meminta maaf pada dia, dia wanita jahat karena dia pasti yang sudah merebut Ayah dari kita."Teriak Putri.

Dira menatap Putri dengan tatapan tajam, mungkin pukulan Putri tidak ada apa apanya untuk Dira, tapi bagaimana dengan anaknya yang ada dalam kandungannya saat ini.

"Wah luar biasa sekali anak kamu ini Yasmin."Ucap Dira.

"Apa saja yang sudah kamu ajarkan pada dia selama ini? Oh apa mungkin itu sifat alami nya yang di turunkan dari Ayah kandung anak mu itu."'Sambung Dira.

"Dan kamu anak kecil tahu apa tentang rebut merebut? Dengar! aku tidak pernah merebut Ayah kamu, kenal saja tidak. Dan kalau kamu mengira Deon adalah Ayah kamu itu salah, Deon bukan Ayah kamu, Deon itu Ayah dari anak anak yang hanya di lahirkan oleh aku bukan Ibu kamu."Ucap Dira.

Mendengar hal itu Putri menangis, Yasmin pun menutup kedua telinga Putri agar tidak mendengar ucapan Dira lagi.

"Cukup Nona! Kenapa Nona berbicara pada anak kecil seperti itu. Apa Nona tidak punya hati nurani."Ucap Yasmin yang tak terima dengan ucapan Dira pada anaknya.

"Hati nurani? Kalau memang saya tidak punya hati nurani lalu kamu mau apa? Bukankah kamu sama saja tidak punya hati nurani dengan terus membohongi anak kamu tentang Ayahnya. Dan kalau masalah anak kecil, anak kamu juga sudah memukul perut ku di mana saat ini anak aku berada."Ucap Dira.

"Ingat Yasmin jangan pernah bermain api dengan ku kalau kamu dan anak kamu tidak ingin terbakar."Sambung Dira.

Dira mengatakan itu dengan tatapan yang tajam, tatapan yang selama ini tidak pernah di perlihatkan di sekitar Deon. Tak lama Deon keluar dari ruangan nya.

Deon yang melihat Putri menangis di pelukan Yasmin, dan Yasmin pun meneteskan air matanya membuat Deon heran.

"Ada apa ini?."Tanya Deon.

"Tidak ada apa apa, hanya saja tadi Putri memukul perut ku dan berkata kalau aku merebut kamu dari dia dan Yasmin. Lalu aku katakan yang sebenarnya kalau kamu bukan Ayahnya."Jawab Dira santai.

"Tapi kamu tidak apa apa kan? Apa perlu kita ke rumah sakit?."Tanya Deon.

"Aku tidak apa apa."Jawab Dira.
Deon berbalik arah dan menatap Yasmin.

"Yasmin mulai saat ini beri pengertian pada Putri yang sebenarnya, saya tidak mau kalau Putri memanggil saya Ayah lagi. Dan mulai besok saya tidak mengizinkan kamu bawa Putri ke kantor apa pun alasannya, jika kamu tidak setuju silahkan kamu keluar dari kantor saya."Ucap Deon.

"Tapi Tuan."

"Tidak ada tapi tapian Yasmin, anak kamu sudah membahayakan anak ku. Harusnya kamu bersyukur aku masih mau mempekerjakan kamu di sini."Ucap Deon.

"Ayo sayang kita pergi."Sambung Deon pada Dira.

Deon dan Dira pun berjalan pergi meninggalkan Yasmin, Dira tersenyum puas melihat Yasmin seperti sekarang.

Sedangkan kini Yasmin menangis karena Deon berbicara seperti itu, apa mungkin karena dirinya tidak suci lagi dan sekarang malah memiliki seorang anak dari pria lain yang tidak jelas asal usulnya.

Memang tidak Yasmin pungkiri kalau Yasmin memendam perasaan pada Deon selama ini. Bahkan sejak pertama kali Yasmin berkerja di perusahaan milik Deon.

Dan perasaan itu semakin tumbuh saat Deon tidak mempermasalahkan kalau anaknya memanggil Deon dengan sebutan Ayah. Awalnya Yasmin yakin kalau Deon pun diam diam memiliki perasaan yang sama terhadapnya.
Sampai akhirnya Yasmin mendengar kabar kalau Deon sudah menikah, tentu saja itu menjadi pukul terbesar untuk Yasmin yang sudah menyukai Deon sejak lama.

Dan saat pertama kali melihat istri dari Deon yang tak lain adalah Dira membuat Yasmin sadar kalau dirinya tidak sebanding dengan Dira.

Hal itu membuat Yasmin sadar akan status dan dirinya kalau dirinya bukan lah siapa siapa dan kelebihannya hanya dia menmiliki anak di luar nikah.

Tapi rasa berharap selalu saja timbul kembali saat menceritakan Deon pada Putri. Yasmin berharap kalau Deon bisa menerima nya dan Putri begitu pula dengan Dira. Karena awalnya Yasmin melihat kalau Dira sangat baik.

Tapi ternyata itu hanyalah khayalan nya saja. Yasmin pun menggendong Putri untuk keluar dari kantor dan mengajaknya pulang. Ingin rasanya
Yasmin keluar dari perusahaan Deon karena Yasmin malu dengan harapan dan khayalan nya sendiri. Tapi jika keluar dari perusahaan Yasmin tidak akan punya penghasilan yang cukup untuk membesarkan Putri dan biaya hidup nya yang saat ini sangat sulit.

"Ibu kita mau kemana?."Tanya Putri.

"Kita pulang ya sayang kamu main sama Nenek saja."Jawab Yasmin.

"Ayah marah ya sama aku?."Tanya Putri dengan raut wajahnya yang sedih.

"Putri dengar lbu baik baik, mulai saat ini kamu jangan panggil Tuan Deon dengan sebutan Ayah lagi, panggil dia dengan sebuah Tuan atau pun Om terserah tapi jangan Ayah."Ucap Yasmin.

"Tapi kenapa Bu, teman teman aku saja memanggil Ayah nya dengan panggilan Ayah kenapa aku tidak boleh."Ucap Putri.

"Karena dia bukan Ayah kamu Putri, kamu tidak punya Ayah kamu hanya punya lbu, lbu. Ingat itu baik baik Putri."Ucap Yasmin dengan nada meninggi.

"Kenapa lbu mengatakan itu, kenapa lbu juga mengatakan hal yang sama seperti wanita jahat itu yang sudah merebut Ayah dari kita."Ucap Putri sambil menangis.

"Karena semua yang di katakan oleh nya itu benar Putri, Tuan Deon bukan Ayah Putri, Putri tidak punya
Ayah."Ucap Yasmin kembali.

"Tapi kenapa Ibu, Putri juga mau punya Ayah."'Teriak Putri yang tidak terima dengan pernyataan Yasmin.

"Karena kamu anak haram Putri, anak haram yang tidak pernah aku harapkan kehadiran nya dalam hidup aku. Karena kamu, hidup aku hancur semua orang memandang jelek pada ku bahkan aku pun tidak bisa mendapatkan hati Tuan Deon lagi dan itu semua gara gara kamu, dan setelah kamu lahir kamu bahkan tidak berguna untuk aku, kamu hanya memberi beban untuk ku Putri."Teriak Yasmin di depan Putri yang tentu saja membuat Putri syok dan sakit hati atas ucapan Yasmin.

Putri pun menangis lalu berlari sekencang kencangnya. Melihat Putri berlari Yasmin langsung tersadar apa yang baru saja di ucapkan nya pada anaknya yang masih kecil, yang tidak bersalah itu.

CINTA YANG SESUNGGUHNYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang