72

56 2 0
                                        

Dalam beberapa hari ini Gaby terus berada di dalam kamarnya. Dira dan Deon pun mengerti kalau Gaby membutuhkan waktu seorang diri agar bisa menenangkan hati dan pikirannya.

"Maya Gaby masih tetap di dalam kamarnya?."Tanya Dira saat Dira menghampiri Maya yang sedang menyiapkan sarapan di bantu oleh pelayan yang lain.

"lya Nona."Jawab Maya.

"Kalau begitu kamu hantarkan makanannya ke kamarnya sekarang."Ucap Dira.

"Tidak perlu Kak "Saut Gaby yang kini tengah berjalan mendekat ke meja makan.

"Aku makan di sini saja.'Sambung Gaby.

"Kamu yakin?."Tanya Dira dan Gaby pun mengangguk. Tak lama Deon pun turun dengan pakaian yang rapih. Deon yang melihat Gaby berada di meja makan langsung tersenyum.

"Pagi Gaby."Sapa Deon.

"Pagi Kak."Saut Gaby.

"Sudah lebih baik?."Tanya Deon.

"lya."Jawab Gaby.

"oh iya di mana Putri?."Tanya Dira.

"Maya apa kamu melihat Putri?."Sambung Dira yang bertanya pada Maya.

"Nona Putri ada di belakang menemani Pangeran yang sedang berjemur bersama Dian."Jawab Maya.

"Tolong panggilkan Putri untuk sarapan ya Maya."Ucap Dira kembali.

"Baik Nona."Jawab Maya yang kemudian pergi untuk memanggil Putri.

"Mbak Dian jadi pengasuh Pangeran Kak?."Tanya Gaby para Dira.

"lya."Jawab Dira sambil tersenyum.

"Kenapa tidak mencari baby sitter lagi aja Kak?."Tanya Gaby kembali.

"Sebenarnya bisa saja sih kita cari baby sitter lagi buat Pangeran. Tapi Kakak dan Kak Deon tidak mau kalau Pangeran di pegang oleh orang asing.
Kalau Mbak Dian itu kan sudah lama kerja di sini dan kebetulan dia juga berpengalaman mengurus bayi jadi Kakak pilih Mbak Dian aja yang mengurus Pangeran di saat Kakak memang sedang tidak bisa."Jelas Dira.

Setelah Putri datang mereka pun langsung menikmati sarapan mereka. Seperti biasa saat berada di meja makan tidak ada yang membuka suara. Setelah selesai Deon langsung pamit untuk langsung berangkat ke kantor.
Dira langsung mengambil alih Pangeran dari Mbak Dian, lalu Dira pun duduk di ruang tengah bersama dengan Gaby dan juga Putri. Putri terus mengajak Pangeran berbicara meskipun tidak akan pernah mendapat jawaban dari Pangeran.

Sedangkan kini Gaby hanya diam dan melamun. Dira yang menyadari itu langsung menepuk tangan Gaby.

"Kenapa?."Tanya Dira. Dan Gaby pun hanya menggeleng.

Dira tersenyum saat mendapat jawaban Gaby yang hanya menggelengkan kepalanya. Dira tahu kalau saat ini pasti ada yang mengganggu pikirannya.

"Gaby kalau kamu ada masalah, kamu ceritakan saja pada Kakak."Ucap Dira.

"Gak ada kok Kak."Ucap Gaby sambil tersenyum.

"Kamu jangan pernah berpura-pura di depan Kakak seperti itu. Karena kamu tidak akan pernah bisa membohongi Kakak."Ucap Dira.

"Kakak benar, aku memang tidak bisa membohongi Kakak."Ucap Gaby yang kemudian langsung bersandar di pundak Dira.

"Ada apa? Cepat ceritakan."Ucap Dira.

"Tidak ada apa apa Kak, hanya saja aku sangat merindukan Ardian dan ingin sekali bertemu dengannya."Ucap Gaby.

"Bukankah dia sudah pergi lama, tapi kenapa sampai saat ini dia belum juga kembali? Apa mungkin dia memang tidak akan pernah kembali?."'Sambung Gaby yang bertanya pada Dira.

"Apa kamu sudah mulai lelah menunggunya?."Tanya Dira.

"Aku tidak lelah hanya saja aku takut kalau penantian ku ini akan berakhir sia sia."Jawab Gaby.

"Bukankah Kak Dira Kakaknya Ardian?."'Sambung Gaby yang bertanya pada Dira. Dan Dira hanya mengangguk.

"Kalau begitu harusnya Kak Dira tahu kapan Ardian akan kembali kesini. Dan Kak Dira juga bisa menghubungi Ardian kan Kak?"Ucap Gaby yang kini melihat wajah Dira.

"Ya kamu memang benar. Tapi untuk masalah kapan Ardian akan kembali itu Kakak tidak tahu, tapi kalau untuk menghubunginya Kakak bisa."Jawab Dira.

"Sungguh, kalau begitu Kak Dira hubungi Ardian sekarang juga Kak. Aku sangat ingin mendengar suaranya."Ucap Gaby.

"Kakak pasti akan menghubungi Ardian, tapi tidak sekarang karena sebentar lagi waktunya Pangeran minum asi. Nanti setelah Pangeran tertidur Kakak baru akan menghubungi Ardian."Ucap Gaby.

"Terimakasih Kak."Ucap Gaby yang langsung memeluk Dira dengan sangat erat. Setelah pembicaraan itu, Dira langsung pergi ke kamarnya sambil menggendong Pangeran.

Setelah sampai di kamar Dira pun langsung menyusui Pangeran.
Saat itu Dira langsung memikirkan Gaby dan juga Ardian. Dira sangat senang saat pertama kali mengetahui kalau Gaby menyukai Ardian. Dan Dira pun yakin kalau Gaby pasti akan membuat Ardian bisa membuka hatinya yang telah tertutup rapat.

Namun saat pertama kali Dira melihat ekspresi Ardian atau pun dari cara Ardian berbicara saat membicarakan tentang Gaby, Dira tahu kalau Ardian tidak suka pada Gaby.

Awalnya Dira mengira kalau itu hanya karena Ardian belum mengenal Gaby saja. Namun semakin lama Dira menjadi takut kalau Ardian benar benar tidak bisa membuka hatinya untuk Gaby dan akhirnya membuat Gaby terluka.

Setelah Pangeran tertidur akhirnya Dira pun langsung menghubungi Ardian. Cukup lama Dira menunggu hingga akhirnya sambungan teleponnya pun terhubung dengan Ardian.

"Halo Ardian."Ucap Dira.

"Halo Kak, ada apa?"Tanya Ardian dari sebrang telpon.

"Tidak apa apa. Oh ya bagaimana keadaan di sana? Dan bagaimana kabar kalian?."Jawab Dira yang bertanya kembali pada Ardian.

"Keadaan di sini sudah semakin membaik dan kami di sini pun dalam keadaan yang baik baik saja.
Bagaimana dengan Kakak di sana?."Ucap Ardian.

"Semuanya baik dan sekarang Kakak sudah lebih tenang setelah Erina tiada."Saut Dira.

"Baguslah kalau begitu."Ucap Ardian.

"Hmmm. Ardian sebenarnya ada yang ingin Kakak tanyakan padamu."Ucap Dira.

"Ardian, kamu tahu bukan kalau Gaby selalu menunggu dirimu kembali dan menunggu kamu untuk bisa membuka hati untuk nya."Sambung Dira yang bertanya pada Ardian.

"lya aku tahu, Kakak sendiri yang mengatakannya pada ku."Jawab Ardian.

"Jadi bagaimana dengan kamu, apakah hati kamu sudah bisa menerima Gaby?".Tanya Dira kembali.

"Harusnya Kakak tahu jawabannya tanpa harus bertanya kepada ku terlebih dahulu. Lagi pula Kakak juga tahu kan kalau aku tidak mengenal Gaby seperti apa dan aku juga sama sekali tidak tertarik padanya."Jawab Ardian.

"Maka cobalah untuk mengenalnya Ardian, dia gadis yang baik, cantik dan pintar. Jadi tidak ada salahnya kan kalau kamu mengenal dia terlebih dahulu."Ucap Dira meyakinkan Ardian.

"Aku tidak tahu Kak, tapi sungguh rasanya hati ini sangat sakit saat aku berusaha membuka hati untuk wanita lain."Saut Ardian.

"Kakak tahu ini sangat berat untuk kamu tapi kamu harus berusaha membuka hati kamu kembali
Ardian."Ucap Dira.

"Kak Dira sudah lah Kak."

"Gaby."

"Kak, kalau memang Ardian tidak bisa menerima cinta ku atau bahkan tidak bisa membuka hatinya sedikit pun untuk aku, biarkan saja jangan Kakak paksa dia untuk menerima diri ku. Aku sadar siapa aku dan mungkin ini memang takdir ku, mencintai tapi tak bisa memiliki."

"lya, kalau begitu mulai sekarang buka hati kamu untuk orang lain. Jangan kamu menutup hati kamu demi seseorang yang memang tidak bisa menerima kamu. Kamu harus bahagia Gaby."

"lya Kak"

Setelah pembicaraan antara Dira dan Gaby selesai, Dira kembali berbicara dengan Ardian di telpon.
Namun tak lama sambungan telepon Dira dan Ardian pun terputus

CINTA YANG SESUNGGUHNYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang