53

63 4 0
                                        

Gaby berlari sekencang kencangnya kearah Dira yang kini terbujur kaku dengan berlumuran darah.
Gaby duduk di dekat Dira lalu memangku kepala Dira.

"Kak bertahanlah."Ucap Gaby sambil menangis.

"Tolong.., tolong panggil ambulans sekarang."Teriak Gaby.

"Saya akan menelpon ambulans."Ucap salah satu pengunjung mall.

Saat ini Dira merasakan tubuhnya kaku dan untuk pertama kalinya Dira merasakan sakit di bagian perutnya. Dan untuk pertama kalinya pula Dira menangis.

Tapi yang paling sakit saat ini adalah hatinya.BDira berusaha meraih handphone nya. Gaby yang menyadari hal itu langsung mengambil handphone Dira.

"Pang...gil...Ra..Raw."Ucap Dira terbata bata.

Gaby yang mendengar ucapan Dira langsung memanggil Raw menggunakan handphone Dira yang masih menyala. Meski pun Gaby tidak tahu siapa Raw, tapi Gaby tetap menghubungi Raw.

"Halo."Ucap Gaby.

"Halo siapa ini?."Tanya Raw saat mengangkat sambungan telepon dari Dira, tapi Raw tahu kalau saat ini yang tengah berbicara bukanlah Dira.

"Benarkah ini Raw?."Tanya Gaby.

Dira melihat Gaby dan Gaby tahu kalau Dira ingin berbicara pada orang yang bernama Raw ini. Gaby pun mendekatkan handphone nya pada telinga Dira.

"Benar aku Raw."Jawab Raw.

"Ra....Raw"Ucap Dira setelah itu Dira tidak sadarkan diri.

"Kak Dira..."Panggil Gaby yang sangat khawatir saat melihat Dira tidak sadarkan diri.

Tak lama ambulans datang dan langsung membawa Dira. Di dalam perjalanan handphone Dira berdering kembali. Gaby mengangkat telepon itu yang tak lain dari RaW.

"Di mana Nona Dira?."Tanya Raw.

"Kak Dira sekarang tidak sadarkan diri, dan sekarang kami menuju rumah sakit KASIH IBU."Jawab Gaby.

Setelah itu sambung telpon pun terputus. Gaby terus menangis karena takut terjadi apa apa pada Dira dan juga bayi yang ada dalam kandungannya. Sampai Gaby lupa menghubungi Deon.

✨✨✨

Raw yang sudah tahu di mana Dira kini berada, langsung pergi bersama dengan Ziko. Raw tahu kalau saat ini pasti Dira sedang dalam keadaan yang tidak baik baik saja.

Ziko melajukan mobilnya dengan sangat cepat, karena Ziko tidak ingin terlambat. Karena Ziko dan Raw sekarang tinggal di rumah orang tua Dira bukan di kastil, membuat Ziko dan Raw menjadi lebih dekat dengan Dira dan mudah melakukan sesuatu.

Saat ambulans yang membawa Dira sampai di ruang sakit, mobil Ziko pun sampai. Ziko dan Raw langsung turun dari mobil dan saat mereka melihat
Dira di bawa masuk, Ziko dan Raw pun mengikuti di belakang.

Dira di bawa ke UGD. Dokter langsung membersihkan luka Dira dan mengobatinya.

"Dokter sepertinya air ketuban pasien sudah pecah."Ucap suster.

"Baik sekarang juga kita lakukan operasi sesar pada pasien agar dapat menyelamatkan bayi."Ucap Dokter.

Para suster menyiapkan semua peralatan yang akan di butuhkan nanti, sedang Dokter pergi keluar untuk memberi tahu keluar pasien. Saat setelah Dokter memberitahu tahu, Ziko menarik tangan Gaby sedang Raw mendorong Dokter masuk ke dalam ruangan.

"Ada apa ini?."Tanya Dokter.

"Siapa kalian?."Tanya Dokter kembali.

"Siapa kalian sebenarnya dan mau apa? Jangan sakiti Kakak ku."Ucap Gaby yang berusaha melepaskan tangannya dari genggaman ZikO.

"Kalian tidak perlu tahu siapa kami dan kalian pun tidak perlu khawatir. Karena kami tidak akan melakukan sesuatu yang akan membahayakan pasien."Ucap Ziko.

"Raw sebaiknya kamu melakukan operasi sekarang juga."Sambung Ziko yang berbicara pada Raw.

Tapi banyak bicara Raw langsung mengoperasi Dira dengan di bantu oleh Dokter. Dokter awalnya sangat khawatir dan takut terjadi apa apa pada pasien. Tapi setelah melihat kemampuan Raw saat mengoperasi
Dira membuat Dokter sangat takjub.
Gaby yang tidak kuat melihat Dira yang sedang di operasi langsung di bawa Ziko ke dekat pintu. Lalu Ziko pun bertanya pada Gaby mengapa Dira bisa seperti ini.

Gaby pun menceritakan semuanya dari awal dan tidak ada yang terlewat sedikit pun. Ziko mendengarkan dan mencerna setiap ucapan Gaby, dan Ziko mengerti satu hal kalau ada orang yang ingin mencelakai Dira.

Karena Ziko tadi melihat goresan luka di tangan Dira. Setelah itu Ziko menghubungi seseorang, dan hal itu tentu saja di dengar oleh Gaby. Gaby tidak berani bertanya apa pun pada Ziko.

Waktu terus berlalu Dira sudah di tangani oleh Raw dengan baik. Setelah itu Ziko pergi dan sebelum pergi Ziko mengatakan pada Gaby untuk merahasiakan apa yang terjadi saat ini.

"Ingat untuk tetap merahasiakan nya, sekarang hubungi Deon dan beritahukan dia tentang keadaan
Dira."Ucap Ziko.

Gaby pun menurut ucapan Ziko untuk menghubungi Deon. Tak lama setelah itu Deon datang dengan wajah yang sudah memerah karena di penuhi amarah dan kesedihan.

"Gaby di mana Dira?."Tanya Deon.

"Di dalam Kak."Jawab Gaby.

Deon langsung masuk kedalam ruangan inap Dira, di dalam Deon melihat seorang Dokter muda yang tak lain adalah Raw.

"Dira."Ucap Deon saat melihat Dira tengah berbaring tidak sadarkan diri.
Deon melihat kearah perut Dira yang kini sudah rata.

Air mata Deon tidak bisa di bendung lagi, anak yang selama ini dia dan Dira nantikan sudah tidak ada. Deon tidak tahu apa yang akan terjadi jika Dira sadar nanti.

"Tuan ada yang ingin saya sampaikan pada Tuan mengenai keadaan pasien."Ucap Raw.

"Ada apa Dokter?."Tanya Deon.

"Sepertinya saat pasien sadar nanti, pasien tidak dapat melakukan apa pun lagi."Ucap Raw.

"Maksudnya?."Tanya Deon.

"Pasien mengalami kelumpuhan total."Jawab Raw.

"Maaf Tuan saya harus pergi karena ada pasien yang membutakan saya saat ini juga."Sambung Raw yang langsung pergi dari sana.

Setelah Raw pergi, Gaby mendekat pada Deon dan menenangkan Deon. Deon menengok pada Gaby dan meminta penjelasan dari Gaby kenapa Dira bisa jatuh.

Gaby menceritakannya semuanya, tapi tidak dengan kejadian yang baru saja terjadi yang pastinya bersangkutan dengan Ziko dan Raw.

Setelah mendengar ucapan Gaby, Deon menghubungi Rio dan meninta Rio untuk mencari orang yang sudah mencelakai Dira.

Tidak lupa Deon pun meminta Rio mengirim bodyguard untuk menjaga ruangan Dira, karena Deon takut akan ada orang yang datang untuk mencelakai Dira kembali.

Sore itu juga Deon memakamkan bayi yang sudah tidak bernyawa lagi, di hadiri oleh beberapa kerabat yang sudah mendengar kabar duka dari Deon. Setelah semua orang sudah pergi, Deon berjongkok dan memeluk batu nisan itu.

"Maafkan Papah sayang karena Papah tidak bisa menjaga kamu dan Mamah dengan baik, tapi Papah janji Papah akan mencari orang itu dan membalas semuanya."Ucap Deon dengan air mata yang kini sudah mengalir dan tidak dapat di bendung lagi.

CINTA YANG SESUNGGUHNYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang