42

64 3 0
                                    

Sesuai dengan keinginan Deon, hari ini juga Rio membuat perusahaan Tomy di ambang kehancuran, dan tidak ada yang bersedia membantu Tomy karena mereka semua tidak ingin berurusan dengan Deon.

Deon memang di takuti oleh para pengusaha yang lain, itu karena Deon tidak akan pernah main main jika sudah mengambil keputusan.

Tomy kini sedang menghubungi para pengusaha kenalannya dan meminta bantuan untuk membatunya, namun senmuanya tidak ada yang bisa membantu Tomy.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang?."Tanya Tomy pada dirinya sendiri.

Olivia yang mendengar kabar tentang perubahan Tomy yang sedang dalam kritis langsung menemui Tomy di ruangannya.

Ceklek

"Pah."Panggil olivia yang kini berjalan mendekat pada Tomy.

"oliv."Ucap Tomy saat melihat Olivia datang.

"Pah sebenarnya apa yang terjadi, kenapa semuanya jadi seperti ini?."Tanya Olivia pada Tomy.

"Papah juga tidak tahu, kenapa semuanya terjadi begitu saja dalam jangka waktu yang sangat cepat."Jawab Tomy.

"Semua terjadi begitu cepat? Apa jangan jangan ini semua ada hubungannya dengan Deon."Ucap Olivia.

"Maksud kamu apa?."Tanya Tomy.

"Pah, coba Papah pikir baik baik tidak mungkin ada seseorang yang bisa menjatuhkan sebuah perusahaan hanya dalam waktu hitungan menit.
Kecuali satu orang, yaitu Deon."Jelas Olivia.

"Kalau begitu kamu harus bantu Papah Oliv, Papah tidak mau perusahaan ini hancur begitu saja."Ucap
Tomy.

"Papah tenang saja aku akan berbicara dengan Deon."Ucap Olivia.

Olivia pun pergi untuk menemui Deon. Olivia pergi ke kantor Deon namun Olivia tidak bisa menemukan kebenaran Deon.

Akhirnya Olivia pun pergi ke kediaman Deon, dan benar saja di sana Olivia bisa menemui Deon.

Saat Olivia sampai di sana olivia langsung mencari keberadaan Deon walau pun sudah di larang namun
Olivia tidak perduli, sampai akhirnya Olivia melihat Deon sedang bersama dengan Dira di taman belakang rumah Deon.

"Deon."Panggil Olivia.

Deon dan Dira melihat kearah sumber suara yang memanggil Deon, saat itu mereka melihat Olivia yang sedang berjalan ke arah mereka.

"Deon aku mau berbicara sama kamu."Ucap Olivia.

Deon hanya diam saja tidak menanggapi ucapan Olivia. Deon hanya memperhatikan Dira yang kini sedang memakan buah yang sudah di kupas oleh Deon.

"Deon apa benar kamu yang sudah membuat perusahaan Papah seperti saat ini?."Tanya Olivia.

"Apa maksud kamu, aku tidak mengerti? Apa mungkin ada yang memfitnah aku."Ucap Deon yang mengulang perkataan Olivia kemarin saat tidak mau mengakui kalau dirinya yang sudah berusaha untuk mencelakai Dira.

"Tidak, aku yakin semua ini pasti kamu. Karena aku tahu tidak ada yang bisa melakukan itu semua selain kamu."Ucap Olivia.

Deon berdiri lalu menatap Olivia dengan tatapan yang tidak dapat di artikan.

"Kalau memang aku yang melakukannya kenapa?."Ucap Deon.

"Kenapa? Deon kamu tahu tidak apa yang kamu lakukan itu salah."Ucap Olivia dengan suara meninggi.

"Kamu pikir apa yang kamu lakukan terhadap Dira itu benar? Itu salah Olivia, salah besar"Ucap Deon.

"Dan kamu pikir aku tidak akan melakukan sesuatu untuk membalas atas semua yang kamu lakukan pada istri ku, aku bukan orang yang berlapang dada untuk memaafkan setiap kesalahan orang lain Olivia, dan sekarang kamu nikmati saja hasil dari perbuatan kamu itu."Sambung Deon.

Dira yang sedari tadi mendengar pembicaraan Deon dan Olivia hanya diam sambil menikmati makanannya dengan hati yang terus tertawa.

Deon sudah membuat langkah yang bagus untuk membalas perbuatan Olivia padanya.

"Deon sudah membuat perhitungan untuk Olivia dan sebentar lagi giliran aku. Jika Deon saja tidak bisa memanfaatkan perbuatan Olivia apa lagi aku. Kamu siap siap saja Olivia aku akan membuat kamu menderita dan membuat kamu jatuh sejatuh jatuhnya" Batin Dira.

Dira mengelus perut nya sambil tersenyum dan hal itu tidak lepas dari penglihatan Olivia. olivia yakin kalau saat ini Dira pasti sedang mentertawakan kekalahannya. olivia mengabaikan Deon lalu berjalan mendekat pada Dira.

"Puas kamu sudah membuat aku seperti ini sekarang? Dari awal kamu sudah mengacaukan hidup aku dengan menikahi Deon dan menguasai
Deon sepenuhnya dan sekarang gara gara kamu keluarga aku jatuh miskin. Apa tujuan kamu sebenarnya Dira?."Ucap Olivia.

"olivia jaga ucapan kamu, kenapa kamu membentak Dira."Teriak Deon.

"Tidak apa apa sayang, biarkan saja dia mengatakan apa yang ingin dia katakan."Ucap Dira.

"Aku benci kamu Dira, aku benci..Aku mau kamu mati."Teriak Olivia.

Dira bangkit dari duduknya lalu berjalan mendekat pada Olivia dengan menatap tajam pada Olivia.

"Kamu masih ingin membunuh aku Olivia, apa yang aku kirim ke rumah kamu kemarin tidak cukup untuk memperingati kamu? Atau mungkin kamu ingin seperti mereka, jika memang iya dengan senang hati aku melakukannya untuk kamu Olivia."Ucap Dira sedikit berbisik pada Olivia.

Olivia hanya diam mematung mendengar ucapan Dira padanya. Bagaimana tidak karena jawaban dari pertanyaan nya kemarin sudah terjawab dengan ucapan Dira sendiri.
Olivia benar benar tidak menyangka orang yang selama ini diremehkannya justru orang yang harus di waspadai oleh nya.

"Siapa kamu sebenarnya?."Tanya Olivia dengan suara yang bergetar.

"Karena aku berbaik hati pada mu jadi aku beritahu siapa aku sebenarnya pada mu."Ucap Dira.

"Aku adalah orang yang sudah membunuh Banu
Abraham."Sambung Dira.

olivia langsung terjatuh saat setelah mendengar ucapan Dira. Bagaimana tidak, Banu adalah seorang pemimpin kelompok serigala merah, kelompok mafia yang di takuti oleh banyak orang.
Dan Dira mengatakan kalau dia adalah orang yang sudah membunuh Banu, Olivia tahu Banu terbunuh dengan cara yang sangat mengenaskan. Kalau Banu saja bisa di bunuh oleh Dira seperti itu apalagi olivia yang hanya baru belajar bela diri.

Olivia langsung berdiri lalu lari dari sana tanpa melihat kebelakang kembali. Deon benar benar tidak mengerti dengan keadaan saat ini, Deon juga tidak sampai olivia lari ketakutan seperti itu. tahu apa yang Dira katakan pada Olivia sampai

"Sayang kamu tidak papa?"Tanya Deon.

"lya aku tidak papa, aku yakin setelah ini Olivia tidak akan mengganggu kita lagi."Ucap Dira.

Deon memeluk Dira, kemudian Deon mencium kepala Dira dengan sangat lembut dan penuh cinta. "Kamu tenang saja sayang, mulai saat ini aku tidak akan membiarkan siapa pun melukai kamu."Ucap Deon.

Sambil memeluk Deon, Dira memberi kode pada orang yang saat ini sedang memperhatikan Dira dan Deon dari kejauhan. Setelah orang itu melihat kode dari Dira, orang itu langsung pergi dari sana.

Setelah itu Deon pun mengajak Dira masuk kedalam rumah untuk beristirahat. Mereka kini harus banyak beristirahat agar cepat pulih kembali.

CINTA YANG SESUNGGUHNYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang