68

45 3 0
                                    

Hari ini cukup menyenangkan bagi Dira karena Rangga pergi dari rumah ini dan memilih untuk tidak berurusan dengan Deon maupun dengan dirinya.
Kini yang tersisa di rumah ini hanya Erina. Dira ingin tahu apa yang akan di lakukan oleh Erina selanjutnya.

Meskipun sudah tidak ada yang mendukung nya lagi di rumah ini, Dira yakin kalau Erina pasti tidak akan pernah menyerah untuk menyingkirkan Deon dan dirinya.
Dira kini memandang ponselnya dan melihat potret nya bersama dengan Deon dan juga pangeran.

Sungguh berat rasanya jauh dari buah hati yang baru saja dia lahirkan, namun apa boleh buat itu yang terbaik untuk anaknya saat ini.

"Sepertinya aku terlalu santai sekarang."Ucap Dira.

Dira pun akhirnya memejamkan matanya untuk sesaat. Hingga suara ketukan pintu pun terdengar. "Siapa?."Tanya Dira.

"Maaf Nona saya pelayan, saya ingin mengantarkan minuman untuk Nona."Jawab seorang pelayan dari luar kamar Dira.

"Masuk."Saut Dira kemudian.

Setelah mendapat izin Dira, pelayan itu pun langsung masuk ke dalam kamar Dira sambil membawa minuman untuk Dira. Pelayan itu pun meletakan minuman yang di bawanya di atas nakas.

"Silahkan di minum Nona."Ucap pelayan.

"Nanti saya akan minum, kamu pergi saja."Ucap Dira.

Pelayan itu pun akhirnya melangkah pergi dari kamar Dira, setelah itu Dira bangkit dari tidurnya lalu meminum minuman itu.

Pelayan yang masih memperhatikan Dira pun langsung pergi dari sana setelah melihat kalau Dira sudah meminum minuman yang di bawanya.
Setelah meminum minuman itu Dira merasa kalau dirinya sangat mengantuk. Dira pun akhirnya tertidur dengan sangat pulas.

Tak lama dari itu pintu kamar Dira di buka kembali dan masuklah pelayan tadi untuk memastikan apakah Dira benar benar sudah tertidur atau belum.
Dan saat semua sudah aman, pelayan itu pun memanggil seorang pria untuk membawa Dira pergi dari rumah.

Semua yang di lakukan kedua orang itu adalah atas perintah Erina, dan agar Deon tidak mengetahui hal ini, Erina sudah membuat orang orang kepercayaan Deon tidak sadarkan diri lebih awal, termasuk Maya.

"Cepat bawa dia pergi dari sini!"Ucap Erina.

"Bagaimana dengan para penjaga di depan Nyonya? Apa semuanya aman?."Tanya seorang pria yang menggendong Dira.

"Tenang saja semuanya sudah aman."Jawab Erina.

Setelah mendengar jawaban dari Erina, kedua orang itu langsung bergegas membawa Dira pergi. Dan Erina kini tersenyum penuh kemenangan karena malam ini Dira akan habis di tangan nya.

"Tunggu ajal mu nanti malam Dira."Ucap Erina.

Pada malam harinya Erina langsung pergi ke suatu tempat di mana saat ini Dira di sekap. Dan sebuah keberuntungan bagi Erina karena Deon pun pulang terlambat hari ini.
Dan tidak ada seseorang yang tahu kalau Dira tidak ada di rumah.

Erina pergi dengan mengendarai mobilnya sendiri. Setelah menempuh perjalanan yang sangat jauh, Erina pun kini sudah sampai di sebuah gubuk terbengkalai dan jauh dari jangkauan penduduk sekitar.

Erina turun dari mobilnya lalu berjalan masuk ke dalam. Di dalam gubuk sangat gelap, sehingga penglihatan Erina tidak terlalu jelas. Namun Erina bisa melihat seorang wanita yang duduk dengan posisi kaki dan tangannya di ikat dan wajahnya yang di tutupi menggunakan kain.

"Dira Dira Dira. Mana dirimu yang sangat sombong itu? Mana yang katanya tidak terkalahkan itu?"Ucap
Erina yang kini tengah berada di hadapan wanita yang tengah di ikat itu.

"Ya sudahlah ya, pada akhirnya aku juga yang menang. Dan aku akan mengakhiri mu sekarang juga."Ucap Erina.

BBRRAAKK

Erina menoleh ke belakang saat mendengar pintu tertutup dengan cukup kencang. Erina melihat ke sekitar tapi tidak melihat apa pun. Hingga tiba tiba saja Erina mencium bau bensin.

Dan brussss, api membakar gubuk itu dalam sekejap. Erina pun kini panik dengan apa yang terjadi saat ini.

"Ada apa ini kenapa tiba tiba gubuk ini terbakar."Ucap Erina.

"Aku harus segera pergi dari sini sebelum aku ikut terbakar habis."Sambung Erina.

Erina berlari menuju pintu, namun saat akan keluar Erina tidak bisa membuka pintunya. Erina pun terus berusaha namun tetap tidak bisa membukanya.

Erina tahu kalau pintu di gubuk ini hanya ada satu, kalau pintu itu tidak bisa di buka itu artinya Erina tidak akan bisa keluar dari dalam gubuk. Erina melihat celah celah di gubuk itu, Erina pun berlari ke sana untuk melihat keluar dan meminta bantuan anak buahnya.

Namun saat Erina melihat ke celah celah itu, Erina melihat Dira yang tengah berdiri sambil tersenyum melihat kearah nya.

"Kalau Dira di luar lalu siapa wanita itu?."Tanya Erina pada dirinya sendiri.

Erina mendekat ke arah wanita yang tengah di ikat itu. Erina pun membuka penutup kepalanya dan alangkah terkejutnya Erina saat melihat wajah pelayan tadi.

"Kurang ajar, sepertinya aku sudah di jebak oleh Dira. Apa yang harus aku lakukan sekarang?."Ucap Erina.

Api kini sudah semakin besar dan asap pun semakin tebal, Erina kini sudah tidak dapat melakukan apa pun lagi. Teriak meminta tolong pun tidak ada gunanya karena tempat ini jauh dari jangkauan penduduk.

Dan di luar hanya ada Dira. Erina kini sudah tidak dapat bernafas karena asap yang sangat tebal hingga Erina hampir tak sadarkan diri.

"Mungkinkah ini akhir bagi ku. Apa mungkin ini yang di takutkan oleh Rangga. Aku kalah, aku benar benar kalah sekarang, llona jaga dirimu baik baik sayang, maaf mamah pergi meninggalkan kamu." Batin Erina hingga kini akhirnya Erina benar benar sudah berakhir.

Karena api yang sudah sangat besar dan sudah membakar seluruh bagian gubuk, Dira pun pergi dari sana menuju sebuah mobil yang sedari tadi sudah menunggu nya.

Dira mengetuk kaca mobil itu, lalu kaca mobil itu pun kini terbuka. "Sudah selesai bermainnya?."'Tanya seseorang dari dalam mobil yang tak lain adalah Deon. Dira pun mengangguk.

"Rio kamu tetap di sini dan pasti kalau dia tidak selamat"Ucap Deon pada Rio.

"Baik Tuan."Ucap Rio.

Rio pun keluar dari dalam mobil begitu juga Deon. Deon langsung masuk kembali dan duduk di belakang kemudi menggantikan Rio.

"Sebentar lagi Ziko akan datang untuk menemani mu di sini."Ucap Dira.

"Baik Nona."Ucap Rio.

Setelah itu Dira pun masuk ke dalam mobil lalu pergi meninggalkan Rio seorang diri di sana untuk menunggu sampai api itu padam dan memastikan kalau Erina tidak selamat kali ini.
Rio sudah tahu kalau akhir dari Erina akan sangat mengenaskan. Namun bagi Rio itu setimpal dengan apa yang sudah di perbuatanya selama ini.

CINTA YANG SESUNGGUHNYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang