Deon mencari keberadaan Dira, karena entah mengapa perasaan Deon menjadi tidak enak saat mendengar berita tentang pembunuhan Banu.
Sedangkan kini Dira sudah selesai mengganti pakaiannya dan Dira pun akan segera keluar untuk menemui Deon kembali.
Namun entah mengapa saat Dira baru melangkah beberapa langkah, tiba-tiba saja Dira merasa pusing dan akhirnya Dira pun jatuh pingsan.
Anak buah Dira yang memang masih ada di sana langsung mendekat ke Dira.
"Ketua."Ucap anak buah Dira.
"Ketua apa yang terjadi pada ketua?."Sambung anak buah Dira.
BRRUUGG
"Dira."Panggil Deon.
Deon tiba tiba saja membuka pintu kamar mandi dan masuk, melihat Dira tak sadarkan diri Deon langsung panik.
"Dira."Ucap Deon yang mengambil alih tubuh Dira dari anak buahnya.
"Apa yang terjadi pada istri saya?."Sambung Deon yang bertanya pada anak buah Dira yang menjadi seorang pelayan.
"Saya juga tidak tahu Tuan, tadi tiba tiba saja Nyonya terjatuh. Saya yang kebetulan melihat langsung berusaha untuk membantunya."Jawab anak buah Dira.
"Tuan sebaiknya bawa Nyonya ke rumah sakit sekarang."Sambung anak buah Dira.
Tanpa basa basi Deon pun langsung membawa Dira ke rumah sakit menggunakan mobilnya. Di dalam perjalanan Deon sangat mengkhawatirkan keadaan Dira.
"Apa yang sebenarnya terjadi pada mu sayang, kenapa kamu bisa seperti ini?."Ucap Deon.
Tak lama Deon sampai di rumah sakit. Deon langsung memantau Dira masuk ke dalam rumah, seorang suster pun membantu Deon untuk membawa Dira agar bisa cepat di periksa.
Saat Dira di periksa oleh Dokter, Deon hanya bisa menunggu di luar. Saat Deon sedang menunggu, tiba tiba saja llona, Erina dan Felix datang menghampiri Deon.
"Deon sedang apa kamu di sini?." Tanya Erina.
"Aku sedang menunggu Dokter memeriksa selesai Dira."Jawab Deon.
"Memangnya kenapa dia?."Tanya Erina kembali.
"Aku tidak tahu, karena saat aku mencarinya ke kamar mandi Dira sudah pingsan. aku langsung membawa Dira ke sini."Jawab Deon.
"Lalu kenapa kalian di sini?."'Sambung Deon yang bertanya pada mereka.
"Kami di sini karena kami ingin melihat keadaan Tuan Banu."Jawab Erina.
"Ya sudah kami pergi melihat keadaan Tuan Banu dulu ya."Sambung Erina.
"Aku di sini menemani Kak Deon."Ucap llona.
"llona kamu harus ikut bagaimana pun juga Tuan Banu itu paman kamup sekarang."Ucap Erina.
"Aku pergi duluan saja."Ucap Felix saat Erina dan llona masih berdebat.
"llona ayo pergi."Ajak Erina.
"Mamah saja sana, aku nggak mau."Saut llona.
"llona ."Panggil Erina.
"Aku nggak mau Mah, aku takut kalau sampai aku melihat keadaan Om Banu yang mengenaskan. Nanti aku terbayang bayang lagi, hiihh pokoknya aku nggak mau."Ucap llona kekeh.
"Ya sudah terserah kamu saja." Ucap Erina yang kemudian pergi menyusul Felix.
Sesampainya Erina di sana, Erina melihat keluarga Felix sedangkan menangis atas kepergian Banu. Erina pun melihat keadaan Banu yang begitu mengenaskan.
"Menyeramkan sekai. Siapa orang yang begitu tega melakukan hal ini. Tapi karena Tuan Banu sudah meninggal, aku harus mencari orang lain untuk membantu ku." Batin Erina.
Sedangkan kini Dokter yang memeriksa keadaan Dira sudah keluar dari dalam ruangan. Deon yang menyadari hal itu langsung menghampiri Dokter dan menanyakan keadaan Dira.
"Dokter bagaimana keadaan istri saya?." Tanya Deon.
"lstri anda baik baik saja."Jawab Dokter.
"Kalau dia baik saja lalu kenapa dia bisa pingsan?"' Tanya Deon.
"Istri anda memang baik saja. Dan menurut hasil pemeriksaan saya Istri anda saat ini sedang mengandung." Jelas Dokter.
"Maksud Dokter istri saya sedang hamil?."Tanya Deon memastikan.
"Benar. Tapi untuk lebih jelasnya, sebaiknya istri dan periksakan ke Dokter kandungan."Ucap Dokter.
"Baik Dok,p saya akan memeriksakan istri saya ke Dokter kandungan saat dia sudah sadar nanti."Ucap Deon.
“Kalau begitu saya permisi.” Ucap Dokter.
Setelah itu Dokter pun pergi meninggalkan Deon. Lalu Deon masuk ke dalam ruangan untuk melihat keadaan Dira. Dan setelah beberapa saat Dira pun akhirnya sadar. Deon sangat senang saat melihat Dira membuka matanya.
"Sayang kamu sudah sadar?." Tanya Deon.
"Aku ada di mana sekarang?." Tanya Dira.
"'Sekarang kamu sedang ada di rumah sakit."Jawab Deon.
"Di rumah sakit? Kenapa aku bisa ada di rumah sakit?."Tanya Dira.
"Aku tadi menemukan kamu tidak sadarkan diri di kamar mandi, jadi aku membawa mu ke rumah sakit."Jelas Deon.
"Dan kamu tahu, Dokter bilang kalau kamu sedang hamil."Sambung Deon.
"Hamil? Apa kamu yakin?." Tanya Dira tak percaya.
"Iya, dan untuk memastikannya kita akan memeriksakan ke Dokter kandungan nanti."Ucap Deon.
"Sayang, apakah kamu senang mendengar berita ini?."Sambung Deon yang bertanya pada Dira.
"Tentu saja aku senang."Jawab Dira sambil tersenyum.
Deon mencium tangan dan kening Dira dengan penuh kasih sayang. llona yang sudah mengetahui tentang kehamilan Dira merasa benar-benar senang, dengan begitu Felix benar-benar tidak ada kesempatan lagi untuk kembali lagi pada Dira.
Tapi llona juga sedikit khawatir jika sampai anak itu lahir, karena pasti akan sulit baginya dan juga Erina untuk menguasai Deon dan seluruh harta kekayaannya.
"llona."Panggil Erina sambil berjalan mendekat pada llona.
"Di mana Deon?."Sambung Erina yang bertanya pada Ilona.
"Kak Deon di dalam."Jawab Erina.
"Apakah Dira sudah sadar?." Tanya Erina kembali.
"Sudah Mah, dan Dokter bilang kalau Dira saat ini sedang hamil Mah."Jawab llona.
"Hamil?"Ucap Erina tak percaya dengan apa yang dia dengar.
"Iya, tapi ini masih dugaan Mah. Nanti Kak Deon akan memeriksa Dira ke Dokter kandungan agar lebih jelas lagi."
"Bagaimana ini bisa terjadi? Menyingkirkan Dira saja masih belum berhasil, dan kini Dira malah hamil. Semuanya kini akan semakin sulit" Batin Erina.
Karena llona sudah merasa lelah akhirnya llona mengajak Erina untuk pulang. Hari ini cukup kacau, di hari pernikahannya mengapa harus ada kejadian yang begitu mengerikan. Di tambah lagi dengan berita kehamilan Dira benar-benar membuat llona mau pun Erina pusing sendiri.
keesokan harinya Deon dan Dira pergi ke Dokter kandungan. Dan setelah di periksa kembali,
Dira benar-benar hamil positif. Hal itu tentu saja membuat Deon mau pun Dira sangat senang.
Setelah selesai, mereka memutuskan untuk langsung pergi ke rumah keluarga Felix untuk turut turut berduka cita atas meninggalnya Banu.
Sesampainya mereka di sana, mereka melihat Jhon dan yang lainnya masih sedih di atas kepergian Banu.
Walau pun Deon dan Dira datang untuk berkabung, tapi Deon mau pun Dira sedikit pun tidak merasa sedih atau kehilangan sama sekali.
![](https://img.wattpad.com/cover/304940714-288-k184323.jpg)