36

67 4 0
                                    

Ardian kini sudah sampai di rumah. Ayu yang melihat Ardian sudah pulang langsung menghampiri Ardian yang tengah duduk di ruang tamu.

"Kamu dari mana?."Tanya Ayu.

"Nggak dari mana mana kok Bunda."Jawab Ardian.

"Jangan bohong Ardian. Bunda tahu betul kamu itu seperti apa, kamu tidak akan pernah tidak menepati ucapan kamu sendiri kalau pun kamu memang tidak bisa, kamu pasti akan memberi tahu Bunda dulu."Ucap Ayu.

"Kamu pergi ke bukit lagi?"'Sambung Ayu yang bertanya pada Ardian.

"Maaf Bunda."Ucap Ardian.

Ayu bangkit dari duduknya lalu pindah duduk di samping Ardian. Ayu membelai punggung Ardian dengan penuh kasih sayang.

"Sayang, Bunda tidak melarang kamu pergi ke bukit. Tapi Bunda berharap kamu bisa melepas dan melupakan semuanya, karena hidup kamu masih panjang. Sedangkan dia tidak akan pernah bisa kembali lagi"Ucap Ayu.

"Kamu mengerti maksud Bunda bukan?."'Sambung Ayu yang bertanya pada Ardian.

"lya Bunda aku mengerti."Ucap Ardian.

"Ya sudah sekarang kamu bersih bersih dulu sana, bau keringat nih."Ucap Ayu.
Setelah itu Ayu dan Ardian pergi ke kamar mereka masing masing.

✨✨✨

Dira kini sedang berendam air hangat bersama dengan Deon di dalam kamar mandi, Deon memeluk Dira dari belakang sambil sesekali Deon mengelus perut Dira.

"Aku tidak sabar menunggu dia lahir"Ucap Deon.

"Aku juga. Setelah dia lahir aku akan menjadikan dia anak yang tangguh dan penguasa yang tidak akan terkalahkan."Ucap Dira sambil tersenyum.

"Maksud kamu?."Tanya Deon memastikan.

"Maksud aku ya seperti kamu."Ucap Dira.

"Ya ampun kenapa aku bisa keceplosan sih, tapi tidak masalah karena aku yakin Deon pasti percaya dengan alasan yang aku berikan tadi." Batin Dira.

"Tentu saja, kamu tidak perlu khawatir. Aku pasti akan menjadikan dia anak seperti yang kamu inginkan."Ucap Deon.

Karena sudah cukup lama mereka berendam, mereka memutuskan untuk menyudahi acara berendam mereka.
Setelah selesai Dira meminta Deon membuatkan Jus mangga untuk nya.

"'Sayang.'Panggil Dira.

"lya kenapa sayang?."Tanya Deon.

"Aku mau minum jus mangga buatan kamu."Jawab Dira yang langsung memeluk Deon.

"Baiklah aku akan membuatkannya untuk kamu sayang."Ucap Deon sambil mencubit hidung mancung Dira.

"Kamu tunggu di sini sebentar, aku akan membuatkan jus mangga untuk mu di bawah."Sambung Deon.

"Aku mau ikut."Ucap Dira dan Deon hanya menjawab sambil mengangguk.

"Tapi gendong."'Sambung Dira sambil tersenyum.

"Baiklah, ayo naik ke punggung aku."Ucap Deon.

Dira langsung berdiri di atas tempat tidur lalu Dira naik ke punggung Deon. Setelah itu Deon turun ke bawah sambil menggendong Dira.

Saat mereka turun kebetulan Rangga baru saja datang, dan tentu saja Rangga melihat kemesraan
Deon dan Dira.

"Ingin rasanya aku langsung menarik kamu dari gendongan Deon, karena aku tidak rela jika aku harus melihat kamu bermesraan dengan dia." Batin
Rangga.

"'Apa yang kamu lihat?."Tanya Deon pada Rangga.

"Tidak ada."Jawab Rangga.

Rangga pun langsung pergi meninggalkan Deon dan
Dira dengan hati yang terbakar api cemburu.

" Dia kenapa?."Tanya Dira.

"Iri kali." Jawab Deon.

"Hmmm maklumlah namanya juga jomblo."Ucap Dira.

"Tau dari mana kalau dia jomblo?."Tanya Deon heran.

"Liat aja mukanya melas gitu, mana ada wanita yang mau sama pria yang mukanya melas dan kusut kaya dia."Ucap Dira.

Deon dan Dira pun tertawa bahagia, setelah itu mereka langsung pergi ke dapur. Ternyata bukan hanya Rangga yang melihat Deon dan Dira tengah bermesraan seperti itu.

Gaby yang kebetulan sedang berada di dapur mengambil air minum pun melihat nya. Gaby juga sangat iri pada Deon dan Dira yang begitu romantis.

"Dira hebat ya bisa buat Kak Deon yang sebegitu dingin dan kerasnya seketika bisa menjadi pria yang romantis dan hangat." Batin Gaby.

Deon menurunkan Dira dari gendongan nya, Dira pun kini duduk agar bisa memperhatikan Deon yang akan membuatkan jus untuk nya.
Saat Dira duduk dan memperhatikan Deon, Gaby berjalan dan mendekat pada Dira.

"Kamu hebat ya bisa membuat Kak Deon menjadi pria yang romantis dan hangat seperti sekarang."Ucap Gaby.

"Aku jadi penasaran apa yang kamu lakukan pada Kak Deon? Dan apakah aku bisa mengikuti nya agar aku bisa mendapat hati dia."Sambung Gaby.

Sebenarnya Gaby tidak sadar kalau saat ini dia sedang berbicara pada Dira dan secara tidak langsung Gaby sedang mencurahkan isi hatinya pada Dira. "Maksud kamu apa?."Tanya Dira yang kurang mengerti dengan apa yang di maksud oleh Gaby.

"Hah, eh...tu itu, itu bukan apa apa."Ucap Gaby yang kemudian pergi meninggalkan Dira.

"Kenapa semua orang di rumah ini aneh aneh sih."Ucap Dira.

"Biarkan saja sayang, Gaby memang seperti itu."Ucap Deon yang ternya sedari tadi melihat dan mendengar ucapan Gaby pada Dira.

"Maksudnya?."Tanya Dira.

"Gaby itu gadis yang pendiam, dan jarang mengungkapkan isi hatinya pada orang lain termasuk pada Mamah Erina. Tapi mungkin karena Mamah Erina terlalu fokus pada llona dan kurang perhatian pada Gaby sehingga Gaby jadi seperti itu. Terkadang dia mengungkapkan isi hatinya secara tidak sadar pada orang lain."Jelas Deon.

"Kasian juga ya, lalu kenapa kamu juga lebih perduli pada llona, bukan pada Gaby?."Tanya Dira.

"Asal kamu tahu ya sayang, aku tidak pernah perduli pada semua orang yang ada di rumah ini, kecuali kamu dan anak kita."Jawab Deon.

"Benarkah itu?."Tanya Dira memastikan.

Deon hanya tersenyum lalu mencium kening Dira. Deon pun lanjut membuat jus mangga untuk Dira. Dira tidak perduli tentang semua orang di rumah ini, Dira tahu alasan kenapa Deon tidak perduli pada semua orang yang ada di sini karena itu bukan urusan nya.

Tak lama Deon memberikan jus mangga yang selesai dia buat pada Dira. Namun tiba tiba handphone Deon berdering.

"Sayang tunggu sebentar ya, aku angkat telepon dulu. Kamu habiskan saja jus nya."Ucap Deon.

"Iya, terimakasih sayang."Saut Dira.

Dira pun menikmati jus mangga nya sambil memainkan handphone nya. Tidak lupa Dira memeriksa pesan dari anak buahnya yang ada di kastil, agar Dira tahu perkembangan kastil saat dia tidak ada di sana.

Dira pun harus mempertimbangkan misi yang berbahaya dan memilih tim mana yang akan menjalankan misi itu.
Setelah cukup lama akhirnya Deon kembali menghampiri Dira yang masih duduk di sana.

Deon mencium kening Dira lalu meminta maaf karena sudah membuatnya menunggu lama.

"Maaf sayang karena aku sudah membuat kamu menunggu lama di sini."Ucap Deon.

"Iya tidak papa."Saut Dira.
Setelah itu Deon menggendong Dira kembali saat akan pergi ke kamar.

CINTA YANG SESUNGGUHNYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang